Mohon tunggu...
Aden ReunidaZahbi
Aden ReunidaZahbi Mohon Tunggu... Lainnya - Mencintai sang pemilik cinta

لله تعالى

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Atas Nama Pendidikan, Kreativitas Hilang

18 Oktober 2020   08:58 Diperbarui: 18 Oktober 2020   09:09 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kompas.com

Setiap Anak Seniman

Sering kita jumpai seorang seniman dengan kesan dan ciri khasnya masing-masing, kesan dan ciri khasnya tersebut merupakan bentuk dari kualitas kreativitasnya. 

Seorang seniman tidak lahir begitu saja, ia lahir dengan proses yang panjang. Daya ciptanya pun melalui proses pencarian jati diri hingga akhirnya dapat menemukan orisinilitas karyanya sendiri. 

Proses awal kreatif yang dilakukan oleh seniman adalah imitasi, sebagai contoh seorang pelukis besar pasti memiliki patron sebagai acuan untuk diikuti hingga akhirnya menemukan gayanya sendiri. 

Begitu pula dengan anak, anak merupakan peniru yang sangat baik. Anak suka melakukan sesuatu berdasarkan hal yang dilihat disekitarnya. Contoh ketika anak melihat serial drama di TV, anak pun akan meniru pemeran yang ada di serial drama tersebut. 

Ketika anak melihat sebuah gril band ataupun boy band anak pun meniru, sama halnya ketika bundanya menggunakan lipstick diam-diam anak sudah belepotan dengan lipstick. 

Terdapat pertentangan mengenai kegiatan meniru anak dengan kreativitas, sehingga menimbulkan larangan dan meremehkan anak ketika ia meniru. Padahal dari contoh diatas meniru merupakan langkah awal untuk menemukan daya ciptanya sendiri. 

Ketika anak tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menggemari dan menghargi musik makan akan melahirkan anak yang menyukai music pula bahkan menjadi seorang musikus, hal ini terjadi karena nuansa lingkungan keluarga anak kental dengan musik. 

Tetapi perlu diingat bahwa menirunya anak tidak harus berupa tindakan konkret, secara mental anak merekam gejala yang ada di sekitarnya dalam alam bawah sadarnya, setelah masa inkubasi , suatu saat potensi anak akan mekar dengan sendirinya pada waktu yang tepat. 

Maka dari itu sesungguhnya setiap anak lahir sebagai seorang seniman, dimana untuk mencapai titik tertinggi diperlukan proses panjang dan bantuan dari lingkungannya. 

Orang dewasa harus menciptakan suasana sekolah dan lingkungan dengan nuansa seni tujuannya agar anak dapat menghaluskan rasa estetikanya yang akan berpengaruh pada sikap dan perilaku anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun