Perlu menarik nafas panjang untuk menulis ini, dada saya pun terasa begitu sesak sembari bertanya-tanya, is this real life?
*****
Media Sosial yang Kebablasan
Efektifnya media sosial yang berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini, menjadikan orang berbondong-bondong merubah haluan dalam berbisnis, sekarang tidak sedikit orang memanfaatkan media sosial untuk ajang promo, memasarkan barang dagangannya, baik skala besar dan kecil.
Terbukti hasilnya memang mengejutkan, banyak orang "melihat" dari media sosial yang bertebaran itu jumlahnya. Kita memang tidak bisa menutup diri dari teknologi yang berkembang, sekarang ini memang masanya, dimana-mana orang bergadget ria, menjadi generasi "tunduk", di jalan, di pusat keramaian, di kereta, di bus, di mall, orang tak lepas dari gawai pribadinya.
Untuk orang-orang yang berbisnis memalui media sosial tentu tak masalah, artinya bagus, mengikuti trend pasar saat ini, yang ketinggalan akan terlindas dengan sendirinya. Orang harus pintar mencari "sela" tersendiri dalam memajukan usahanya (tentu yang bersifat positif).
Tapi jika obat aborsi juga dipasarkan melalui media sosial, bagaimana menurut pembaca sekalian??
Yap, saya membuka istagram hari ini, saya sengaja menuju pencarian dengan mengetik obat aborsi, keluar hasil pencarian, banyak sederet, saya ambil acak dari yang bermunculan.
Anak-anak di kota besar saya lihat rerata sudah memegang HP, dalam arti milik pribadi, dan anak zaman sekarang mana yang tidak menggunakan sosial media? Terbayangkan kah oleh para orangtua bila anak-anak mereka melihat ini? Pada gambar screenshot yang saya ambil diatas terlihat jelas ada yang ngelike, saya ga ngerti mau ngomong apa...