Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Matahariku Lelah ke Seberang

13 Desember 2019   02:00 Diperbarui: 13 Desember 2019   19:01 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (sumber: pixabay.com)

"Tuan, kecilkan suaramu dan mulailah bermain catur denganku. Jika memang aku kalah, kau boleh merobek keperawanan yang kumiliki sepuas hatimu."

Tanpa rasa takut yang memang Meraka tidak akan pernah miliki, pada akhirnya meja catur dipersiapkan untuk sebuah kompetisi kejeniusan.

Berjam-jam berlalu dan keempat Dosen pada akhirnya menyerah kalah. Sedangkan kain yang melekat di tubuhku mulai turun sekitar se-senti, karena otak bapakku sudah mulai terkontaminasi oleh rayap rayap kesukaran hidup dalam pikirannya.

"Sekali pertandingan lagi, kalung ini taruhannya."

Kalung ditukar oleh uang yang sudah terkumpul dari hasil permainan catur dan kendurnya gaun, yang melekat di tubuhku.

"Kau kalah, Tuan!"

Pada akhirnya Subuh datang, perhiasan dan uang sudah di benahi ayah dan kakak. Namun ketika hendak melangkah keluar dari rumah, mataku liar mencari semua uang dan perhiasan yang baru saja kudapatkan dengan begitu mudahnya.

"Ayah, Kakak! Berikan semuanya kepadaku atau kalian ingin menikmati betapa tajamnya belati ini." Sambil menjilati pisau yang sore tadi baru saja kuasah.

Pandangan mata ayah mulai ciut, namun kakak tetap mempertahankan uang dalam sakunya.

"Aku sakau, Dik!"

"Bedebah busuk! Tidak akan bisa kau rampas yang sudah menjadi milikku." Sambil merobek kantungnya dan mengambil semua uang-uang yang ada dalam saku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun