Mohon tunggu...
Aden ReunidaZahbi
Aden ReunidaZahbi Mohon Tunggu... Lainnya - Mencintai sang pemilik cinta

لله تعالى

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terdapat Kelebihan di setiap Kekurangan

8 Desember 2020   07:12 Diperbarui: 8 Desember 2020   07:19 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Liputan6.com

Tak ada henti-hentinya program acara di salah satu televisi swasta dengan pemandu acara Irfan Hakim memberikan inspirasi dan motivasi kepada seluruh masyarakat Indonesia. Terutama ketika tahun lalu menampilkan seorang anak berusia 9 tahun yang mampu menghafal Al Quran 30 juz, anak tersebut memiliki nama Muhammad Naja Hudia Afifurrohman yang akrab dengan sebutan Naja, ia mewakili NTB dalam ajang hafiz Indonesia 2019. 

Ada kisahmenarik dari seorang Naja sebagai Hafiz Al Quran tersebut, tidak sama seperti kebanyakan orang sejak kecil Naja difonis dokter sebagai penderita kelumpuhan otak (cerebral palsy) yang mana Naja tidak dapat menggerakkan tubuhnya karena adanya gangguan di saraf motoriknya karena hal tersebut membuat Naja menghabiskan waktu sehari-hari di atas kursi roda. Sepupu Naja, Fabyan Rizki Nauvaldy menceritakan bahwa kelumpuhan pada otak Naja diketahui setelah beberapa bulan kelahiran Naja. Naja sendiri pun lahir secara premature, namun hal tersebut tidak memutuskan semangat keluarganya dan Naja sendiri.

Naja sendiri merupakan anak dari pasangan Agusfian Hidayatullah dan Dahlia Andayani yang merupakan warga kelurahan Gomong, kecamatan Sepalarang. Ayah Naja berprofesi sebagai kariyawan salah satu bank di kota Mataram sedangkan sang ibu berprofesi sebagai Dosen di salah satu Universitas di kota Mataram. 

Di tengah-tengah kesibukan kedua orang tuanya sang ibu selalu menyempatkan diri membacakan atau memperdengarkan ayat-ayat Al Quran kepada Naja. "Ibunya pertama kali mengetahui bahwa anaknya memiliki daya ingat yang kuat ketika Naja berumur 3,5 tahun. Karena setiap malam sebelum tidur Naja dibacakan ayat kursi dan kecepatan mengingatnya diluar kemampuan anak pada usianya" ujar Fabyan kepada inside Lombok, Kamis (16/05/2019)

Meski begitu Fabyan mengatakan bahwa Naja pernah kesulitan dalam mencari sekolah karena beberapa sekolah menolak menerima naja sebagai muridnya. Hal tersebut didasari oleh keterbatasan fisik yang dimiliki Naja akan mengganggu proses belajar siswa lainnya. Bahkan sekolah tahfidz pun menolak Naja karena keterbatasan yang ia miliki, hal ini membuat orang tua Naja sempat kewalahan dalam mencari sekolah. 

Sampai akhirnya salah satu sekolah di wilayah Jatisela, Gunungsari menerima Naja sebagai murid mereka. Setelah diterima di sekolah tersebut salah seorang guru memberi saran agar orangtua Naja memperdengarkan bacaan Al Quran kepada Naja dikarenakan sampai saat ini Naja menyandang status sebagai tuna aksara. Naja pun menghabiskan waktu 10 bulan untuk mendengarkan audio bacaan Al Quran hingga akhirnya berhasil menghafal keseluruhan 30 Juz dalam Al Quran.

Mengetahui sang anak memiliki kelebihan dalam menghafal Al Quran ibu Naja mendaftarkannya untuk mengikuti program hafiz Indonesia tahun 2019, setelah mendaftar orang tua naja memboyongnya ke Jakarta untuk mengikuti audisi tersebut dan berhasil lolos dalam babak selanjutnya. 

Dari kisah diatas kita dapat mengambil pelajaran bahwa disetiap kekurangan ada kelebihan, jangan pernah patah semangat untuk memoles diri menjadi yang lebih baik. Untuk mengidentifikasi anak-anak dengan cedera otak traumatis mungkin memiliki masalah berikut:

1. Memori, seperti mengikuti instruksi sederhana, mengingat informasi baru,

Pelajari konsep baru, mengingat informasi sehari-hari, dan tetap focus serta perhatian

2. Organisasi, seperti tidak yakin bagaimana memulai suatu tugas, merasa bingung saat mengubah aktivitas, menyerah saat tugas menjadi menantang, mengatur ruang kerja pribadi dan manajemen waktu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun