Mohon tunggu...
Adi Sastra
Adi Sastra Mohon Tunggu... -

seorang yang romantis / @ADSastrawidjaja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lemahnya KPK di Hadapan Cikeas

8 Juni 2015   10:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:17 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi begini teman-teman. Minggu lalu sempat ada sedikit ribut-ribut kecil di Indonesia ini. Selain Dahlan Iskan, kita juga harus mengkritisi salah satu berita yang ter-blow up. Walaupun langsung tertutup oleh riuhnya berita tentang Dahlan Iskan. Apakah itu? Saya bolehlah menyebut nama anak mantan presiden Indonesia SBY yaitu Edhie Baskoro Yudhoyono atau kerap dipanggil Ibas

Mari kita mulai dari berita ini Sutan Bhatoegana Ungkap Pertemuannya dengan Rudi Rubiandini dan Ibas. Berita ini adalah kelanjutan dari penanganan kasus suap SKK Migas yang membawa nama Rudi Rubiandini. Dalam berita tersebut, diungkapkan bahwa Sutan Bhatoegana mengatakan ada pertemuan dengan Ibas dalam membahas tentang manuver mengalahkan PT Timas dalam pelelangan. Apa intinya? Adanya Ibas dalam kasus SKK Migas tersebut.

Masuknya nama Ibas dalam SKK Migas tersebut mungkin akan menambah coreng buruk wajah SBY. Dimana sebelumnya nama beliau dikaitkan dengan kasus Century. Tapi sepertinya ada “upaya” untuk mengamankan Ibas. Dalam hal “upaya” ini ada nama KPK yang tidak segera memanggil Ibas untuk diperiksa. Hal ini mendapatkan beberapa komentar, sebut saja pengamat politik dari UI, Muhammad Butyana mengatakan “Ada apa ini? Kok KPK kesannya melindungi Ibas? Makanya saya minta Polri membongkarnya. Ada apa di balik diamnya KPK? Apakah KPK melindungi Ibas? Kalau iya,maka praktIk ini harus dibongkar," (baca Kasus Ibas Mengambang, Polri Harus Periksa Pimpinan KPK)    

Politikus Partai Demokrat, Gede Pasek pun tidak tinggal diam dalam mengkomentari hal ini. Dia menilai KPK kalau sudah berhadapan dengan nama sebuah keluarga “Yudhoyono” malah melempem. "KPK seakan gamang dan gemetar kalau sudah menyentuh dua nama itu (Ibas dan SBY). Slogan (KPK) berani jujur hebat, lenyap," Alasan-alasan KPK yang dibeberkan oleh Gede Pasek adalah bahwa mereka membutuhkan verifikasi, dokumen dan banyak hal sebelum melakukan pengusutan terhadap Ibas atau SBY. Padahal hal tersebut sudah menjadi fakta di persidangan. (baca: Memang Fakta KPK Tak Berkutik Hadapi Ibas dan SBY)  

Komentar juga muncul dari politikus Golkar, Muhammad Misbakhun. Inisiator hak angket Century ini juga menyayangkan sikap KPK. Misbakhun menanyakan dimana kehadiran KPK dalam kasus ini. Padahal nama Ibas sudah masuk BAP sidang Bathoegana. "Justru sebuah tanda tanya besar bagi saya ketika nama Mas Ibas sudah disebut berkali-kali dalam BAP Pak Sutan Bathoegana dan disebutkan dalam kesaksian para saksi di pengadilan Tipikor tapi nama Mas Ibas tidak pernah sedikitpun memperoleh panggilan dari KPK," (Misbakhun Heran KPK Tak Pernah Periksa Ibas)     

Dalam beberapa berita tentang kasus ini, ketidakpercayaan terhadap KPK mengakibatkan desakan terhadap Polisi untuk menangani kasus ini. Seharusnya dengan cobaan bertubi-tubi terhadap KPK belakangan ini dan membuat pamor mereka turun. KPK harus mencoba menaikkan nama Ibas untuk diperiksa. Setidaknya ini bisa menaikkan nama KPK yang sempat turun. Hal ini senada dengan Misbakhun yang mengatakan "KPK harus memanfaatkan momentum disebutkannya nama Mas Ibas ini untuk mengangkat kembali reputasinya yang sudah mulai terpuruk akibat kekalahannya dalam 3 kali pra peradilan,"     

"Apalagi uang yang beredar dalam kasus yang melibatkan Pak Sutan tersebut mencapai jumlah yang fantastis yaitu nilainya triliunan,"

Dari uraian saya tersebut memang sudah jelas yah. Bagaimana nama Ibas seringkali disebut. Sekarang, tinggal bagaimana dengan sikap KPK sebagai lembaga negara yang membidangi hal ini untuk mengekseksui Ibas. Sudah saatnya KPK terlepas dari kesan “pelindung keluarga SBY”. Ini adalah ujian untuk KPK, efeknya? Tentu sangat positif. Bukan hanya terhadap KPK, tetapi terhadap Indonesia.

Semoga KPK tidak tuli dan buta menyikapi hal ini.    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun