Mohon tunggu...
Novi Ana Rizqiani
Novi Ana Rizqiani Mohon Tunggu... Lainnya - The Little who has The Big Dream

| Jika ada kebaikan dari akun ini, semata datangnya dari Allah swt | Izinkan aksara menari kala suara mulai senyap |

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ambil Sarinya, Manfaatkan Limbahnya!

22 Desember 2020   14:15 Diperbarui: 22 Desember 2020   17:24 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laut Pantai Selatan (Dok.Pribadi)

Semesta beserta isinya telah diciptakan untuk sebaik-baik manfaat bagi manusia. Manusia sebagai “Tuan” di muka bumi adalah makhluk yang sempurna dianugerahi dengan akal dan pikiran. Para “Tuan” yang baik hatiny — sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk bijak dalam mengelola dan memberdayakan. Hal ini tentu bertujuan demi ketahanan serta kelestarian sumber daya bagi anak cucu selanjutnya. Namun ironi sekali, kesadaran diri terhadap lingkungan semakin menurun. Isu-isu pemanasan global dalam beberapa dekade belakangan ini kian menggema.

Secara perlahan dampaknya mulai terasa dan menyentuh bumi. Bencana alam yang merata menjadi salah satu bukti dari sekian fenomena yang terjadi. Kepunahan ekosistem yang “sehat” adalah wacana yang terus digaungkan seiring dengan tergerusnya potensi-potensi alam. Harapan melindungi hakikatnya dapat terpatri dalam benak para “Tuan”. Tidak perlu besar untuk menjadi besar. Lakukan dalam bentuk tindakan-tindakan kecil. 

Namun apabila direnungi bersama, Sang Pencipta seolah mengirimkan “sinyal” untuk memberi kesempatan memperbaiki dan berbenah. Ini diaminkan kala Pandemi mulai tergiring masuk ke Indonesia. Revolusi telah memaksa hampir seluruh lapisan untuk gotong royong mengadopsinya. Tak ayal banyak gebrakan-gebrakan baik demi bumi tercinta. Tindakan nyata yang pada episode tahun lalu tiada pernah menjadi cita-cita. Mulai dari peduli terhadap diri sendiri, keluarga, hingga lingkungan. 

KEBIASAAN BAIK

Protokol kesehatan pasalnya telah memaksa untuk lebih peduli, khususnya terhadap diri sendiri. Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan adalah adat yang realitanya sudah ada sejak lama. Namun fitrah manusia seringkali menggoda itikad dan ikhtiar. Tak ayal pelanggaran prokes menjadi salah satu penyumbang dari alasan pasien terkonfirmasi. Mau tidak mau, suka tidak suka, manusia harus menggiatkan kebiasaan ini.

Virus yang semakin masif telah menciptakan beragam "Hasil Karya Kesehatan" demi mengurangi angka penularan dan angka kematian. Absennya presensi pada acara-acara yang mengumpulkan massa, penjatuhan sanksi sosial, modernisasi alat-alat kesehatan, meningkatnya kebiasaan baik, gotong royong, dan lain-lain. Semua hal tersebut sudah pasti banyak menimbulkan kemaslahatan. Tidak hanya untuk diri sendiri melainkan juga untuk lingkungan. Kebersihan, keamanan, dan kepatuhan menjadi ikhtiar dalam memangkas mata rantai penyebaran.

GERAKAN BERSEPEDA

Demam sepeda menjadi tren semenjak bumi terselimuti pandemi. Olahraga tersebut kini menjadi primadona. Bahkan pemerintah pun mulai berbenah untuk menjadikan prioritas khusunya terkait dengan fasilitas-fasilitas bagi penggunanya. Pasalnya kegiatan ini menjadikan seseorang tetap aman—waspada beraktivitas meski dalam kerumunan. Banyak dampak positif yang tercipta sebagai umpan balik dari upaya diri. Saat beberapa industri gulung tikar, industri tersebut memutar kemudinya. Pandemi memberi keuntungan bagi pelaku usaha ini khususnya. Angka penjualan sepeda kian meroket seiring berjalannya permintaan pasar. Tak sampai berbulan-bulan, harga sepeda favorit saya pun mendadak seketika naik saat saya tengok wishlist  kembali. 

Transportasi non-bahan bakar ini tergolong ramah lingkungan. Meski banyak peminatnya tidak ada asupan gas buang kendaraan yang menguap. Polusi yang berasal dari sumbangan asap kendaraan di Indonesia, pasalnya sempat mengalami penurunan. Seiring dengan pemberlakuan kebijakan karantina wilayah pada beberapa waktu lalu. Walau belum menjadi langkah ampuh, namun setidaknya Indonesia sebagai salah satu kontributor polusi dapat membuktikan itikadnya. Fakta tersebut mengemuka saat langit ibu kota sempat mengalami pemandangan membiru. Berdasarkan data IQAir pada masa PSBB total, indeks kualitas udara Jakarta berada pada level Sangat Baik (Hijau). 

BUDIDAYA TANAMAN HIAS

Keberagaman jenis tanaman di muka bumi ini telah memberikan banyak manfaat bagi manusia. Baik itu tanaman pangan maupun tanaman industri. Beruntungnya Indonesia, kayu dan batu pun jadi tanaman. Peribahasa yang cukup melukiskan bahwa begitu suburnya tanah Indonesia. Banyak sekali tanaman beriklim tropis yang sekiranya dapat menjadi satu dari sekian pilihan. Salah satu tanaman yang sedang digandrungi pada masa pandemi ini adalah tanaman hias. Penjual dadakan pun hampir dapat ditemui di setiap sudut jalan. 

Pesona tanaman hias dianggap menjadi daya tarik tersendiri yang diklaim mampu memengaruhi psikologi manusia. Warna hijau hasil dari klorofil disinyalir mewakili alam dan dengan memandangnya mampu menciptakan kesan segar. Tak ayal kegiatan bertanam menjadi aktivitas favorit yang bukan lagi petani saja yang hanya menggelutinya. 

Namun sangat disayangkan penggunaan pupuk kimia terhadap tanaman masih mendominasi. Berdasarkan data Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) periode Januari - September 2020, pupuk organik masih menempati kelas yang sama di peringkat akhir sebagai pupuk tanaman. 

Produksi Pupuk (2014-2020)
Produksi Pupuk (2014-2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun