Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Segala Jalan Tuhan adalah Kasih Setia dan Kebenaran

30 Desember 2022   12:47 Diperbarui: 30 Desember 2022   13:02 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tema natal yang lalu kita belajar bagaimana orang-orang Majus mengambil jalan lain kembali ke negerinya setelah berjumpa dengan bayi Kristus. Jalan lain yang diambil oleh mereka adalah jalan yang tidak mudah, jalan yang terjal, penuh dengan kerikil, jalan yang penuh perjuangan, air mata, dan keringat. Akan tetapi mereka tetap memilih jalan itu supaya mereka dapat tiba di negeri mereka dengan selamat dan tentunya jalan itulah yang dikehendaki oleh Tuhan. Karena kalau kita membaca dalam Matius 7:14, di sana dikatakan, "Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikitlah orang yang mendapatinya". Ada begitu banyak orang yang memilih jalan yang nyaman, jalan yang enak, jalan yang nikmat; sebaliknya sedikit yang memilih jalan Tuhan. karena pasti akan disertai dengan pergumulan dan doa.

Mazmur 25, digolongkan sebagai Mazmur Kepercayaan yang berisi tentang doa penyerahan diri dari seorang yang sadar akan dosanya, dan memohon pembebasan dari Tuhan terhadap kesesakan, akibat dari ancaman-ancaman lahiriah yang dialaminya. Yang menarik di sini adalah ketika pemazmur mengungkapkan imannya yang mencakup tiga aspek (ayat 1-3): Pertama, ia mengangkat jiwanya kepada Tuhan untuk berdoa. Artinya ia mengarahkan seluruh perhatiannya hanya kepada Tuhan. Kedua, ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan dengan keyakinan bahwa ia tidak mungkin dipermalukan oleh musuhnya, sebab Tuhanlah yang menjadi Pembelanya. Dan yang ketiga, ia menanti-nantikan Tuhan sedemikian rupa, dengan pengharapan janji Tuhan pasti digenapi. Kata "menantikan" terdapat 3 kali dalam perikop ini (ay 3, 5, 21).

Patut diperhatikan bahwa dalam penulisan Ibrani, jika terdapat kata yang diulangi, berarti hal itu merupakan suatu hal yang sangat penting. Kata "menantikan" dalam bahasa Ibrani "qawah" yang berarti, "mengharapkan sesuatu yang pasti datang." Seperti penjaga malam yang menantikan pagi yang pasti datang. Atau petani yang menantikan tuaian yang pasti akan tiba dari tanaman yang dipeliharanya. Kepastian akan pertolongan Tuhan bukan bersumber dari usaha pihak manusia yang berhasil "membujuk" Tuhan. Tetapi datang dari kebaikan Allah sendiri, yaitu rahmat Allah. Artinya sama dengan rahim, cinta kasih seorang ibu terhadap anaknya. Dan kasih setia Tuhan berdasarkan perjanjianNya sejak berabad-abad (ay 5-6).

Dengan demikian di dalam kelemahan dan kesesakkannya, pemazmur tetap merasa optimis akan kepedulian Tuhan, sebab ia percaya kepada Allah yang setia kepada janjiNya. Itu sebabnya dalam perspektif pemazmur yang juga seharusnya menjadi dasar iman orang percaya, bahwa: "Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatanNya. (ay 10).

Dengan demikian terkait dengan tema "Segala jalan Tuhan adalah kasih Setia dan kebenaran", maka berdasarkan perikop ini (Mazmur 25:1-10) kita dapat belajar tiga (3) hal penting untuk masuk dan menghidupi tahun baru, tahun 2023.

  • Mari kita mengarahkan perhatian kita hanya kepada Tuhan 

Mengarahkan perhatian kita kepada Tuhan berarti kita hanya fokus kepada Tuhan saja. Ini sama halnya kita hidup bergaul dengan-Nya, bersahabat dengan-Nya, membangun persekutuan dengan-Nya, taat dan patuh kepada hukum-Nya serta memiliki kehidupan yang selaras dengan kehendak-Nya. Apabila ini kita lakukan, maka saya yakin kita dapat menjalani tahun baru ini dengan penuh pengharapan dan keyakinan. Karena kita selalu mengarahkan pandangan kepada Tuhan.

Mungkin kita akan diperhadapkan dengan banyak masalah, banyak persoalan, tetapi karena Tuhan bersama-sama dengan kita maka pasti kita dapat mengatasi setiap masalah itu. Mengapa ada begitu banyak orang yang putus asa atau dikalahkan oleh masalah? Itu karena mereka lebih fokus kepada masalah dan melupakan Tuhan. Jadi dalam menjalani tahun 2023 mari kita tetap fokus kepada Tuhan.

 

  • Mari kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan 

Selain fokus kepada Tuhan, kita juga patut pasrah dan menyerahkan kehidupan sepenuhnya kepada-Nya. Jangan pernah mengandalkan dirimu, mengandalkan kekuatanmu, mengandalkan pikiranmu dan mengandalkan pengalamanmu. Jangan pernah mengandalkan manusia, karena pasti manusia akan mengecewakan. Untuk itu, marilah kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Supaya setiap persoalan dan masalah kita dapat diselesaikan olehnya.

  • Mari kita menanti-nantikan Tuhan

Yang terakhir, marilah kita menanti-nantikan Tuhan dan janji-Nya digenapi dalam kehidupan kita. Ketika Tuhan berjanji akan menyertai dan memelihara hidup kita, maka yakinlah pasti itu akan ditepati oleh-Nya. Mari kita memiliki sikap seperti para penjaga yang begitu menanti-nantikan datangnya pagi. Atau seperti petani yang menantikan masa panen. Artinya kita menantikan Tuhan dengan kesetiaan, dengan ketekunan, dengan perjuangan, dan dengan kehidupan yang selalu mempermuliakan Tuhan. Supaya kita tidak kalah dan tidak ditaklukkan oleh dunia ini. Sebaliknya, kita menjadi kelompok pemenang yang layak menerima janji dan keselamatan yang sempurna dari-Nya di dalam Yesus Kristus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun