Geliat SKPT Sebatik : Membangun Ekonomi Kelautan dan Perikanan dari Pinggiran Kawasan Perbatasan NKRI
Jakarta(29/4) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT), sejak Tahun 2017 membangun Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Kabupaten Nunukan yang merupakan kawasan Perbatasan Indonesia-Malaysia. Â SKPT ini dipusatkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sebatik, sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 51/KEPMEN-KP/2016.
Guna mewujudkan SKPT Sebatik sebagai penggerak perekonomian sektor kelautan dan perikanan, maka pembangunan SKPT Sebatik terus ditingkatkan. Â Pembangunan terutama diarahkan pada penyediaan fasilitas, sarana, dan prasarana untuk menunjang bisniskelautan dan perikanan. Â PPI Sebatik yang kondisi awalnya sangat memprihatinkan, seperti Trestle yang terbuat dari kayu sudah rusak parah, sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh Nelayan Sebatik. Demikian pula dengan fasilitas bangunan darat, seperti TPI dan perkantoran rusak parah.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, M. Zulficar Mochtar, menyampaikan bahwa pembangunan fisik PPI Sebatik yang dilakukan selama 2 tahun berturut-turut yakni tahun 2017 dan Tahun 2018, kini memperlihatkan hasil maksimal.  Saat ini telah berdiri bangunan megah di PPI Sebatik yang siap dimanfaatkan secara maksimal oleh Nelayan, sehingga kegiatan perekonomian di PPI Sebatik semakin menggeliat dan pada akhirnya memberikan kesejahteraan bagi nelayan Sebatik. Bangunan berupa fasilitas pokok, fungsional dan penunjang tersebut, lanjut pria yang akrab disapa pak Ficar ini  adalah sebagai berikut :
- Causeway dan Trestle(dermaga) PPI Sebatik sepanjang kurang lebih satu kilo meter
- Tempat pelelangan ikan seluas 15x10 meter serta perlengkapannya
- Pabrik esatauIce Flake Machine (IFM) kapasitas 10 ton  dilengkapi denganIce Compactor
- Integrated Cold Storage (ICS)
- Sumber air tawar dengan kapasitas 30 meter kubik per hari
- Penampung (tangki air) dengan kapasitas 81 meter kubik
- Fire safety/hydrant sebanyak 12 buah
- Daya listrik 200 Kwh
- Genset
- Bengkel nelayan
- Perbaikan jaring
- Perkantoran
- Balai pertemuan nelayan
- Rumah karyawan
- Guesthouse
- Pos jaga
- MCK
- Kedai nelayan
Menurut M. Zulficar Mochtar, perhatian KKP tidak hanya soal infrastruktur saja. Selain pembangunan infrastruktur pelabuhan perikanan Sebatik, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap juga memberikan bantuan sarana penangkapan ikan berupa kapal nelayan berukuran di bawah 3 GT sebanyak 60 unit. Upaya memperbaiki kesejahteraan nelayan di SKPT Sebatik secara simultan juga terus dilakukan. Â Upaya ini berupa (a) penyerahan santunan klaim asuransi nelayan atas nama Ahmat senilai Rp 200 juta, (b) fasilitasi permodalan nelayan (Gemonel) Bank Mandiri kepada Asri senilai Rp 75 juta, (c) fasilitasi permodalan nelayan (Gemonel) BLU LPMUKP kepada Koperasi Berkah Bahari Perbatasan senilai Rp 300 juta, (d) fasilitasi permodalan nelayan (Gemonel) Bank Kaltimtara kepada Ismail HP senilai Rp 100 juta, (f) fasilitasi permodalan nelayan (Gemonel) Bank BRI kepada Marsel senilai Rp 25 juta dan Aten senilai Rp 10 juta. Semua bantuan tersebut telah diserahkan saat Kunjungan Kerja Menteri Kelautan dan Perikanan bersama Komisi IV DPR-RI pada tanggal 13 Oktober tahun 2018 yang lalu, ungkap Dirjen Perikanan Tangkap.Â
Selanjutnya, Zulficar menyampaikan kini SKPT Sebatik telah memiliki ruangan pelayan terpadu untuk mendukung Check dan Exit Point ekspor produk kelautan dan perikanan ke Tawau (Malaysia). Â Pelayanan tersebut diantaranya : (a) pendataan distribusi ikan (SKPI), (b) inspeksi pembongkaran ikan, (c) pelayanan usaha berupa : air bersih, es balok, perbekalan nelayan, bengkel nelayan, pengolahan dan penyimpanan ikan, (d) penerbitan Surat Tanda Bukti Kedatangan dan Keberangkatan Kapal (STBLK) dan Surat Persetujuan Berlayar (SPB), (e) pelayanan karantina dan pengawasan perikanan, hingga pelayanan keimigrasian dan kepabeanan, "Jelas Zulficar lagi.
Zulficar melanjutkan bahwa berdasarkan data pelayanan penerbitan  Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh syahbandar perikanan selama Tahun 2018 di SKPT Sebatik Sebatik mencapai  2.215 lembar dengan total Jumlah kapal 507 unit  yang terdiri dari beberapa ukuran seperti <10  GT berjumlah 425 unit dan 11-30 GT berjumlah  79 unit. Ditambahkan pula bahwa Selama tahun 2018  aktifitas kapal tujuan ekspor berdasarkan data yang melaporkan produksi ikan sebesar 7.457 Ton dan pemasaran domestik 1.302 Ton. Tentunya semua ini akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian di Kawasan Perbatasan Sebatik, pungkas Zulficar.
Ia berharap dengan adanya SKPT Sebatik dapat memberikan kontribusi maksimal dalam optimalisasi usaha penangkapan ikan, pengolahan dan pemasaran ikan, sehingga pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha kelautan danperikanan di PulauSebatik.Untuk itu berbagai teroboson harus terus digalakkan guna mencapai sasaran SKPT yakni : (a) memenuhi kebutuhan nutrisi ikani masyarakat lokal, (b) mendukung ketahanan pangan nasional dan (c) menghasilkan devisa negara melalui kegiatan ekspor sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal.(ILI)