by Delia Adel
kembali ke sini
dengan pemikiran yang busuk
mengejar buana
di sepenggal kalimat pulang yang lupa berkisah.
Sebuah kamar
menjebak secangkir kopi
untuk berkelana bebas
pada langit
dan desakan musim
seketika mabuk
saat gigilnya merasuk
bersama kuncup puisi mati.
Dan esoknya, beredisi
di saksikan oleh banyak penghuni taman kebodohan
atau lapak-lapak karam sisi jalan
dan tersadarlah kemudian
bahwa tubuhnya telanjang
kemudian berkata, "aku kalah perang."
Sedangkan ponsel sudah menjadi abu
bersama pedagang jalanan.
Aku tersedak racun
inilah akhir perjalanan.
Karam yang tak sepatutnya di munculkanÂ
tetapi perlahan timbul dan menyulitkan kematian.
Hai! Sekali lagi. Bawakanlah senyuman
lihat wajahku
Kering
tanpa sebuah alamat
raga berputar
tubuh membusuk
tiada yang menemukanÂ
padahal bau telah tercium dari jutaan kilometer
tetap saja, teracuhkan
bahkan hingga tulang-tulang ni
hilang entah kemana.
Sungguh ini sunyi yang paling menyiksaÂ
di bandingkan hening ketika hidup.
Bekasi, 7 Desember 2018.