Mohon tunggu...
Adeltus Lolok
Adeltus Lolok Mohon Tunggu... PNS -

Pendiri http://howmoneyindonesia.com. Berkarya sebagai aparat dan pelayan masyarakat; pecinta alam, seni, dan keunikan manusia. Senang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe featured

Kenali "Phising", Salah Satu Modus Perampokan Uang Nasabah

22 Agustus 2015   22:51 Diperbarui: 19 Maret 2018   14:27 2009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita tentang uang nasabah yang tiba-tiba raib dari rekening makin santer belakangan ini. Penyebabnya ada beberapa, antara lain juga karena perilaku curang pegawai bank sendiri atau karena kelemahan sistem pengaman perbankan. Namun akhir-akhir ini, sejumlah kasus pembobolan rekening nasabah, justru karena perilaku nasabah sendiri yang tanpa sadar mengundang rampok ke rekeningnya.

Lho kok bisa?

Yess, memang bisa. Dengan berkembangnya sistim komunikasi internet yang demikian maju saat ini, berkembang pula aneka modus kejahatan untuk merampok secara online. Untuk itu para pelaku kejahatan (sebut saja: hacker) berusaha mendapatkan pribadi orang supaya bisa menyusup ke sistem perbankan dan kartu kredit. Pencurian data ini disebut PHISING. Data penting dalam hal ini tentu saja mulai dari data pribadi (nama, alamat, email, nomor handphone dll), lalu data terkait dengan keuangan antara lain data bank (nomor rekening), data ATM (nomor dan PIN), serta data kartu kredit (nomor, pin, jenis kartu, nomor di belakang kartu kredit, dll).

Walaupun namanya mencuri, bukan berarti mereka meminta data rahasia Anda dengan kekerasan atau selalu diam-diam tanpa sepengetahuan Anda. Sama sekali tidak. Mereka bisa terang-terangan, menyamar melalui telepon atau email. Tanpa kewaspadaan, Anda bisa saja terjebak dan memberikan data pribadi (dan rahasia) secara sukarela.

Modus lainnya adalah menyebarkan virus malware melalui aneka cara. Sekali malware terinstal di komputer atau handphone, maka dapat dipastikan gadget tersebut dapat dikontrol oleh hacker secara online. Setelah memperoleh data yang diperlukan, mereka bisa leluasa menarik dana, melakukan transfer, atau berbelanja menggunakan duit orang lain. Duit pun melayang dari rekening. Parahnya, Anda sendiri (karena ketidaktahuan) bisa jadi telah "mengundang" para penjahat ke rekening Anda.

Itulah sebabnya, dalam perseteruan nasabah yang telah kehilangan duit dengan pihak perbankan, biasanya tidak ada titik temu. Pihak yang dirugikan menyalahkan perbankan, sementara pihak perbankan menyalahkan keteledoran nasabah. Ruang kosong inilah yang mesti diisi dengan sosialisasi oleh semua pihak, termasuk melalui pembahasan kita di artikel ini.

Tanpa perhatian pemerintah, masyarakat dan pelaku industri keuangan, phising akan menjadi salah satu ancaman terorisme ekonomi bagi masyarakat tanpa pandang bulu. Aneka kasus phising pun bisa makin ramai bermunculan.

Kenali Modusnya

Untuk mencegah hal ini terjadi, masyarakat perlu mengetahui modus-modus yang sering digunakan para pembobol rekening di dunia maya, antara lain:

  1. Melalui samaran telepon (atau email) seolah dari pihak bank atau bank penerbit kartu kredit. Mereka bisa saja mengatakan akan mengupdate data perbankan (atau kartu kredit) Anda. Atau ada masalah dengan rekening Anda yang harus segera diatasi saat itu juga. Untuk itu mereka perlu menyamakan data-data Anda dengan data bank, dst. Jika Anda melayani telepon semacam ini, Anda tanpa sadar telah memberikan data paling rahasia Anda kepada orang lain. Catatan: Pihak bank tidak pernah melakukan permintaan data nasabah melalui telepon, email atau surat. Jika ada masalah dengan rekening Anda, seharusnya Anda dating ke kantor bank tersebut, bukan menyelesaikannya melalui telepon atau email. Jangan memberitahukan kode pin (atm atau kartu kredit) Anda kepada siapapun, termasuk petugas bank sekalipun.
  2. Permintaan mengisi survey (bisa melalui internet, email, atau telepon). Mengisi survey adalah hal yang wajar. Tetapi bila yang ditanyakan sudah menyangkut hal-hal sensitif terkait data keuangan (perbankan atau kartu kredit), Anda harus waspada dan sebaiknya tidak mengisi survey tersebut.
  3. Melalui transaksi online. Modusnya beraneka ragam. Bisa melalui tawaran produk murah, tawaran bisnis online, tawaran diskon besar, dll. Terkadang tawaran tersebut megitu menarik sehingga Anda tanpa ragu membayar dengan kartu kredit. Toh harganya tidak mahal, ditipu pun tidak seberapa, pikir Anda. Apa yang terjadi. Bulan berikutnya Anda mendapatkan tagihan ratusan dollar (jutaan Rupiah) atas pendaftaran (atau pembelian produk) yang Anda pikir tidak seberapa tersebut.Catatan: Transaksi online merupakan hal yang umum dewasa ini. Tetapi jangan pernah menginput data kartu kredit Anda di situs yang tidak terpercaya.
  4. Pembelian software melalui smartphone. Beberapa orang mengeluhkan tagihan kartu kredit yang membengkak setelah membeli software tertentu melalui smartphone.Catatan: Jika tidak terlalu penting, batasi transaksi Anda melalui smartphone. Diskusikan pengalaman teman Anda atau orang lain yang telah mendownload suatu software yang Anda minati. Pastikan provider software adalah perusahaan/institusi terpercaya.
  5. Tawaran Produk ke Rumah. Mungkin Anda melihat suatu iklan atau tawaran paket produk (bisa handphone, tiket pesawat, produk liburan, diskon restoran dll) yang ditawarkan dengan harga sangat murah. Setelah Anda hitung-hitung, toh tidak ada salahnya. Murah sekali, kapan lagi dapat penawaran seperti ini, pikir Anda. Pembayaran tidak menggunakan cash, tetapi menggunakan kartu kredit atau ATM. Orang tersebut membawa mesin gesek, persis yang terlihat di restoran atau supermarket tempat Anda biasa menggunakan kartu kredit atau ATM Anda. Jika Anda setuju tawaran tersebut, dan menggesek kartu Anda, jangan kaget bila tabungan Anda terkuras atau tagihan kartu kredit membengkak. Penyebabnya, Anda telah memberikan data Anda melalui skimming device yang mereka bawa.
  6. Email Spam. Perhatikan kotak masuk (inbox) Anda. Apakah Anda mengenali semua pengirim email tersebut? Termasuk dari nama-nama institusi, termasuk perbankan. Kenali alamat email yang resmi dan bukan. Soalnya banyak kasus pengiriman virus malware dilakukan melalui file attachment (lampiran) email. Jika attachment tersebut dibuka, virus pun masuk ke komputer/hp.
  7. Postingan “menarik” di media sosial. Para hacker juga paham bahwa orang menyukai sesuatu yang menarik seperti artikel/video sedih, lucu, menyenangkan, ataukah pornografi. Postingan ini pun di-tag ke banyak orang. Jika Anda membuka video tersebut, biasanya akan muncul perintah untuk update software tertentu agar video bisa diputar. Jika Anda mengikutinya, maka Anda sebetulnya sedang menginstal virus malware. Catat bahwa jika Anda di-tag oleh seorang kawan di medsos, bisa jadi bukan kawan Anda tersebut yang melakukannya tetapi orang lain yang telah menyusup ke akunnya.

Modus-modus di atas tentu hanyalah sebagian. Untuk selalu diingat bahwa para penjahat selalu mengembangkan teknik dan trik-nya untuk mengelabui calon korban.

Cara Mengamankan Rekening dan Menghindari Hackers

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun