Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

"Perhatikan Juga Orangtuamu!"

18 Agustus 2022   08:12 Diperbarui: 18 Agustus 2022   08:13 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th

                      Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri. Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku (Mat. 15:1-9).

                      Cobalah ingat, barangkali saudara pernah menemui orang di mana setiap kali ada pengumuman untuk persembahan pembangunan gereja, uang makan untuk hamba Tuhan, dan keperluan lainnya seperti acara natal, paskah, dll, selalu aktif untuk menabur, bahkan taburanya melebihi apa yang diminta oleh gereja, dan pemberiannya tidak pernah terlambat !!!! Apa yang dilakukannya adalah benar jika orang tersebut juga secara seimbang mau memberi dengan sukacita kepada orangtua atau keluarganya. Namun, jika ada orang yang aktif menabur di rumah Tuhan, namun sulit memberi atau hitung-hitungan ketika memberi kepada orangtua atau keluarga maka orang tersebut adalah orang yang paling malang dan melarat karena orang tersebut nampak rohani di gereja tetapi jadi batu sandungan bagi keluarga dan orangtuanya.

                       Coba lah perhatikan dengan seksama nats di atas !!! Dalam nats di atas di kisahkan ada orang yang menabur untuk Tuhan bahkan memberi kepada Tuhan apa yang sudah dia persiapkan untuk pemeliharan orangtuanya. Apakah Tuhan Yesus membenarkan perbuatan yang demikian? Wah.. ternyata Tuhan Yesus menentang orang yang dengan sok.. sok.. melakukan hal yang nampaknya rohani  tetapi sebenarnya adalah hal yang munafik. Tuhan tidak melarang kita memberi persembahan yang terbaik kepada-Nya, justru kita harus mempermuliakan Dia dengan harta kita (Amsal 3). Namun, Tuhan  menentang orang yang mengabaikan orantuanya, Tuhan menentang orang yang pelit, dan kikir kepada orangtuanya. Memberi dan menabur kepada orangtua merupakan salah satu bentuk bahwa kita menghormati orangtua  kita dan dengan demikian kita melakukan firman Tuhan.

                   Kalau kita mampu memberi kepada orangtua, namun kita baru akan memberikannya setelah orangtua kita meminta kepada kita sampai dua atau tiga kali, maka kita membuat orangtua kita sama seperti orang lain yang tidak kita kenal. Seorang hamba Tuhan, Pendeta atau Pastor, Majelis jangan senang dulu ketika jemaat datang memberikan persembahan yang banyak ke gereja saudara.  Anda harus cek dulu bagaimana hubungan anak dengan orangtua dalam keluarganya,  cek dulu hubungan menantu dengan mertuanya, cek dulu semua hubungan dan komunikasi keluaga dalam jemaat yang anda layani. Jangan sampai anda senang menerima persembahan jemaat yang besar padahal jemaat yang dilayani pelit dan kikirnya  setengah mampus kepada orangtua dan keluarganya sendiri.

                   Kesimpulannya: "Jadilah berkat terutama bagi Tuhan, keluarga (orangtua), dan juga bagi gereja dan sesama."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun