Mohon tunggu...
Adhin Busro
Adhin Busro Mohon Tunggu... -

Seorang blogger yang menyukai ilmu dan hikmah spiritual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Mengharukan, "Badai Pasti Berlalu"

31 Januari 2014   21:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:17 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Allaahu Akbar"

"Yaa Allah Yaa Rabb, begitu Besar Kekuasaan Engkau dan begitu kecil masalah kami, Engkau Tahu masalah kami, Engkaulah Yang Maha Penyayang diantara Penyayang. Berilah kami kesabaran dalam menjalani ujian Engkau" Air mata Zul tumpah ruah membasahi sajadah usangnya.

Zul menangis sesenggukan tiada bisa di tahan, larut dalam perasaan campur aduk.

Tanpa diketahui Zull ribuan kilometer nun jauh di atas sana, di langit yang kelam, langit bergetar melihat kesedihan hati Zul dan keyakinan teguh Zul dalam mengorbankan segalanya untuk kebaikan orang lain. Air mata langit dalam gerimis malam turun ke bumi. Jutaan Malaikat berdiri bershaff-shaff mendoakan keberkahan buat Zul. Angin, air, api dan besi bertasbih dan mengaku kalah dengan ketulusan Zull. Segenap ciptaan Tuhan di sekitar rumah Zul tidak mampu menyembunyikan keharuannya.

"Yaa Allah, Maha Suci Engkau Yang Maha Tinggi, Janganlah beban hidup kami menyebabkan kami jauh dari_Mu, ajarkan kami untuk selalu mensukuri nikmat_Mu"

Tepat setelah Zul selesai melantunkan doa dalam sujud, saat itulah langit diatas Kampung Pamahan Bogor bergetar hebat, pintu langit terbuka memancarkan sebuah cahaya terang benderang.....Dan cahaya itu menukik cepat menuju bumi. Laut yang dari tadi diam mulai menghentakkan gelombangnya merambat cepat sejauh radius ratusan kilometer. Bumi menggeliat dan bergetar melihat ketulusan Zul. Alam ikut membuncah mengiringi setiap bacaan shalat tahajud Zul. Sebuah fenomena menakjubkan dan maha besar yang disaksikan oleh milyaran mahluk di seluruh penjuru langit dan bumi namun tidak satupun manusia mengetahui.

.............................................................................................................................................
Seminggu kemudian..............

Jauh disana ada sebuah perusahaan industri yang sedang membutuhkan mesin-mesin baru untuk beroperasi. Perusahaan tersebut sedang membutuhkan mesin dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan customer. Mesin itu dibutuhkan dalam waktu dekat.

Singkat cerita pada pukul 18.30 malam Zul berniat pulang kerja. Sungguh capek pekerjaan pada hari ini. Tidak ada deal dengan klien dalam beberapa bulan ini yang menyebabkan Zul benar-benar dalam kondisi perekonomian yang morat-marit. HP, komputer lama, kipas angin dan lain-lain sudah ludes Zul jual di tukang loak. Semua demi istri dan dapur Zull.

Sudah capek mendung dan mulai gerimis. Zul mengendarai motornya lebih cepat takut hujan akan turun lebih deras. Ternyata benar hujan turun dengan derasnya, sehingga Zul terpaksa menepi. Hati Zul galau sepertinya hujan akan turun lebih lama yang menyebabkan dia pulang ke rumah larut malam. Kasihan istrinya yang sedang hamil besar. Ya Tuhan, mengapa hujannya tidak reda-reda?

Ternyata Zul berhenti dan berteduh di sebuah pabrik yang baru berdiri. Zul numpang berteduh di dekat lobi, ketika datanglah seseorang yang tidak Zul kenal
"Assalamualaikum,Kehujanan ya dik?" Tanya orang setengah baya yang dari pakaiannya adalah staff pabrik tersebut.
"Waalaikum salam, Iya Pak, numpang neduh nih"
"Iya gpp, saya juga mau pulang nunggu hujan reda, Saya Pak Amat. ngomong-ngomong kerja dimana?"
"Sales mesin industri di perusahan antah barantah pak, oya pak saya Zul"
"Mesin apa?"
"Banyak Pak, mesin molding, genset dll"
"Kebetulan dik, perusahaan kami sedang butuh mesin banyak nih"
"Oya, kebetulan saya bawa katalognya ni pak"
"Coba, boleh saya lihat?, nanti dipelajari dulu"
"Tentu boleh pak, sebelumnya terimakasih Pak Amat"
"Dik, berterimakasihnya sama Allah ya?, kalau mau berterimakasih misalnya lagi banyak rezeki, dik Zul bisa bagi kebahagiaan kepada anak yatim, khan berbagi sama orang tua dan fakir miskin sudah. Jangan lupa diri kalau lagi banyak rezeki ya nak?"
"Baik pak, makasih" Kata Zul nggak ngeh
"Mau kemana Pak" Tanya Zul yang melihat Pak Amat sepertinya hendak pulang menerobos hujan
"Mau Pulang Dik, assalamualaikum"
"Pulang kemana Pak?" Tanya Zul tanpa sempat menjawab salam
"Ke langit Dik"
Lagi-lagi Zul nggak ngeh. Pak Amat sepertinya suka bercanda batin Zull
Hampir saja Zull berniat mencegah Pak Amat Pulang dan menawarkan boncengan motor, ketika tiba-tiba HP Zull berbunyi
"Nomor siapa lagi ini, pakai dirahasiakan segala nomornya" Kata Zul yang melihat HPnya di miskoll
Sepersekian detik di matikan HP Zull dan sepersekian detik pula Zul sudah tidak melihat Pak Amat lagi. Oya HP baru Zull adalah HP lama yang dipinjamkan omnya. HP Zul khan sudah dijual
"Sudah pulang kali, kok cepet amat ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun