Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"5 Tanda Sebagai Warga Kerajaan Allah Dalam Menghadapi Penderitaan"

27 Mei 2022   14:43 Diperbarui: 27 Mei 2022   14:49 7129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th

                     Sahabat Pembaca yang beriman! Pada dasarnya kita semua adalah orang berdoa dan layak untuk menerima murka dan hukuman dari Tuhan (Rom. 3:23, 6:23). Namun, oleh anugerah dan kemurahan Tuhan, yakni melalui pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib kita beroleh pengampunan dan keselamatan. Oleh iman kepada Tuhan Yesus, kedudukan kita tadinya adalah masuk dalam daftar penghuni neraka namun diubahkan dan dipindahkan menjadi penghuni surga. Jadi meskipun sementara kita masih hidup dalam dunia yang fana dan penuh penderitaan ini, namun kita telah menerima status dan kedudukan sebagai warga kerajaan Allah. Seperti yang tertulis dalam Filipi 3:20 yang berbunyi: "Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia . . . ." Sahabat Pembaca yang beriman! Mengingat bahwa kedudukan kita sebagai warga Kerajaan Sorga, maka rasul Paulus mendorong dan memotivasi kita supaya memiliki sikap dan respon yang berbeda dengan mereka yang belum percaya kepada Tuhan Yesus saat menghadapi berbagai tantangan dan penderitaan di dunia yang fana ini. . Rasul Paulus mengingatkan kita untuk tetap berdiri teguh dalam iman untuk menghadapi tantangan dan persoalan hidup yang berat, sambil berharap menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang membawa kita untuk hidup dan menduduki tempat domisili kita yang kekal dalam Kerajaan Sorga (Fil. 4:1). Menurut Rasul Paulus dalam  Filipi 4:2-9, ada lima tanda orang percaya sebagai warga kerajaan Allah dalam menghadapi penderitaan, yakni:

                      Kesatu, tetap memberitakan Injil (Fil. 4:2-3). Sahabat Pembaca yang beriman! Sama seperti Paulus, jika kita menyadari bahwa kedudukan kita sebagai warga Kerajaan Sorga, maka fokus hidup kita bukan kepada penderitaan dan perkara-perkara dunia, melainkan perkara-perkara sorgawi, seperti yang dipikirkan oleh rasul Paulus sendiri. Meskipun rasul Paulus mengalami aniaya dan penderitaan namun semangat untuk memberitakan Injil tidak pernah pudar. Bahkan walaupun dia harus di masukkan ke dalam penjara, dia tetap menggunakan kesempatan tersebut untuk memberitakan Injil dan mengajar jemaat melalui tulisan. Bahkan selagi dalam penjara, rasul Paulus mengingatkan jemaat di Filipi untuk menolong Sunsogos, teman sepelayanan rasul Paulus untuk mendukungnya dalam memberitakan Injil. Karena itu, sebagai anak Tuhan, yang berdomisili dalam Kerajaan Allah yang kekal, kita juga harus tetap menggunakan kesempatan dan waktu yang ada untuk bersaksi dan memberitakan Injil. Ingat, hidup ini hanyalah sementara, jangan fokus kepada beratnya persoalan dan beban hidup melainkan fokus kepada panggilan hidup untuk bersaksi dan memberitakan Injil sehingga lebih banyak jiwa yang dimenangkan bagi kemuliaan Kristus.

                     Kedua, tetap bersukacita (Fil. 4:4). Sahabat Pembaca yang beriman! Bersukacita dalam segala hal, nampaknya sulit untuk dilakukan. Bersukacita ketika menerima berkat dan mujizat akan lebih mudah dibandingkan dengan bersukacita ketika menghadapi berbagai tantangan dan penderitaan yang datang silih berganti. Pada dasarnya banyak alasan orang untuk tidak bersukacita. Namun, sebagai anak Tuhan, yang berstatus sebagai warga Kerajaan Sorga, seyogyanya kita harus tetap mampu bersukacita dalam segala hal. Hal inilah yang harus menjadi perbedaan antara anak Tuhan yang memiliki kedudukan sebagai warga Kerajaan Sorga dengan mereka yang belum percaya kepada Tuhan Yesus. Rasul Paulus sendiri tidak sekedar mengajarkan jemaat di Filipi yang teraniaya karena iman untuk tetap mampu bersukacita. Rasul Paulus sendiri telah memberi contoh bagi jemaat di Filipi dan bagi kita orang percaya. Walaupun Rasul Paulus menderita aniaya bahkan dimasukkan dalam penjara namun ia tetap mampu bersukacita bahkan berulang kali mengingatkan jemaat di Filipi untuk tetap bersukacita. Sebagai warga Kerajaan Sorga yang masih berdomisili di dunia ini, kita harus tetap bersukacita dalam segala hal. Mari kita mengingat dan menyakini bahwa, "Sukacita dalam Tuhan itulah kekuatan dan perlindungan kita dalam menghadapi badai yang terjadi" (Neh. 8:10).

                   Ketiga, tetap berbuat baik (Fil. 4:5). Sahabat Pembaca yang beriman! Ketika sedang mengalami kesusahan dan pergumulan yang berat nampaknya sulit untuk berbuat baik bagi orang lain. Malah, sebaliknya karena kesusahan dan penderitaan yang kita alami, kita akan berharap kebaikan dan pertolongan dari orang lain. Dengan harapan supaya beban yang kita tanggung semakin ringan. Namun, ternyata prinsip yang demikian adalah keliru. Hal ini sesuai dengan nasihat rasul Paulus kepada jemaat di Filipi. Meskipun jemaat di Filipi dalam penderitaan, karena mempertahankan iman, rasul Paulus tetap meminta mereka untuk berbuat baik. Hasilnya adalah jemaat di Filipi rela berkorban secara materi untuk mendukung pelayanan Rasul Paulus yang berada dalam tahan di Roma. Bahkan jemaat di Filipi bukan hanya menabur sekali melainkan sampai dua kali, padahal mereka dalam kekurangan. Karena itu, tidaklah heran rasul Paulus memuji kebaikan hati jemaat di Filipi (Fil. 4:14-15). Karena, itu sama seperti jemaat di Filipi, kita pun sebagai warga Kerajaan Sorga yang masih menghadapi berbagai tantangan dan pergumulan di dunia yang fana ini, kita harus tetap mampu berbuat baik, mau berkorban dan menabur bagi Kerajaan Allah, bagi gereja, hamba Tuhan, dan juga bagi mereka yang lebih memerlukan dan membutuhkan. Jangan egois dan mementingkan diri sendiri. Sama seperti keyakinan Rasul Paulus, bahwa Tuhan akan memelihara jemaat di Filipi menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya (Fil. 4:19), demikianlah Tuhan juga akan memelihara hidup kita jika kita tetap berbuat baik sekalipun kita sendiri juga sedang menghadapi pencobaan. Ingat firman Tuhan menuliskan bahwa: "Lebih berbahagia yang memberi dari pada yang menerima" (Kis. 20:35).

                     Keempat, tetap mengucap syukur (Fil. 4:6). Sahabat Pembaca yang beriman! Secara manusiawi memang harus diakui, ketika pencobaan datang silih berganti, penderitaan semakin berat, sangatlah sulit untuk mengucap syukur. Sebaliknya yang keluar dari mulut kita adalah ungkapan kekecewaan, kekesalan, dan munculnya ketakutan. Namun, seperti yang dinasehati rasul Paulus kepada jemaat di Filipi, maka kita pun sebagai anak Tuhan, yang memiliki kedudukan sebagai warga Kerajaan Sorga harus mampu mengucap syukur dalam segala hal termasuk ketika badai dan pencobaan terjadi dalam hidup kita. Sebagai warga Kerajaan Sorga, respon yang harus kita tunjukkan adalah datang berdoa kehadirat Allah dan menyampaikan permohonan, lalu mengucap syukur. Memang kalau kita fokus kepada persoalan dan pencobaan yang terjadi akan sangat sulit untuk mengucap syukur. Namun, kalau kita fokus kepada kebaikan Tuhan Yesus dan penyertaan-Nya dalam hidup kita, maka mengucap syukur menjadi hal yang mudah. Ingat, mengucap syukur dalam segala hal di dalam Tuhan Yesus Kristus itulah korban berkenan di mata Tuhan (1 Tes. 5:8; Ibr. 13:15). Ucapan syukur juga akan mendatangkan mujizat dalam hidup kita (Band. Luk. 9:16).

                 

                   Kelima, menjaga kemurnian pikiran (Fil. 4:8). Sahabat Pembaca yang beriman! Ketika menghadapi pencobaan, secara manusia biasanya pikiran kita diarahkan untuk fokus kepada pencobaan yang terjadi, sehingga muncul pikiran-pikiran negatif. Semakin berat persoalan, maka pikiran semakin cemas, khawatir dan mulai pesimis. Namun, melalui nasihat rasul Paulus kepada jemaat di Filipi, maka sebagai warga Kerajaan Sorga, kita tidak boleh fokus kepada tantangan dan badai hidup yang terjadi. Sebaliknya, kita harus mampu mengarahkan pikiran kita kepada hal-hal yang benar, yang suci, yang manis, yang sedap didengar, yang disebut kebajikan, dan yang patut dipuji (Fil. 4:8). Untuk mengarahkan pikiran kita kepada hal-hal yang demikian, maka sangat penting untuk membangun persekutuan dengan Tuhan melalui doa dan pembacaan firman Tuhan. Jadi, badai apapun yang terjadi, miliki pikiran yang positif bahwa dibalik semuanya yang terjadi Tuhan punya agenda dan rencana yang terbaik dalam hidup kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun