Mohon tunggu...
Muhammad Farid
Muhammad Farid Mohon Tunggu... Relawan - Pegiat Literasi

Relawan dan Pegiat Literasi; Founder: Perpustakaan Berjalan Kaohsiung; Author: Ruang Kontemplasi (2017); e-mail: adhefarid@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tuhan Masih Sayang, Aib Kita Tertutupi

18 Juni 2016   03:14 Diperbarui: 18 Juni 2016   03:27 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: From the dark to light, Sumber: http://ownmygreatness.com/

Minimal sebulan sekali, dua orang sahabat ini selalu berinteraksi. Saling mengunjungi langsung atau berkomunikasi lewat telepon.  Walaupun telah ada fasilitas media sosial, namun sahabat yang satunya  tetap memilih menggunakan handphone yang hanya bisa menerima sms dan telepon.

Sebenarnya keduanya punya nama lengkap, mereka bersahabat sejak kelas dua di sekolah menengah atas. Entah mengapa mereka saling menyapa dengan panggilan "Man" dan "Al".

Diskusi kali ini, Al mengunjungi sahabatnya di tempat kerja Man saat istirahat siang tiba. "Man, betapa sayangNya Tuhan kepada kita yah"? tanya Al. "Kenapa kamu bertanya seperti itu, Tuhan pastilah sayang sama kita, Dia kan Maha Penyayang. 

"Bukan gitu maksudku, coba bayangkan kalau KPK bisa tangkap tangan orang yang melakukan transaksi korupsi, atau BNN bisa tangkap tangan orang lagi transaksi narkoba pastilah para pelaku tindak kejahatan tersebut akan malu dengan perbuatannya". Al melanjutkan ungkapannya.

"Karena dalam hitungan jam, bahkan menit media akan memberitakan informasi tersebut ke masyarakat. Belum lagi kalau Satpol PP menangkap tangan pelaku tindak asusila. Langsung saja pelakunya malu disorot kamera atau fotonya terpampang di media cetak atau online". 

"Betul juga yah", Man membenarkan. "Patut kita syukuri, kita ini orang-orang yang beruntung. Tanpa kita sadari, banyak sekali aib yang telah dilakukan orang-orang seperti kita ini, Namun Tuhan yang Maha Penyayang masih menutupi aib kita."

Bagaimana jadinya, seandainya aib tersebut dipublish di dunia ini, entah di mana akan kita simpan muka ini.

"Al, mumpung kita masih diberi kesempatan untuk intropeksi diri, menyadari kesalahan kita. Bagaimana jadinya andai kesalahan yang pernah masing-masing kita perbuat, masih tetap kita pelihara dan tiba-tiba misalnya: KPK, BNN, ataupun Satpol PP melakukan sidak dan pelakunya adalah kita."

"Man, terima kasih diskusinya hari ini. Insya Allah nanti kita lanjut lagi yah, Assalamu Alaikum". Al melambaikan tangan, sambil menjawab salam sahabatnya "Waalaikum salam"

Momentum Ramadan, bisa menjadi media untuk menyadari bahwa tidak ada manusia yang biasa tak luput dari kesalahan. Allah SWT akan mengampuni hambaNya, bila benar-benar menyesali perbuatan yang diperbuat dan  berjanji tidak mengulang lagi perbuatannya di masa akan datang.

Mumpung masih diberi waktu, aib-aib itu masih dalam catatan para malaikatNya. 

Kaohsiung, 18-06-2016.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun