Semua jenis narkoba tentulah berbahaya. Akan tetapi kita perlu mengetahui lebih dalam tentang shabu untuk dapat memahami mengapa benda ini dapat begitu berbahaya dan menebar teror bagi anda maupun anggota keluarga anda.
Alasan pertamanya adalah karena zat ini bisa tersedia kapan saja. Narkoba lain seperti heroin atau kokain memiliki musim panen. Akan tetapi Shabu-shabu merupakan narkoba sintetis yang dapat dibuat kapan saja dari bahan-bahan yang juga ada dalam keseharian kita. Bahaya maut shabu-shabu sangat dekat dengan kita, atau dan orang-orang yang kita kasihi.
Shabu hanyalah sebutan yang popular di Indonesia untuk zat adiktif yang disebut methamphetamine (meth). Bentuknya seperti butiran crystal putih seperti butiran gula yang lebih besar sedikit sehingga ada yang menyebutnya crystal meth. Selain berbentuk butiran crystal, meth juga tersedia dalam bentuk tablet, biasanya dicampur bahan lain seperti kafein. Sebutan lainnya adalah Tina, Glass, ice, crystal, crank, chalk, speed, shabu (Jepang, Indonesia), Nazi dope, annie’s dope, annie, poor man’s cocaine, ya ba (Thailand), dll. Saya akan memakai istilah shabu dan meth secara bergantian di tulisan ini.
Efek Pemakaian, Sepertinya Baik?
Pemakaian shabu dapat dilakukan dengan cara menelan, menyuntik atau menghirup asapnya. Sekali penggunaan cukup 0,25 gr, tetapi efeknya 3,5 lbh kuat dari kokain yang bisa menyebabkan si pemakai mabuk sampai 12 jam. Inilah bahaya yang pertama, shabu membawa efek yang lebih kuat dari jenis narkoba manapun saat ini.
Begitu masuk ke dalam tubuh, meth langsung membawa rasa santai dan menyenangkan. Tiada lagi rasa cemas dan takut, persoalan (seolah) hilang. Sensasi meth juga serasa memberi, dorongan semangat, percaya diri yg tinggi dan daya tahan sehingga pemakainya bisa bekerja berjam-jam bahkan berhari-hari tanpa lelah. Penemuan shabu di Jepang memang pada zaman perang dunia. Meth diberikan kepada para serdadu (termasuk di Jerman dan tentara merah, Rusia) sehingga dapat bertarung berhari-hari, tanpa rasa takut.
Dikalangan pekerja mulai dari buruh sampai pekerja kantoran, penggunaan shabu sebenarnya sangat signifikan. Tuntutan kerja yg tinggi menuntut bekerja lebih lama tanpa rasa lapar dan lelah. Di Thailand beberapa tahun lalu, ada perusahaan yang bahkan membagikan shabu/ya ba kepada karyawan untuk mendongkrak produktivitas!
Ketiadaan rasa lapar dan haus selama menggunakan shabu, membuat orang memilih penggunaan narkoba ini untuk menurunkan berat badan. Tetapi hasil yang diperoleh, tentulah jauh dari ideal.
Iblis Mengintai
Efek-efek yang dirasakan selama mengkonsumsi shabu hanyalah tipuan sementara. Sekali menggunakan shabu, sesungguhnya pemakainya telah melakukan perjanjian jangka panjang dengan iblis. Dalam pemakaian shabu selanjutnya, efeknya akan menghantam balik. Obat ini menyerang otak, melemahkan tubuh dan pikiran membuat pecandunya menderita paranoid, agresif berlebihan bahkan gila. Sekali digunakan, kebutuhan dosisnya akan semakin tinggi.
Dalam otak manusia terdapat pusat kesenangan yang disebut nucleus accumbent. Di titik ini terjadi pelepasan dopamine, yaaitu bahan kimia alami yg menimbulkan rasa senang. Makin banyak dopamine dilepaskan, makin senang kita rasakan. Kesenangan sesungguhnya merupakan ’hadiah’ yang diberikan otak kepada manusia. Salah satu puncak kesenangan normal adalah adalah seks dan makan. Dalam kedua aktivitas itu, dopamine dilepaskan otak dan menimbulkan rasa senang dan nyaman.