Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cinta Lebih Kuat daripada Maut

28 Maret 2020   21:39 Diperbarui: 28 Maret 2020   21:51 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari: rec.or.id

Meskipun ada banyak orang yang meragukan otoritas dari Kitab Kidung Agung, tapi kitab ini juga diwahyukan Roh Kudus dan dimasukkan ke dalam Alkitab untuk menggarisbawahi asal-usul ilahi dari sukacita dan martabat kasih manusia di dalam sebuah pernikahan. 

Kitab Kejadian menyatakan bahwa seksualitas manusia dan pernikahan mendahului kejatuhan manusia ke dalam dosa. Walaupun dosa telah mendistorsi pengalaman manusia yang paling penting ini, Tuhan ingin kita tahu bahwa pernikahan itu bisa murni, sehat, dan indah. 

Karena itu Kidung Agung, memberikan model yang bersifat memperbaiki di antara dua ekstrem dalam sejarah: (1) peninggalan kasih pernikahan untuk perilaku seksual yang tidak wajar (yaitu, hubungan homoseksual atau lesbian) dan hubungan heteroseksual sepintas di luar pernikahan, dan (2) pertapaan yang seringkali secara keliru dianggap pandangan Kristen terhadap seks, yang menyangkal kasih jasmaniah di dalam hubungan pernikahan.

Kidung Agung 8:5-7 merupakan klimaks dari cerita cinta yang dikemukakan oleh Salomo dengan melukiskannya dengan kondisi yang cukup mengharukan. Melalui sebuah pergumulan yang panjang, akhirnya sang gembala bersama sang kekasihnya dapat meninggalkan istana dan seolah-olah kembali ke tempat asal mereka (ay.2). 

Kemewahan istana seolah-olah diabaikan oleh sepasang kekasih ini. Tentunya situasi ini hendak menegur orang-orang untuk senantiasa melihat pernikahan sebagai sesuatu yang berharga, karena diikat oleh cinta yang Tuhan telah anugerahkan. Sehingga situasi kondisi tidak akan pernah bisa mempengaruhinya bahkan membuatnya hilang dan pudar.

Pada 8:5-7 sebenarnya ada tiga hal yang hendak dikemukakan oleh Salomo perihal Cinta lebih kuat dari pada maut yang sekaligus akan sangat bermanfaat bagi setiap keluarga Kristen, yakni:

Pertama, Suami-istri (cinta) harus saling membutuhkan dan merindukan satu sama lain (ay.5). Sebenarnya Kejadian 2 sudah memberikan penegasan tentang hubungan atau relasi suami-istri (Kej. 2:24). 

Suami istri sudah menjadi satu daging. Perempuan yang diciptakan atau dibentuk dari laki-laki, kemudian dipersatukan lagi dengan laki-laki tersebut. 

Hal yang serupa pun sebenarnya hendak dikemukakan oleh Kidung Agung 8:5, "Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau."

Ada indikasi bahwa sepasang kekasih ini sebelumnya terpisah atau dipisahkan, namun sekarang mereka kembali dipersatukan karena kekuatan cinta mereka -- bukan karena gairah atau nafsu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun