Mohon tunggu...
Adelbertus BeatoYulandi
Adelbertus BeatoYulandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya suka menulis, membaca dan menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Hutan Dibabat Rakyat Bertindak

26 Agustus 2022   21:22 Diperbarui: 26 Agustus 2022   21:30 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini marak terjadi kasus perusakan hutan. kerusakan ini diakibatkan oleh ekspolitasi secara besar-besaran terhadap hutan. baru-baru ini terjadi perusakan hutan Mangrove di kawasan teluk Balikpapan seperti yang dilansir oleh majalah Kompas pada 22 juli 2022. Seperti yang kita ketahui, mangrove adalah tanaman yang berfungsi untuk mencegah terjadinya abrasi pantai dan tekanan gelombang laut. Keberadaan mangrove memiliki kontribusi besar di kawasan perairan laut. Hutan mangrove yang dulunya menghiasi pantai, kini berubah menjadi tempat penambangan. Hutan ini dibabat habis demi sebuah proyek dan ambisi sebuah perusahaan tertentu. Meningkatnya jumlah perusahaan penambangan menjadi ancaman bagi keberlangsungan hutan mangrove. Oleh karena banyaknya aktivitas di sekitar perairan, tak jarang terjadi perusakan bahkan berujung pada pembabatan hutan mangrove.

            Kerusakan ini terjadi karena keegoisan pribadi yang terlalu mementingkan diri sendiri. Akibat ulahnya tak jarang pantai mengalami abrasi dan tidak ada lagi yang menjadi penangkal dari derasnya gelombang laut. Hal ini tidak hanya berdampak pada kondisi pantai saja, tetapi juga bagi kehidupan manusia. Kerapkali bencana datang seperti gelombang laut yang menghantam permukiman warga dan mengakibatkan korban jiwa. Kondisi ini menjadi perhatian khusus bagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebab, baru-baru ini telah terjadi perusakan hutan mangrove di kawasan Teluk Balikpapan sebagaimana dilaporkan oleh Koalisi Peduli Teluk Balikpapan pada 2 maret 2022. Menurut laporannya, pemerintah setempat mendapati hutan mangrove sudah dibabat sekitar 14 hektar tanpa adanya persetujuan dari DLH setempat.

            Menanggapi peristiwa ini, Direktur Eksekutif Pokja Pesisir Mappaselle mengatakan bahwa " kita perlu mengambil langkah yang tepat dan strategis agar kasus ini betul-betul kita tuntaskan sampai ke akarnya. Dengan maksud ialah bagaimana praktek yang selama ini sudah menjadi budaya tidak terulang lagi " (kompas, 22 juli 2022, "Perusakan Mangrove dinyatakn Bersalah"). Dalam hal ini, pemerintah perlu mengambil kebijakan dalam penangan kasus ini. Sebab,hal seperti ini marak terjadi yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tak bertanggungjawab. Pemerintah harus memberikan sanksi yang tegas. Saya merasa bahwa hal ini terjadi karena adanya kelonggaran aturan dan belum adanya aturan resmi yang mengikat dari pemerintah setempat. Kehadiran perusahaan ilegal ini bukannya memberikan efek positif. tetapi justru membawa dampak negatif.

            Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan survei-survei terhadap aktivitas pertambangan yang ada di Indonesia, secara khusus yang berada di sekitar perairan laut. Dengan demikian, pemerintah dapat mengontrol dan mengawasi agar tidak terjadi pelanggaran yang dapat merugikan banyak orang. Maka, pemerintah juga perlu memberikan edukasi terhadap masyarakat akan pentingnya menjaga ekologi. Dengan edukasi ini, masyarakat diharapkan memiliki kesadaran sebagai pemelihara dan penganggungjawab kelestarian bumi ini. Bumi yang sehat terjadi karena adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan, baik antara manusia dan manusia lainnya, juga antara manusia dan alam ciptaan lainnya, sehingga terjadi keseimbangan dalam dunia ekologi kita.

            Ketika kita bersahabat dengan alam, maka alam pun akan menjadi tempat yang memberikan kehidupan yang baik kepada kita. Bersahabat dengan alam ibaratnya seperti kita menjalin sebuah relasi dengan sahabat kita. Semakin kita mengenalnya, kita akan menaruh cinta dan kasih kepadanya serta memahami eksistensi dari dirinya, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si menyerukan akan pentingnya kesadaran merawat bumi ini. Kita bukanlah predator bagi ciptaan lainnya, tetapi sebagai pemelihara alam semesta ini. Tugas manusia ini nampak dalam kisah penciptaan, di mana Allah memberikan amanat kepada manusia unutk menjadi pengatur dan pemelihara seluruh keutuhan ciptaan. Manusia bukan sebagai tuan yang tamak, pongah dan serakah, tetapi tuan yang berbelaskasih akan kehadiran ciptaan lainnya (Bdk Kej 1:28 ).

            Di sisi lain, saya menilai bahwa hal terjadi karena manusia salah menafsirkan apa tugas dan tanggungjawab yang Allah berikan. Kesalahpahaman ini nampak karena manusia mengartikan dirinya sebagai tuan yang dapat berlaku seenaknya terhadap ciptaan lainnya. Kita senyatanya hanyalah orang-orang yang diberikan tenggungjawab oleh Allah dan tidak lebih daripada itu. Oleh karena itu, kita harus sungguh berlaku adil dan bijaksana seperti yang Yesus katakan yaitu "hendaklah kamu semua menjadi saudara bagi seluruh ciptaan". Sebab, kita dipanggil untuk menunaikan karya agung Allah di bumi ini dengan menjadi manusia yang hidup berdampingan dengan sesama kita.

            Jadi, marilah kita bersama-sama menumbuhkan kesadaran pribadi untuk semakin mencintai bumi kita ini. Sebab, segala yang terjadi dapat kita benahi melalui hal-hal yang kecil yakni menyadari bahwa Allah menjadikan kita sebagai rekan kerjaNya untuk melestarikan alam ciptaanNya. Dengan kata lain, kita adalah tonggak dan puncak pemeliharaan bagi keberlangsungan bumi kita yang tercinta ini, foremost bumi Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun