Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Areal Jalan Setapak

11 Desember 2018   10:57 Diperbarui: 11 Desember 2018   11:05 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam bersama dingin yang membuka celah ceroboh
Aku terdiam menunggu datangnya sinyal kronis

Entah apakah itu cinta ataukah nestapa
Saat gigilnya mulai menguasai jalan darah
Menyisakan ruangan terhampa
Dalam bentuk entah

Dalam hati
Ribuan harap membentuk cinta
Menyapa luka yang kelelahan

Sedang bibir doa tiba-tiba mengatup
Begitu saja

Membuat detakan retak
Bersama riuhnya sang banyu
Menyuarakan kenangan
Yang hampir tak tergambar
Sebab sajak-sajak tentangmu telah lenyap
Menguar
Jauh dari segala pikiran busuk.

Terkutuk
Satu ungkapan rasa yang sempat terbersit
Menekuk ruang-ruang tubuhku yang ambruk; batuk-batuk

Padahal seharusnya semi ini adalah kegilaan musim
Yang mencatat bahagia
Bukan warna yang memudar-
Kerontang kelopak bunga impian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun