Mohon tunggu...
Istiana Nuraini
Istiana Nuraini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Forever grateful

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Hati yang Tak Ingin Patah Lagi

15 Februari 2019   22:46 Diperbarui: 24 Januari 2021   12:12 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pijarpsikologi.org/perempuan-patah-hati/

Mengapa di saat ada pertemuan pasti ada perpisahan. Di saat jatuh cinta ia malah pergi dan tak kembali dengan berjuta luka yang membekas dalam hati. Semua kejadian itu begitu sangat murni kau lakukan dengan muka tanpa dosa dan tanpa sedikitpun memikirkan rasa sakit yang kurasa.

Karena hal itu membuatku trauma untuk menerima uluran tangan dari seorang lelaki. Tapi ku selalu bahagia dengan tangan tangan sahabatku yang mampu menguatkanku. Meski sekian lama ku memilih sendiri aku selalu bersyukur atas sakit yang pernah ia berikan padaku. Agar aku bisa berhati hati dalam memilih.

Trauma itu perlahan hilang saat sosok laki laki yang unik dan jail datang menemuiku, tapi cerita itu bukan berjalan dengan mulus. Ku kira ia benar mencinta ku dan saat aku juga jatuh cinta padanya semua terasa datang sejenak. Seorang perempuan yang nyatanya adalah mantan seorang laki laki ini datang dalam kehidupannya.

Aku kecewa, sedih, di saat aku mulai jatuh cinta rasa sakit itu datang lagi. Aku sedikit pun tidak mau menerima penjelasan dari laki laki itu bahkan aku tidak enggan bertemu dengannya. Tapi hatiku selalu merasa rindu padanya, setiap hari mencoba kuat kan hatiku tuk menerima ia dengan mantannya kembali.

"Kau! mengapa kau ada disini?"

Ku sangat terkejut dengan sosok yang datang lagi, ia pun menjelaskan jika ia tidak kembali dengan mantannya . Ia masih begitu mencintaiku. Tapi di lain waktu aku ta ingin merasakan patah hati lagi.

"Aku ingin kita bukan saling jatuh cinta tapi membangun cinta."

Akhirnya aku pun bersamanya sampai saat ini.

Apakah cinta sejati datang setelah patah hati?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun