Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sedunia jatuh setiap tanggal 28 April. Peringatan ini bertujuan untuk menyadarkan betapa pentingnya membuat pekerja menjadi aman dan sehat. Selama pandemi COVID-19, kita telah melihat bahwa kita memiliki sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang kuat, yang mencakup partisipasi yang berarti dari pemerintah, pengusaha, pekerja, pelaku kesehatan masyarakat dan semua pihak terkait di tingkat nasional dan perusahaan, sangat penting dalam melindungi lingkungan kerja dan menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja.
Melalui dialog sosial yang efektif, pemerintah dan mitra sosial secara aktif berpartisipasi dalam semua proses pengambilan keputusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini penting dari pengembangan dan revisi kerangka kerja yang mencakup kebijakan dan peraturan K3 untuk mengatasi tantangan- tantangan yang terus-menerus dan semakin update, hingga aplikasi aktual di tingkat tempat kerja. Dalam dialog sosial tersebut mengatakan tidak hanya berkontribusi untuk meningkatkan kebijakan dan strategi K3, tetapi juga penting dalam membangun kepemilikan dan komitmen, memudahkan jalan untuk implementasinya yang harus cepat dan lebih efektif.
Di tingkat tempat kerja, budaya K3 yang kuat adalah budaya di mana hak atas lingkungan kerja yang aman dan sehat dihargai dan dipromosikan baik oleh manajemen maupun pekerja. Budaya K3 yang positif dibangun di atas inklusi, melalui keterlibatan yang berarti dari semua pihak dalam peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja yang berkelanjutan. Di tempat kerja dengan budaya K3 yang kuat, pekerja merasa nyaman menyampaikan kekhawatiran tentang kemungkinan risiko atau bahaya K3 di tempat kerja dan manajemen proaktif dalam berkolaborasi dengan pekerja untuk menemukan solusi yang tepat, efektif, dan berkelanjutan. Ini membutuhkan komunikasi dan dialog terbuka yang dibangun di atas kepercayaan dan saling menghormati antara manajemen dan pekerja.
Saat ini para pekerja harus terus bertahan hidup melalui krisis kesehatan global dan menghadapi risiko K3 yang berkelanjutan di dunia kerja. Pemerintah dan manajemen perusahaan  harus terus bergerak untuk membangun lingkungan keselamatan dan kesehatan yang kuat di semua tingkatan.
Latar belakang
Pada tahun 2003, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), mulai memperingati Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sedunia untuk menekankan pencegahan kecelakaan, penyakit, dan resiko di tempat kerja. Selain itu juga memanfaatkan kekuatan tradisional ILO yaitu tripartisme dan dialog sosial di seluruh dunia.
Perayaan ini merupakan bagian integral dari Strategi Global Keselamatan dan Kesehatan Kerja ILO, sebagaimana didokumentasikan dalam Kesimpulan Konferensi Perburuhan Internasional pada Juni 2003. Salah satu pilar utama Strategi Global adalah advokasi, Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sedunia, serta Kesehatan di Tempat Kerja adalah alat yang tepat untuk meningkatkan kesadaran tentang bagaimana membuat para pekerja menjadi aman dan sehat dan kebutuhan untuk meningkatkan keamanan dalam dunia keselamatan dan kesehatan kerja.
Selain itu, pada tanggal yang sama yaitu 28 April juga merupakan Hari Peringatan Internasional untuk Pekerja yang Meninggal dan Terluka yang diselenggarakan di seluruh dunia oleh gerakan serikat pekerja sejak tahun 1996. Jadi masih ada hubungannya peringatan Hari untuk Pekerja yang Meninggal Internasional dan Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Internasional.
Pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sedunia yang diperingati setiap tanggal 28 April mempromosikan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja secara global. Ini adalah kampanye atau sosialisasi peningkatan kesadaran yang dimaksudkan untuk memusatkan perhatian internasional pada besarnya masalah dan tentang bagaimana mempromosikan dan menciptakan budaya keselamatan dan kesehatan dapat membantu mengurangi jumlah kematian dan cedera terkait pekerjaan dan resiko kerja.
