Mohon tunggu...
Adhiatma Santoso
Adhiatma Santoso Mohon Tunggu... Jurnalis - XIE/1 , SMA KOLESE LOYOLA

AMDG!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bolehkah Mengambil Gen Plasma Nutfah dari Negara Lain?

24 Agustus 2019   22:22 Diperbarui: 24 Agustus 2019   22:23 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com › bryanhurley

Halo para pembaca KOMPASIANA!

Pada kesempatan kali ini kita akan membicarakan soal kultur jaringan lho. Perlu kita ketahui bahwa saat ini kultur jaringan sedang marak di kembangkan  di Indonesia bahkan di dunia. Kultur jaringan banyak  membantu Indonesia dalam perkembangan pertanian di Indonesia karena kultur jaringan dapat dengan cepat membantu menyediakan bibit -- bibit pertanian yang unggul dan berkualitas. Tapi, penerapan kultur jaringan di Indonesia masih terbatas dan belum dapat tersebar luas di kalangan masyarakat.

Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya kita mengawali dengan mengenal definisi dari kultur jaringan itu sendiri. Kultur jaringan itu sendiri sering disebut dengan "tissue culture". Kultur jaringan berasal dari dua kata yaitu 'kultur' yang artinya budidaya, dan juga 'jaringan' yang artinya kumpulan sel yang memiliki fungsi dan bentuk yang sama. Sehingga kultur jaringan itu sendiri merupakan suatu metode perbanyakan tanaman yang membudidayakan suatu jaringan tanaman (seperti : jaringan akar, batang, daun, dan mata tunas) untuk mendapat individu baru yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.   Teknik kultur jaringan didasari oleh konsep totipotensi sel yang artinya total setiap sel dari tubuh multisel memiliki potensi memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap. Konsep totipotensi tersebut merupakan teori sel oleh Schwann (ahli anatomi hewan) dan Schleiden (ahli anatomi tumbuhan).

Nah jadi, dari jaringan tanaman yang berjumlah sedikit bisa menghasilkan ratusan atau ribuan tanaman baru. Teknik kultur jaringan berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional karena prinsip kultur jaringan adalah menumbuhkan jaringan dari kumpulan sel hidup yang dilakukan dalam kondisi aseptic di dalam botol dan dalam medium dan kondisi tertentu, atau biasa disebut secara in vitro. Kultur jaringan bisa disebut juga cara perkembangbiakkan tumbuhan yang baru yang memanfaatkan plasma nutfah sebagai bahan utamanya.

Teknik kultur jaringan ini biasanya dilakukan dengan cara menumbuhkan bagian generatif atau vegetatif pohon induk. Bagian generatif yang biasa digunakan bisa berupa ovule, embrio, atau biji. Sedangkan untuk bagian vegetatif, dapat berupa akar, daun, batang, atau yang lainnya. Penumbuhan bagian-bagian tersebut dilakukan di dalam media buatan cair dan padat. Media cair yang terdiri dari zat nutrisi dan zat pengatur tumbuh untuk menumbuhkan PLB. Sedangkan , media padat yang terdiri dari campuran agar-agar, zat nutrisi, dan aquades yang digunakan untuk memperbanyak dan membesarkan PLB yang telah tumbuh menjadi bibit di dalam media cair. PLB sendiri merupakan singkatan dari Protocorn Like Body, yang merupakan jaringan yang akan berkembang menjadi tanaman baru.

Kultur jaringan biasanya dipergunakan  dalam teknologi untuk mengembangkan ilmu tumbuh-tumbuhan, perhutanan, dan hortikultura. Zat yang biasanya digunakan adalah zat pengatur tumbuh. Pada media dalam  kultur jaringan, kombinasi zat pengatur tumbuh disesuaikan dengan macam-macam eksplan yang digunakan. Misalnya, eksplan yang berasal dari jaringan meristem suatu tanaman tertentu seperti tanaman anggrek, tanaman Cerealea, tanaman tembakau atau tanaman lain dari embrio, serbuk sari, endosperm, kotiledon, dan lain-lain.

Tahapan -- tahapan dalam melakukan proses kultur jaringan ada beberapa yaitu:

Tahap pertama yaitu media, media ini sangatlah penting dalam proses kultur jaringan. Media yang digunakan itu seperti vitamin, hormon, atau garam mineral. Sebelum digunakan tentu saja media harus terlebih dahulu di sterilkan. Setelah steril media yang di siapkan di tempatkan pada tabung reaksi dan kemudian dipanaskan dengan autoklaf.  Media yang diambi sudah harus dipersiapkan di greenhouse supaya bebas kontaminan saat dikultur nanti. Bagi yang belum tau greenhouse , greenhouse adalah bangunan yang terbuat dari kaca atau plastik yang kebal yang menutupi seluruh permukaan dan didalamnya terdapat peralatan yang mengatur hal -- hal seperti temperature dan kelembapan udara serta distribusi air maupun pupuk.

Tahapan yang kedua ialah inisiasi, inisiasi merupakan suatu proses pengambilan eksplan atau bagian dari tanaman yang akan digunakan dalam kultur jaringan. Sumber ekspan itu sendiri tentu harus jelas dan memenuhi kriteria seperti jenisnya, spesies, varietas, dan tentu saja bebas dari hama dan penyakit. Salah satu bagian tanaman yang sering digunakan ialah tunas. Setelah ekspan sudah siap, maka eksplan tersebut akan dikultur dengan harapan bahwa hasilnya dapat menginisiasi pertumbuhan baru sehingga nantinya dapat diketahui bagian manakah yang tumbuhnya paling kuat untuk perbanyakan pada tahap selanjutnya.

Tahap ketiga ialah sterilisasi, proses ini tentu saja harus dilakukan di tempat yang steril yaitu laminar flow (meja kerja steril untuk melakukan penanaman) serta memakai alat yang steril. Peralatan yang akan digunakan biasanya digunakan dengan cara di semprot menggunakan etanol. Selain itu, orang yang akan melakukan kultur harus dalam kondisi yang steril pula untuk menghindari resiko terkontaminasi.

Tahap keempat yaitu multiplikasi yang artinya kegiatan untuk memperbanyak calon -- calon tanaman baru dengan menanam eksplan yang telah dipilih kedalam media dan tentu saja proses ini juga dilakukan di laminar flow untuk menghindari kegagalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun