Mohon tunggu...
Saepul Rohman
Saepul Rohman Mohon Tunggu... wiraswasta -

Personifikasi manusia yang selalu ingin tahu dan terus belajar, karena dengan belajar akan terbangun kerangka pikir (mind frame) yang baik dan benar. Dengannya, kita akan mengetahui benar dan salah, masalah dan peluang, kelemahan dan kekuatan, kegagalan dan kesuksesan. Dan daripadanya pula, kita akan diarahkan kemana dan menjadi apa. Karena itu, saya sangat suka kalimat,"Jangan pernah berpikir gagal, karena sejatinya diri kita sudah gagal. Berpikirlah sukses karena kesejatian sukses akan pasti kita dapatkan. Gunakan otak kanan untuk berinspirasi dan motivasi, fungsikan otak kiri untuk berkalkulasi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Cinta Terhalang Nista

9 Juni 2012   19:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:11 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepulang dari bekerja, dengan kelelahan yang menyelimuti dirinya, dia langsung masuk dan menyalakan AC kamarnya. Dia campakkan tas kerjanya, merebahkan badannya.. Wusss…wusss... Angin sejuk langsung menampar tubuhnya. Ia lihat jam di dinding, masih jam empat. "mmmh... masih ada satu jam lagi". Ucapnya pelan. Dia baringkan badannya dikasur untuk beristirahat sejenak sebelum berangkat kuliah, rencananya. Bagi dia waktu sangat bermanfaat dalam hidupnya, aktivitasnya cukup sibuk, pagi ia bekerja, sore hari kuliah. Ia bekerja di sebuah perusahaan cabang cukup besar di kota Sukabumi itu dengan penghasilannya lebih dari cukup, makanya untuk sekolah adiknya, dia yang mengambil alih. "Tiriling…ting...ting…" terdengar dering HP yang cukup mengganggu tidurnya. "Ya Allah... ada-ada saja, ada sms segala, gak biasanya". Batinnya sedikit menggerutu. Lalu dia ambil HPnya dan membaca pesan SMS itu. "Ass... Kang Ilham... sebelumnya aku mohon maaf dengan sepenuh hati, kang... Dalam keputus-asaanku, aku mengabarkan bahwa aku akan menikah esok hari. Ternyata Allah mentakdirkan lain dengan hubungan cinta kita. Doakan aku ya kang..." Sejenak dia terdiam, kaget dan bingung, ada apa yang terjadi dengan Maya. Tanya batinnya. Maya adalah pacarnya, cinta yang dia jalin hampir tiga tahun itu, dengan sms itu tiba-tiba hancur berkeping keping, tanpa tahu apa penyebabnya. Padahal baru bulan kemarin dia mengunjungi Maya dan keluarganya. Semua berjalan lancar penuh dengan canda tawa dan keakraban layaknya sebuah keluarga. Dia mencoba untuk menghubingi via telpon genggamnya, tenyata tidak aktif. Dia coba kembali, tetap dalam nada yang sama. "Telepon yang anda hubungi sementara tidak bisa dihubungi, cobalah beberapa saat lagi". Ia bangkit dari tempat tidurnya, semula jadwalnya hari itu hendak kuliah, namun karena keingintahuannya dia batalkan. Hatinya begitu resah dan bingung, secepatnya dia langsung tancap gas pergi menuju rumahnya Maya, dengan mengendarai sepeda motornya, dia melaju kencang membelah jalan dengan beribu tanya dihatinya. "Ya Allah… apa yang terjadi ya rabby". Bisik rintihan hatinya. Di jalan, ia melaju dengan kecepatan tinggi, ia ingin tahu segera, apa yang terjadi sebenarnya dengan pacarnya itu. Baru saja sebulan yang lalu ia merencanakan bersama keluarganya Maya untuk melamar Maya setelah kuliahnya selesai, padahal hanya tinggal menunggu skripsinya selesai, dia akan wisuda lalu melamarnya. ------------------------------------------------- Tidak lama kemudian, dia sampai didepan rumah Maya yang jaraknya cukup jauh dari rumah kostnya, dan lansung memarkirkan sepeda motornya. "Tok…tok…tok… assalamu’alaikum". Sapanya sambil mengetuk pintu. Ia tunggu sejenak, belum ada jawaban, dia ulangi sampai tiga kali. "Wa’alaikum salam", terdengar suara perempuan dari dalam rumah lalu pintunya terbuka, dan ternyata ibunya Maya. "Sore bu.. maaf menggangu.. Mayanya ada bu…?" sapanya ramah "Eh… nak Ilham, silahkan masuk dulu nak..." jawab ibunya maya sambil mempersilahkan masuk. "Terima kasih, bu..." Katanya sambil menatap wajah ibunya maya yang tampak ada kegelisahan dan kesedihan yang mendalam tergambar dari raut wajahnya yang terlihat pucat melihat Ilham yang datang. Hatinya semakin bingung dan penasaran... "Maya-nya ada bu…?" Tanya dia lagi penasaran... Ibunya Maya terdiam, menundukkan wajahnya sesaat… "Mma... ya... pergi ke Bandung bersama ayahnya nak Ilham. Emang nak Ilham tidak diberi tahu Maya.. ?" jawab ibunya dengan getar bibir terbata-bata. "Justru itu bu.. Saya ingin menanyakan... Sebenarnya apa yang terjadi dengan Maya... Dengan tiba-tiba saja saya mendapat sms dari Maya ? Dia menjelaskan maksud kedatangannya sambil memperlihatkan SMS dari Maya. Tiba tiba mata ibunya Maya berkaca-kaca dan menunduk diam. Ada kepedihan dalam batinnya, suasana ruangan itu menjadi hening, hati Ilham pun semakin bingung bercampur gelisah. "Bu… coba ceritakan, apa yang terjadi dengan Maya bu..? Tanyanya memecah keheningan. "Ma…maafkan kami nak Ilham... maafkan kami.. takdir Allah lah yang berkuasa". Jawab ibunya Maya dengan terbata-bata. "Sebenarnya... apa yang terjadi bu..?" Kata Ilham semakin bingung, kegelisahan mendera perasaannya. "Uuuuh... Baiklah.. ibu coba menjelaskan semua, kami telah menerima kuasa takdir Allah" kata ibunya Maya terhenti sejenak lalu melanjutkan kata-katanya setelah menghela napas panjang. "Kejadiannya bermula saat Maya ikut seminar di pekan baru. Dua hari setelah nak ilham datang bulan kemaren kesini. Maya meminta izin mengikuti seminar IPTEK. Kampusnya Maya mengirim utusan dua orang untuk mengikuti seminar itu, Maya salah satunya, seminar IPTEK itu diadakan Pemerintah Propinsi Jawa Barat di Bandung. Dia berangkat bersama Indra teman kampusnya. Indra adalah anak ketua yayasan kampusnya Maya, seminar itu berlangsung dua hari. Kampusnya Maya memberikan fasilitas dua kamar hotel untuk menginap". Tiba tiba suara ibunya Maya berhenti lagi dan menangis tersedu-sedu. Dengan perasaan gelisah Ilham menebak nebak apa yang terjadi. "Tenang bu.. Bersabar ya bu.." Katanya menenangkan. Tangis ibunya Maya berhenti, dia mencoba menerima kenyataan yang ada, lalu melanjutkan pembicaraannya. "Sepulangnya Maya dari Bandung, wajah Maya tampak pucat dan lemas, kami coba menanyakan apa yang terjadi dengan dia. Dia tak mau cerita, tetapi kami mencoba merayu dan memaksanya. Dengan hati menjerit dan berlinang air mata, dia menjelaskan, bahwa dia...dia …dijebak dan DIPERKOSA oleh Indra". Tiba tiba tangis ibunya Maya kembali meledak, air matanya mengalir deras. "Ternyata…. Indra telah lama menyukainya. Dia mengetahui bahwa Maya akan segera dilamar nak ilham. Makanya, dalam kesempatan seminar itu, dia minta kepada ayahnya yang ketua yayasan itu untuk mengirim dia bersama Maya". Lanjut ibunya Maya. Jantung ilham berdetak kencang, hatinya pedih, langit seakan runtuh, matanya berkaca kaca, badannya kaku serasa lumpuh, bibirnya beristighfar... batinnya merintih dengan apa yang baru ia dengar. "Kami pihak keluarga telah sepakat untuk menikahkan Maya dengan Indra. Maafkan kami nak ilham... maafkan kami…." Ibunya Maya mengakhiri penjelasannya. Suasana jadi mencekam, jantung ilham berdetak kencang, wajahnya menunduk, ada yang menetes dari matanya. Dia tidak kuat untuk menahan perasaannya lalu kemudian langsung pamit... Dalam perjalanan pulang bibir Ilham terus beristighfar dan bertasbih, hatinya remuk, matanya terus mengalirkan sesuatu. Pernikahan yang dia rencanakan gagal, wisuda yang ia tunggu-tunggu sebagai awal puncak kesuksesan masa depannya, terasa tak bermanfaat lagi. Maya adalah gadis cantik dan jelita, pujaan hatinya itu telah terbang dibawa seekor elang yang rakus tak bermoral. Sesampainya dikamar kostnya. Dia menangis dan meratap kepada Allah,dia mohon diberi kekuatan dan ketabahan. Dia larut dalam kesedihan. Tiba tiba suara adzan maghrib berkumandang, panggilan Allah merasuk dalam batinnya. Dengan berlinang air mata ia mencoba tegar menghadapi kuasa Allah itu. Ia beranjak mengambil air wudhu’, dia bentangkan sejadahnya, dan bertakbir. Selesai sholat, dia bermunajat kepada Allah. Dia bertafakkur dan tersungkur bersujud dihadapan takdir Allah. Dia sampaikan kegundahan hatinya dan berharap diberikan cinta diatas cinta. ----------------------------------------------- Waktu terus berlalu, Enam bulan setelah kejadian itu pun sudah Ilham lewati dengan hati yang tegar, dia selesaikan kuliahnya. Kini dia akan meraih gelar S1-nya. Namun dari hari ke hari bayangan Maya masih saja hadir dalam pikirannya. Tanpa kabar, tanpa pertemuan, dan tanpa penjelasan terakhir dari bibir Maya. Setelah hari yang pahit itu, dia mencoba untuk menata kembali masa depannya. Di hari wisudanya itu. Dia sengaja memanggil ibunya dari kampung untuk mendampingi wisudanya. Ibunya tersenyum bahagia dan penuh bangga menghibur Ilham menghadapi hari yang ditunggu-tunggu. Hari Wisuda yang semula akan dilanjutkan dia untuk melamar Maya. Tapi keadaan berubah, dan hanya dengan bantuan Allah semata, dia sanggup menghadapi semuanya. Tiba tiba suasana Aula gedung itu bertasbih. Acara wisuda heboh dengan kedatangan sosok bidadari yang anggun jelita. Mata semua lelaki memandang kearahnya. Dia menoleh... "Subhaanallah…” batin nya bertasbih. Sosok itu adalah Maya, wajahnya dibalut jilbab putih seakan membuat dia seperti bidadari yang baru turun dari langit. Hatinya berdesir, jantungnya berdegup kencang. Sama seperti rasa pertama kali dia berjumpa dengan Maya dulu. "Alangkah beruntung orang yang menikahinya..” Bisik batinnya... "Astaghfirullah…dia sudah menikah, aku haram memikirkannya.." getar bibirnya menepis perasaannya. Ibunya tersenyum melihat perubahan pada anaknya. "Apa lagi ham... kamu sudah pantas menikah.. kerjaanmu sudah mapan, sarjana pun sudah ditangan, semua para ibu ingin bermenantukan kamu" Canda ibunya dengan polos karena ketidaktahuannya dengan apa yang terjadi. Ilham hanya balas dengan senyuman. "Tunggu saja bu.. Wanita pilihan Allah" Jawabnya. Kaget dan tidak disangka, ternyata Maya menghampiri Ilham. "Assalamu’alaikum... Selamat ya kang… aku datang bersama ibu ingin melihatmu". Sapa Maya dengan senyuman malu. "Wa’alaikum salam… terima kasih.. ibumu mana dan ….? Tanya Ilham terhenti. "Dan.. apa kang…? potong Maya, seakan dia sudah mengetahui maksud nya.. "Oh ya.. kedatanganku kali ini hanya untuk menyampaikan maafku saja kang…dan menjelaskan apa yang terjadi padaku selama ini sekaligus menebus ketidakberdayaanku..." Lanjut Maya dengan wajah menunduk, matanya menetes kan sesuatu. Belum sempat bertanya lagi, ilham diajak Maya bicara empat mata. Maya hendak menjelaskan sesuatu hal yang penting seperti yang dia tunggu selama ini. "Baiklah.. kita ke depan mushollah saja". Dengan air mata yang terus jatuh, Maya mencoba menenangkan diri dan menjelaskan apa yang terjadi selama ini. "Mungkin kang ilham telah diberi tahu ibu kejadian yang menimpaku... Tetapi..." kata Maya terhenti sejenak sambil mengusap air matanya yang mengalir dengan tissue, "Tetapi semua itu berubah, ternyata takdir Allah berubah lagi. Aku terus berdo’a kepada Allah, agar diberi kekuatan untuk menjalani hidup yang tidak disangka aku mengalami penderitaan semacam itu". Lanjutnya "Umur pernikahanku dengan lelaki itu hanya bertahan satu minggu, setelah acara pesta pernikahan kami selesai, tanpa melalui malam pertama, dia lebih memilih merayakan pesta kemenangannya bersama teman-temannya, pada malam itu dia bersama rekannya merayakan pesta narkoba, dan naas, malam itu juga dia over dosis dan dibawa kerumah sakit. Satu minggu dia koma tak sadarkan diri, lalu dia tewas. Aku hanya melihat proses kuasa Allah itu dengan bersyukur, Allah maha tahu penderitaan hambanya. Maka dari itu kang… Allah sedang menguji diriku.. statusku sekarang janda.. jelas Maya panjang lebar dengan hati tegar. "Jadi ..?" Tanpa sadar dan spontan ilham berucap sambil melihat kondisi Maya. "Oh ya… aku sekali lagi bersyukur kepada Allah, setelah seminggu kematian brengsek itu, aku memeriksakan diri ke dokter. Ternyata kesucianku masih utuh. Brengsek itu hanya menjebakku agar ia punya alasan untuk menikahiku. Begitulah kisah hidupku kang… Allah masih menyayangiku.." Ucap Maya mengakhiri kisahnya. Mendengar semua penjelasan itu, hati ilham berdesir, setetes embun masuk ke dalam batinnya. Ternyata ujian Allah telah berakhir. Ia bertakbir dalam hati. Rencana awal bisa dijalankan, setelah Wisuda langsung melamar Maya pada hari itu juga. ----------------------- the End -------------------

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun