Mohon tunggu...
Adelina Muslimah
Adelina Muslimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Hobi Memasak, membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Bullying di Indonesia

18 Juli 2022   22:51 Diperbarui: 18 Juli 2022   23:09 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasus bullying yang  terjadi terkait dengan sebuah rumah sakit di Surabaya. Lebih khusus lagi, ketika pasien  dipindahkan ke ruang pemulihan segera setelah menyelesaikan operasi kebidanan. Pasien mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dan justru dirawat oleh perawat, ahli anestesi. 

Perlakuan yang diterima pasien ini berupa perundungan seksual. Ketika seorang dokter menyentuh payudara pasien  dalam keadaan setengah  sadar akibat efek pasca operasi, apa yang disebut dengan bullying atau bullying dalam bahasa Indonesia bisa menjadi ancaman serius bagi semua kalangan usia. 

Bullying dapat merugikan dan dapat mengubah kepribadian baik  pelaku maupun korbannya. Bullying bisa menimpa siapa saja. 

Bahkan para pelaku dan korban bullying tidak menyadari bahwa perlakuan yang diberikan dan diterima dalam situasi apapun merupakan bentuk bullying. Penindasan dengan kata-kata dan perbuatan adalah bentuk pelanggaran harkat dan martabat manusia.

Bullying adalah tindakan merusak kemanusiaan, yang tercermin dalam sikap dan perilaku. Bullying sering kali diakibatkan oleh hilangnya empati dan hati nurani. Hati nurani adalah penilaian perilaku baik atau buruk yang terkait dengan perilaku manusia secara umum dan spesifik. 

Kasus bullying sepertinya masih menjadi perhatian publik. Bullying adalah tindakan keji yang merusak harga diri seseorang. Perilaku ini tidak bisa disamakan dengan pentingnya fashion. Kebiasaan-kebiasaan negatif yang merendahkan harkat dan martabat manusia tidak dapat ditolerir dan ditoleransi  tanpa adanya pendidikan yang dipahami oleh pelakunya.

Bullying meliputi intimidasi verbal (verbal bullying), intimidasi fisik (physical bullying), intimidasi sosial (social bullying), intimidasi dunia maya (bullying melalui dunia maya/media sosial), dan intimidasi seksual (sexual bullying). intimidasi). Kita sering menjumpai contoh bullying verbal dalam kehidupan sehari-hari, dan bullying jenis ini sering terjadi tanpa disadari. 

Banyak pelaku pelecehan verbal ini bercanda atau hanya bercanda, dan ketika mereka marah dengan kata-kata ofensif atau  tidak menyenangkan yang mereka katakan, mereka menguapkan korban.

Saya bersikeras bahwa saya menyebutnya. Pelecehan verbal dan intimidasi verbal  biasanya berupa kalimat kasar atau ejekan yang ditujukan kepada seseorang. Efek dari bullying verbal  adalah ketakutan anak dan siswa untuk berbicara dan berbicara. Korban perundungan verbal/verbal takut tampil di depan umum karena reaksi buruk yang mereka terima dan trauma bicara.

Seringkali diremehkan, bullying verbal memiliki konsekuensi jangka panjang dan sangat abadi bagi korban. Selain itu, bullying verbal juga biasa dikenal di masyarakat dengan sebutan judgement atau body shaming. Selain bullying verbal, masyarakat tidak bisa lepas dari  bullying fisik atau bullying fisik. Menemukan pelaku yang melakukan  bullying fisik, pelakunya emosional atau temperamental dan kurang empati terhadap lingkungan.

Korban seringkali menunjukkan rasa takut yang berlebihan saat berhadapan dengan pelaku. Korban  biasanya repot pergi ke sekolah / kampus / gedung pertemuan (tempat korban bertemu dengan pelaku). Korban hanya bisa menangis ketakutan saat mengingat kejadian bullying yang dialaminya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun