Mohon tunggu...
Adhi Pradityo
Adhi Pradityo Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Bankir satu Istri dan Dua Malaikat kecil

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Corona Mengaduk-aduk Ekonomi

29 Maret 2020   14:56 Diperbarui: 30 Maret 2020   13:36 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Covid-19 ini benar-benar mampu mengaduk perasaan umat manusia belakangan ini. Rasa gusar, khawatir, takut namun ada juga yang menanggapinya dengan santai. Para ahli mengatakan bahwa Covid-19 ini tidak lebih berbahaya bila dibandingkan dengan Flu Burung atau Sars yang menggemparkan dunia beberapa tahun lalu. Namun satu hal yang membuat "barang" ini special adalah kecepatannya dalam hal menginfeksi manusia. Tengoklah Korea dan Italia yang dalam waktu singkat angka peningkatannya luar biasa. Tidak menutup kemungkinan Indonesia dapat menyamai angka negara-negara tersebut apabila Swab test sudah lebih banyak dilakukan.

Bagi para pelaku usaha, terutama bila kawan-kawan adalah pemilik usaha yang harus mengambil keputusan bisnis sendiri, beberapa minggu kebelakang ini adalah momen-momen yang "ngeri-ngeri sedap" menurut saya. Mengapa demikian? Mari coba kita liat beberapa hal yang menurut saya (tolong koreksi kalau kurang tepat) bisa jadi poin-poin "lucu" di Indonesia.

Pertama, Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. Kalau tidak salah sudah menyentuh level 16000-an, yang mana level ini adalah level terburuk semenjak krisis 98.

Dengan nilai tukar seperti ini, sebenarnya Exportir akan sangat diuntungkan, karena harga jual mereka akan bersaing, tapi dengan adanya pandemic ini apakah bisnis tetap berjalan seperti biasanya?

Sepertinya pelemahan rupiah ini jadinya tidak menguntungkan untuk para eksportir.

Kedua, IHSG kita turun / terjun bebas ke level dimana para pemain dengan modal tipis atau seadanya akan mulau gusar karena jatuhnya lumayan. Saya lupa di level berapa tapi kalau tidak salah sempat di level 3000 an ya.

Ketiga, Fed Amerika baru saja menurunkan suku bunga acuan mereka (lagi). Kali ini penurunannya tidak tanggung-tanggung kawan, dan ini imbasnya tentunya salah satunya ke dunia perbankan. Bagi kawan-kawan yang bekerja di dunia perbankan pasti akan sangat tahu persis dampak dari penurunan suku bunga Fed ini seperti apa.

Mudahnya adalah seperti ini kawan, Fed turunkan suku bunga, biasnya Bank Indonesia akan ikut menurunkan 7 days repo mereka. Kalau 7 days repo Bank Indonesia turun, umumnya Bank Bank di Indonesia akan itu menyesuaikan suku bunga pinjaman dan suku bunga deposito mereka.

Saat ini adalah kondisi yang mengharuskan kita untuk segera menyalakan lampu kuning atau waspada dengan apa yang akan terjadi. Saya cukup yakin dengan tingkat kedewasaan orang-orang kita seharusnya "rush" di tahun 1998 tidak perlu terjadi lagi. Ini memang kondisi yang agak genting namun masih terkontrol kalau menurut saya.

Hanya saja, akan jauh lebih indah apabila dalam kondisi seperti ini, kita menjadi lebih kuat dan saling menopang satu sama lain, bukan malah mengambil keuntungan dari kondisi saat ini. Percayalah kawan apabila kita mengambil keuntungan dari kesusahan orang lain, pertanggungjawaban mu di ujung nanti akan terasa sangat berat.

So Kawan..Kondisi boleh genting tapi kita harus tetap tenang dan merangkul kawan-kawan disamping kita agar tetap kuat.

Wassalam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun