Mohon tunggu...
adelia maharani
adelia maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Sosiologi Universitas Sebelas Maret

saya memiliki ketertarikan menyanyi dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegagalan Akulturasi Budaya Pemicu Konflik

23 Mei 2022   20:50 Diperbarui: 23 Mei 2022   21:03 1752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia memiliki banyak keberagaman baik suku, agama, hingga budaya. Keberagaman budaya memang suatu hal yang sangat indah namun keberagaman juga dapat memicu konflik. Seiring dengan perkembangan zaman maka budaya baru akan terus masuk, sehingga memicu terjadinya akulturasi budaya. Dalam proses akulturasi budaya tidak menentu akan berhasil tetapi juga bisa menuju kegagalan.

Secara wajar keberagaman agama, suku, bahkan budaya memang ada, namun keberagaman tersebut belum diproses dengan baik. Terkadang dengan adanya keberagaman tersebut dianggap sebagai sesuatu yang aneh dan kerap kali diperselisihkan khususnya masih terjadi di Indonesia.

Indonesia sendiri masih belum bisa menyelesaikan konflik yang terjadi karena rasa toleransi akan keberagaman masih kurang. Masih mempertahankan kebudayaan lama yang diyakini hingga menganggap remeh budaya lain yang menyebabkan Indonesia sulit membiasakan diri dengan budaya baru yang terus berdatangan. Padahal akulturasi budaya sendiri memiliki arti menerima budaya baru tanpa menghilangkan kebudayaan yang sudah ada.

Kegagalan akulturasi bukanlah suatu hal yang bisa dianggap sepele, jika tidak diselesaikan bisa menimbulkan perselisihan. Parahnya jika masih tidak ditemukan solusinya akan menyebabkan peperangan antar suku yang gagal menerima akulturasi budaya.

Salah satu bentuk kegagalan akulturasi budaya bahkan sampai menyebabkan korban jiwa terjadi antara suku suku Lampung dengan suku Balinuraga yang menetap di Lampung. Dimana konflik ini terjadi akibat adanya konflik agama yang dibesarkan hingga menimbulkan kebencian antar etnis yang memicu timbulnya kekerasan.

Penyebab lain adanya konflik yang terjadi di Lampung tersebut adalah kurangnya interaksi sosial yang dilakukan oleh suku Balinuraga dengan suku Lampung. Interaksi sosial penting karena jika tidak ada interaksi yang dilakukan maka akan menimbulkan kegagalan ketika proses akulturasi budaya.

 Dimana di daerah tersebut tempat tinggal digolongkan berdasarkan kesamaan budaya maupun agama. Sehingga interaksi sosial hanya memusat pada setiap kelompok yang menyebabkan mudah terjadi adu domba di daerah tersebut.

Kontak sosial atau interaksi sosial memang diperlukan karena perlunya pemahaman akan budaya baru atau budaya asing. Pemahaman ini menjadikan budaya asing tersebut dapat dipilah sehingga tidak semata-mata masuk dan menghilangkan corak budaya lama yang sudah berkembang di daerah tersebut.

Rasa untuk terus memperluas kebudayaan dan belajar menerima keberagaman memang sangat penting. Hal ini sangat penting karena kita sudah memasuki era globalisasi yang bahkan kita tidak dapat membatasi suatu budaya masuk karena terbukanya banyak jalur globalisasi.

Seperti yang kita tahu bahwa salah satu bentuk perkembangan dari Globalisasi adalah internet, sehingga internet menjadi wadah banyaknya budaya asing yang masuk. Budaya asing yang kita temui melalui internet ini juga dapat terjadi kegagalan dalam proses akulturasinya.

Salah satu kegagalan akulturasi budaya melalui media internet ini timbulnya perilaku konsumtif hingga hedonisme. Khususnya dalam lingkup remaja dimana budaya asing tersebut gagal di dalam proses akulturasinya dan dikembangkan dalam bentuk perilaku yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun