Mohon tunggu...
Travel Story

Studi Kemsyarakatan ke Ambarawa

12 Januari 2016   18:55 Diperbarui: 12 Januari 2016   19:29 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 23-30 November , sma sekolah Mahatma Gading mengadakan studi kemsyarakatan atau biasa disebut dengan live in ke kota Semarang. Siswa dan siswi diwajibkan untuk mengikuti acara ini. Kami mengadakan studi ke Desa Kendal Ngisor yang bertempat jauh dari kota Semarang. Sungguh jauh untuk mencapai desa itu karena berada di bukit, tapi ketika sesampainya disana sungguh indah tempatnya sejuk dan masih sangat alami.

            Desa Kendal Ngisor merupakan desa yang masih cukup tertinggal atau dapat dikatakan desa yang masih cukup sederhana. Warga desa sekitar ada yang beberapa sudah mulai menggunakan alat teknologi seperti telepon genggam , tv dan sebagainya tapi masih ada beberapa warga yang tidak mengerti cara pemakaiannya. Sangat sulit untuk mendapatkan jaringan telepon di desa ini.

            Masyarakat desa memiliki ciri khas yaitu jika kita berkunjung ke salah satu rumah warga pasti kita akan dipaksa makan, akan disuguhkan makanan apapun yang mereka miliki dirumahnya. Kita sebagai tamu harus menerimanya walaupun hanya sekedar mencicipi saja, agar sebagai tuan rumah ia merasa dihormati.

            Warga desa Kendal Ngisor rata-rata mata pencahariannya adalah sebagai seorang pencari rumput dan bertani. Tapi ada juga yang mencari padi, kayu,sayuran,penjaga warung, dan membuat gula merah.Cara pembuatan gula merah sangat lama prosesnya memakan waktu satu malam. Mereka menjual gula merah kurang lebih 13.000 .

            Ada beberapa warga desa yang memelihara sapi,kambing,dan ayam. Mereka mempunyai kandang khusus untuk memeliharanya, kandangnya berada di dalam rumah mereka rata-rata berada di sebelah dapur. Desa ini sangat kurang perhatiannya akan kebersihan sekitar. Mereka kurang mengerti akan arti bersih sesungguhnya. Hampir tidak dijumpai tong sampah diluar rumah seperti di lapangan atau warung. Mereka langsung membuang sampah dijalanan. Akibatnya sampah menumpuk begitu saja dan tidak ada yang mengeruk sampah itu.

            Warga desa untuk memasak masih menggunakan kayu bakar. Dengan warga masih menggunakan kayu bakar maka masih terlihat kesederhanaan yang tertanam di desa ini. Tetapi sudah ada beberapa warga modern yang sudah menggunakan kompor gas. Memasak dengan menggunakan kayu bakar dan kompor memiliki ciri rasa yang berbeda, entah kenapa.

            Desa Kendal Ngisor memiliki ciri khas tarian tradisional Jawa yaitu tarian Soreng dan Kontulan. Soreng dimainkan oleh 10 sampai 12 orang penari. Kesenian soreng memiliki gerakan unik diiringi musik yang rancak menjadi daya tarik anak-anak dan orang tua. Tarian soreng menggunakan kostum yang dapat dikatakan cukup ribet tapi menarik dan dandanan yang tebal dan menor.

            Tarian Kontulan merupakan tarian warisan Sunan Kalijaga untuk dakwah dan digunakan Pangeran Diponegoro. Tarian ini diperankan oleh pria-pria tua dengan baju dominan putih berselempang hiasan dan celana ¾. Ditangannya memegang kipas sambil berlenggak lenggok kesana kemari. Kadang berputar, kadang berhenti sambil mengangguk-anggukan kepala.

            Di desa Kendal Ngisor sendiri memiliki 2 tempat wisata air terjun yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal warga disana. Untuk melakukan perjalanan ke tempat wisata itu sebenarnya tidak dipungut biaya tetapi hanya untuk biaya pembangunan saja yaitu 10.000/orang. Dengan melakukan perjalanan ke tempat wisata air terjun itu bagi pengunjung akan disuguhkan keindahan bukit-bukit , pepohonan dan udara yang masih sangat alami. Air terjun Kendal Ngisor ternyata belum lama diresmikan menjadi tempat wisata.

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun