Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Persatuan di Antara Aneka

17 Februari 2019   08:35 Diperbarui: 17 Februari 2019   09:00 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karya Abigail


Dan hari mulai gelap
menempeleng usia di antara genap pada bilangan ganjil
adakah ruh pergerakan masa kembali bersuara? Entahlah
di pulau ini daratan tidak seimbang
masih mencari jejak pada salah satu wilayah.

Ini masih terlalu dini untuk berepisode pecah
ketika sebuah kalimat sederhana menguap di udara
singgah ke kotaku
lalu beramai-ramai menggiring alamat damai
dari berbagai perbedaan
kali ini lantangkan Bhinneka Tunggal Ika
sambil merapihkan lagi masa-masa sulit kemarin.

Harum bumi mengulang aroma kelahiran
dari abjad-abjad yang berterbangan
menarasikan segala doa-doa
pada benih-benih cinta persaudaraan
yang terlahir dari satu negara, Indonesia tercinta.

Pancasila sakti
tombak adanya kita dalam persatuan
maka jadikanlah jadi
dan hidup penuh cinta kasih
betapa indahnya negeri kata-kata
berselimut kedamaian.

Semoga tiada pernah akan runtuh oleh waktu dan banyaknya perbedaan pikir.

Jakarta, 17 February 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun