Mohon tunggu...
AdeRiaCahaya
AdeRiaCahaya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Anakku Kurang Gaul, Kalau "Ndak Punya Instagram"

8 November 2019   06:35 Diperbarui: 8 November 2019   07:19 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.de/ancarnadi

"Jangan memaksakan anakmu agar sepertimu, mereka lahir bukan di zamanmu-Ali bin Abi Thalib"

Dalam Globalisasi dan modernisasi membawa perubahan yang cukup  besar terutama dalam bidang teknologi. Perkembangan teknologi memunculkan kemudahan-kemudahan dalam mengakses berbagai macam media sosial dalam internet. Perkembangan teknologi saat ini mengakibatkan perubahan pada berbagai bidang kehidupan yakni bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Teknologi komunikasi berkembang sangat pesat hingga masuk pada semua kalangan. Handphone atau smartphone kini sudah menjadi nyawa benda yang sangat berarti dalam kehidupan karena sangat bermanfaat. Selain memudahkan seseorang dalam berkomunikasi, smartphone ini mampu mendekatkan yang jauh, meski tanpa disadari sebetulnya smartphone menjauhkan yang dekat.

Kemajuan teknologi saat ini dinilai sangat pesat. salah satunya dan mengalami kemajuan paling pesat yaitu teknologi komunikasi. Mungkin kita yang sudah hidup pada era 90'an mengenal adanya pager sebagai alat komunikasi yang paling canggih saat itu. Sebelumnya telepon memang sudah digunakan meski hanya pada kalangan tertentu. Setelah adanya pager, munculah telepon genggam yang sangat sederhana, hanya bisa digunakan untuk menelepon dan mengirim pesan singkat dengan karakter yang sangat terbatas. Tak bisa dicegah, pertumbuhan alat komunikasi kian hari kian canggih hingga saat ini berkembang telepon gengam yang dikenal dengan sebutan smartphone karena kecerdasannya dalam memberikan kemudahan bagi penggunanya.

Bahkan adanya media sosial seperti Instagram telah dimiliki oleh para bayi hingga momsky ataupun papsky yang berperan untuk mengakses aktivitas keseharian buah hatinya hingga anak menjadi siswa. Pola asuh yang dikembangkan orang tua dalam penggunaan Instagram pada anak mereka adalah dengan menerapkan pola asuh authoritarian yaitu membebaskan anak bermain Facebook tetapi menerapkan batasan-batasan seperti tidak melupakan kewajiban anak sebagai siswa. Serta pola asuh pola asuh neglectful dimana orang tua acuh tak acuh terhadap anaknya yang menggunakan Instagram.  

Dengan adanya perubahan super milennial  sekarang yakni perkembangan teknologi yang begitu aktif di Indonesia sehingga sangat cepat mempengaruhi dalam kehidupan masyarakat. Perubahan ini tidak hanya menyentuh daerah perkotaan saja, namun sekarang dalam daerah-daerah pedesaan juga terpengaruh. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya pembangunan di bidang telekomunikasi. Perkembangan di bidang telekomunikasi ini sangat memberikan dampak terhadap seluruh lapisan masyarakat, contohnya akses internet yang cukup mudah, termasuk oleh anak-anak yang memasuki Taman Kanak-Kanak. 

Dalam menggunakan media sosial anak sebagai parents kita harus memahami dengan maksud mengapa menggunakan akun media sosial buah hati sejak dini? Banyak parents setelah membuat akun  Instagram yang antusias langsung memosting aktivitas buah hatinya. Sehingga parents biasanya memamerkan segala hal unik yang dilakukan buah hati belum nanti jika sang bayi melakukan kerecahan yang membuat gemas. Sehingga banyak dari para netizen ataupun haters yang akan merespon gerak-gerik bayi tersebut. Dengan hal ini, mengapa para momsky sengaja membuat akun sosial pada buah hati.

Tapi, sebagai parents juga harus lebih banyak mempertimbangkan dampak negatif yang kemungkinan dapat membahayakan buah hati. Sehingga, dampak tersebut bisa jadi bahan bullying ataupun lainnya. Lalu, bagaimana agar aman dalam mengelola akun media sosial buah hati?

1. Tidak Mengupload Foto Pribadi

Banyak parents yang gemas melihat anaknya ketika melakukan aktivitas sehingga dikit-dikit memposting foto atau video tersebut. Belum nanti jika parparents yang suka sekali dengan spam snapgram. Dimana aktivitas semua anak harus di instastory ketika anak mandi sehingga mereka asyik bermain air atau lainnya inilah yang mengacu pada kebahayaan. Sebagai parents, keamanan anak menjadi hal yang paling utama. Jangan memburu kesenangan, ataupun pujian yang malah membuat bahaya anak. Gunakan media sosial secara bijak dan tegas dalam memposting foto ataupun video.

2. Tidak Perlu Mencatumkan Semua Hal tentang Anak

Tidak perlu mencantumkan pribadi sang anak. Misalnya TTL, Anak siapa, Anak ke berapa itu tidak perlu sebab ini media sosial bukan Kartu Keluarga hehe. Jadi, untuk informasi tersebut cukup parents atau keluarga dekat yang mengetahui tidak perlu semua harus disebar dipublik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun