Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th
             Sahabat Pendoa! Stefanus adalah salah satu dari ketujuh pelayan diakonia yang dipilih untuk melayani orang miskin dari kaum Yahudi (Kis. 6:5). Ketika melakukan pelayananya, ternyata Tuhan juga mengaruniakan kepada Stefanus berbagai karunia dan kuasa sehingga ia mengadakan berbagai tanda-tanda dan mujizat (Kis. 6:8). Selain itu, Stefanus dengan penuh hikmat berupaya untuk memperkenalkan dan meyakinkan bangsa Yahudi yang dari Kilkia dan Asia bahwa Yesus adalah Tuhan. Ternyata pelayanan dan berita Injil yang disampaikan oleh Stefanus membuat para tua-tua Yahudi dan ahli Farisi menyeret Stefanus ke pengadilan Mahkamah Agama supaya ia dihukum karena dianggap telah menghujat Allah (Kis. 6:11).
             Sahabat Pendoa! Dalam sidang Mahkama Agama, Stefanus beroleh kesempatan untuk menyampaikan kebenaran, yakni sehubungan dengan pengalaman bangsa Israel dengan Allah yang telah memimpin mereka mulai dari tanah Mesir sampai pada zaman raja Salomo yang membangun bait Allah. Stefanus juga menyampaikan bahwa bahwa nabi-nabi yang dibunuh oleh umat Israel karena menyampaikan pesan dari Allah (Kis. 7:1-53). Ternyata, kebenaranan yang disampaikan oleh Stefanus tidak direspon dengan benar oleh para tua-tua dan ahli Farisi tersebut. Sebaliknya mereka malah sakit hati, tersinggung kemudian menyerbu Stefanus serta melemparinya dengan batu yang membuat Stefanus menjadi meninggal.
             Sahabat Pendoa! Yang sangat menarik sebelum Stefanus meninggal ialah Stefanus masih mampu untuk berdoa bahkan dia tidak hanya berdoa untuk menyerahkan nyawanya saja (Kis. 7:59), Stefanus juga berdoa bagi orang yang membunuhnya. Dalam doanya, Stefanus berkata: Supaya Tuhan tidak menaggungkan dosa orang yang membunuhnya (Kis. 7:60). Adapun maksud dari doa Stefanus ini adalah dia mendoakan supya orang yang membunuhnya beroleh kesempatan untuk bertobat dan diselamatkan. Hal inilah yang penting untuk kita renungkan dan terapkan, yakni supaya ketika kita berdoa, kita tidak hanya berdoa untuk kepentingan diri kita sendiri tetapi berdoa juga untuk kepentingan orang lain. Bahkan kita juga diingatkan supaya kita tetap mendoakan keselamatan orang lain yang mungkin pernah menyakiti dan melukai hidup kita. Kita bukan hanya melepaskan pengampunan tetapi juga berdoa supaya orang tersebut bisa berjumpa dan mengenal Tuhan Yesus dengan benar.
             Sahabat Pendoa! Pada akhirnya, sama seperti Stefanus tetaplah lakukan kebenaran dan setia sampai mati mengikut Tuhan Yesus dan jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi balaskanlah kejahatan dengan memberkati orang tersebut dan mendoakan keselamatan hidupnya baik di bumi dan di surga oleh iman kepada Tuhan Yesus.