Mohon tunggu...
Adhitya Tri Arifianto
Adhitya Tri Arifianto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ada kalanya menjadi pribadi bodoh dan yang paling bodoh untuk menjadi seorang yang pintar dan cerdas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Persamaan Atletico Madrid dan Jokowi

21 Mei 2014   15:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:17 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim liga spanyol 2013/2014 sudah berakhir, juaranya adalah Atletico Madrid, bukan Real Madrid. Atletico Madrid, klub dengan dana yang bisa dibilang dananya mirip isinya dompet anak kosta, tipis. Bisa membeli pemain yang mahal itu adalah hal yang langka, meskipun mahal bukan jaminan kualitas seorang pemain, kalau tak percaya lihat bagaimana fernando torres-nya chelsea. Atletico Madrid yang selalu berada di bawah bayang-bayang sang jendral besar bernama Real Madrid dengan mengejutkan musim ini menjadi juara La Liga Spanyol. Di isi sekumpulan pemain muda, dilatih oleh pelatih yang mempunyai karir kepelatihan jauh dan tak sebanding dengan Pep, Simeone. Singkatnya, Atletico Madrid juara liga spanyol tak sekedar menjadi juara. Permainan Atletico Madrid seakan menggabungkan cara bermain real madrid dan barca. Bagaimana menyerang yang efektif dan bertahan yang efektif. Bahkan klub sekelas barca, tak sekalipun menang lawan atletico madrid di musim ini. Silahkan bandingkan barisan pemain depan barca, real madrid, dan atletico madrid. Barca: neymar, messi, pedro, sanchez; real madrid: bale, benzema, ronaldo, di maria, morata, jese; atletico: diego costa, andrian lopez, david villa. Silahkan bandingkan

Selanjutnya, Jokowi. Pribadi yang begitu kalem, tak begitu suka membuat sensasi seperti sutan batoegana dan tak begitu nyaman bila berlama-lama dengan timeline twitter. Membawa nama kota solo ke atas puncak kejayaan. Solo yang dulunya hanya menjadi bayangan kecil di belakang jogja dengan tiba-tiba menjadi primadona. Solo dibawanya berjaya. Ya, setelah solo, giliran jakarta yang dibuatnya terpesona akan sikap kalemnya. Meskipun masih dalam proses, akhirnya jakarta pun ditinggalkannya untuk sementara. Tap, jakarta setidaknya menuai hasil dari blusukannya pak jokowi di sungai ciliwung, dari berenangnya pak jokowi di bundaran HI ketika itu. Setelah merasa (mungkin) sudah waktunya, jokowi pun mencalonkan menjadi RI 1 untuk pemilu presiden tahum 2014, yang secara langsung di deklarasikan oleh ibu megawati, mantan presiden Republik Indonesia.

Dua prolog di atas memang seperti tak ada hubungannya. Tapi, aku coba menghubungkannya secara logis dan menurutku ini memang masuk akal.

- Juara copa del rey 2012/2013 untuk Atletico Madrid dan menjabat sebagai Walikota Solo dan lanjut Gubernur DKI Jakarta
Atletico di musim lalu secara dramatis menjuarai copa del rey mengalahkan tetangga sebelahnya di rumah tetangganya. Copa del rey adalah kejuaraan kasta kedua setelah La Liga spanyol, dan di tahun itu pula atletico gagal menjadi juara La Liga tapi hanya kalah poin tipis dengan peringkat 1 dan 2 ketika itu. Lanjut ke Jokowi, jokowi menjadi walikota solo seakan menjadikan dirinya sebagai raja baru di negeri ini, meskipun solo berada di kasta yang (katanya) di bawah jogja, dan lanjut menjadi gubernur DKI Jakarta yang kemudian (katanya) tak mampu mengatasi masalah-masalah di jakarta. Walaupun sebelum mencalonkan diri sebagai calon presiden jakarta sudah menuai kebijaksanaannya. Dua bagian, dua konteks, yang berbeda namun hampir sama dalam menuai hasil dan tujuan

- Atletico juara La Liga 2013/2014 dilatih oleh pemain yang terakhir kali membawanya juara, Simeone. Jokowi mencalonkan diri sebagai presiden di deklarasikan langsung oleh orang yang terakhir kali membawa PDIP berjaya, megawati

Atletico madrid juara terakhir kali sebelum musim 2013/2014 adalah pada musim 1995/1996, kurang lebih 19 tahun lamanya Atletico menunggu mahkota juara di tanah spanyol. Dan, ketika itu, kapten Atletico adalah Diego Simeone, dan beberapa hari lalu Atletico juara ketika dilatih oleh Simeone (juga). PDIP terakhir kali berjaya (juara) di negeri ini adalah sebelum pemilu 2004, ketika itu yang menjadi bintangnya adalah Ibu megawati, yang beberapa waktu lalu mendeklarasikan calon presiden Jokowi. Dua bagian, dua konteks, yang berbeda namun hampir sama dalam menuai hasil dan tujuan

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun