Mohon tunggu...
AdeRiaCahaya
AdeRiaCahaya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bunda Ayah, Ajari Aku Bertanggung Jawab Semampuku

16 April 2018   06:31 Diperbarui: 16 April 2018   08:47 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap anak memang harus dididik bagaimana cara bertanggung jawab sejak dini. Salah satunya yaitu melatih anak memikul rasa bertanggung jawab. Namun kadang yang kurang banyak diperhatikan adalah sejauh mana batas anak memikul sebuah rasa tanggung jawab. Jangan sampai latihan-latihan mereka membuat anak menjadi tereksploitasi pada hal yang di luar kemampuannya mereka.

Lebih baik sebagai orang tua menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri si anak sebaiknya diupayakan melalui percobaan dan observasi. Memang rasa tanggung jawab pada orang lain tidak akan tumbuh kecuali dengan cara praktek bagaimana cara mengemban rasa tanggung jawab tersebut, contohnya memberi kebebasan pada anak dalam menggunakan uang sakunya. Ketika anak diberikan tanya jawab mengenai apa yang akan dibelinya dan berapa uang saku yang ia akan bayarkan. Cara seperti ini dapat membantunya untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab pada si anak.

Ketika di rumah, anak perempuan dilatih untuk membantu bundanya memasak sedangkan anak laki-laki dibiasakan untuk membantu ayahnya semampu mereka. Apabila mereka melakukan suatu kekeliruan, maka diajarkan kepada mereka bagaimana cara belajar dari kesalahan tersebut dan berikan mereka terapi terhadap kesalahan yang mereka lakukan dengan cara yang paling bijak. Juga biasakan mereka untuk memerhatikan dan kritis terhadap setiap apa yang mereka ucapkan dan perilakunya sendiri, sebab mereka sendirilah yang akan memetik seluruh hasilnya.

Ada beberapa batasan yang tidak boleh dilanggar oleh si anak pendidik dalam menerapkan tanggung jawab pada anak, antara lain:

1. Jangan membebani anak diluar batas kemampuan mereka. Jika perlu, bantulah bagaimana dia cara melakukan pekerjaan agar lebih mudah. Kepada pembantu saja tidak diperkenakan memberi tugas terlalu berat apalagi kepada anak sendiri.

2. Jangan memperlakukan anak seperti hak milik yang bebas diperlakukan semau kita sehingga tidak memiliki jati diri. Karena akan membuat aturan untuk melatih agar anak bersikap taat, namun hendaklah ketaat itu alasan sebagai saran untuk mendidik anak dan bukan sebagai tujuan. Jika anak merasa dipaksa anak akan membangkang. Anak yang kepribadiannya lemah akan menjadi anak makin tertutup, dan anak akan berkarakter keras dan cenderung memberontak.

3. Jangan bangga jika anak selalu menuruti dan tidak pernah menolak perintah dari orang tuanya. Karna hal ini berarti telah mematika kepribadiannya, dan menghancurkan kreativitas serta menutup pintu kebebasan si anak. Usahakan adanya keseimbangan antara kedisiplinan dan kebebasan.

4. Jangan timpang dalam memberikan hak anak. Pemenuhan akan hak anak meliputi kebutuhan jasmani dan rohaninya, hak pendidikan emosional, dan arahan yang tepat pada diri si anak diikuti pembiasaan untuk bertanggung jawab. Apabila anak mampu menerima bagian dan haknya dengan perasaan cinta dan kasih sayang, berarti mereka saatnya untuk measuki fase pembiasaan untuk mandiri, melatihnya bertanggung jawab. Pendidik harus mampu menyeimbangkan antara hak dan kewajiban ini.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun