Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bergumul dan Menang

3 November 2022   20:48 Diperbarui: 4 November 2022   09:32 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah pergumulan itu? Pada kenyataannya, ketika kita berkata bahwa kita sedang bergumul, sebenarnya kita sedang ada masalah. Sebagai orang Kristen, kita lebih cenderung memilih kata "bergumul" daripada kata "masalah" untuk menjaga identitas kekristenan kita. 

Pergumulan Kristen yang sebenarnya adalah ketika dalam menghadapi suatu masalah, dan kita mencari kehendak Tuhan atau melibatkan Tuhan dalam masalah tersebut. Karena jikalau tidak menyertakan Tuhan dalam masalah yang sedang dihadapi, maka hal tersebut bukanlah merupakan pergumulan.

Itulah sebabnya, tidak semua masalah yang kita hadapi dalam hidup ini dapat disebut pergumulan. Terutama apabila masalah itu, kita hadapi sendiri dan tidak melibatkan Tuhan di dalamnya. 

Akhir-akhir ini, sebagai orang Kristen kita diperhadapkan dengan berbagai macam masalah. Masalah ekonomi, masalah kesehatan, masalah pekerjaan, masalah rumah tangga, dll. Pertanyaannya: sejauh mana kita melibatkan Tuhan dalam setiap masalah yang kita hadapi ini?

Dari sekian banyaknya masalah yang kita alami, tidak sedikit yang apabila kita gagal menyelesaikannya dapat menggerus integritas kita, dapat menjerumuskan kita semakin dalam ke dalam lumpur dosa.

Hal itu tampak terlihat jelas dalam dua fenomena yang beberapa bulan terakhir mengemuka ke publik. Misalnya: pembunuhan brigadir J., dan pembunuhan yang dilakukan oleh RT terhadap gadis Toraja yang mayatnya di buang di kolong Tol Becakayu. Tentunya dua peristiwa ini membukakan mata kita bahwa betapa pentingnya setiap masalah itu dijadikan pergumulan kita atau melibatkan Tuhan di dalamnya.

Kita harus akui bahwa masalah yang paling berat dan paling sulit yang kita hadapi adalah mengendalikan diri kita sendiri. Terkadang kita sulit mengontrol emosi, mengontrol kedagingan, mengontrol keinginan hingga sisi kemanusiaan kita. Sehingga seringkali kegagalan kita mengontrolnya membawa atau menjerumuskan kita ke dalam situasi konflik dengan diri sendiri, konflik dengan sesama dan termasuk dengan Tuhan.

Hal inilah yang juga dialami oleh Yakub. Sejak dari dalam kandungan Yakub sudah bergulat dengan abangnya Esau. Bahkan nama Yakub sendiri berarti "pemegang tumit" (Kej. 25:26). Karena ketika dia lahir sambil memegang tumit Esau abang kembarnya. 

Itulah sebabnya nama yang diberikan kepadanya berarti "ia memegang" atau "ia sudah memegang" (Ibrani: ya'agov). Lalu bagaimana menghubungkan dengan arti "penipu", oleh karena Yakub juga seringkali diartikan demikian. Inilah arti ungkapan "memegang tumit seseorang" (bdk. Kej. 25:26; 27:36; Hos. 12:4; Yer. 9:4). Di mana Yakub mendapat hak kesulungan dengan mengambil keuntungan dari kelaparan abangnya. 

Tidak sampai di situ saja, Yakub juga memperdaya Ishak, ayahnya; supaya memberikan berkat kepadanya. Walaupun dia sudah dinubuatkan sebagai penerima hak kesulungan, dia tetap mengupayakan hal itu dengan tangannya sendiri. Dia menipu kakak (Kej. 25:29-34) dan ayahnya (Kej. 27:1-29). 

Selain itu masih ada sisi negatif dari Yakub, seperti: Alkitab mencatat bahwa dia juga mencuri dari mertuanya (Laban). Artinya Yakub bukanlah orang yang istimewa. Dia memiliki banyak sisi manusiawi yang sekaligus menjadi kelemahannya. Sehingga nyaris seumur hidupnya, Yakub selalu bergumul dengan sisi manusiawinya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun