Mohon tunggu...
ADELAIDE CHARISTA
ADELAIDE CHARISTA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Trauma Masa Lalu, Melangkah Menuju Masa Depan

2 Oktober 2022   19:04 Diperbarui: 2 Oktober 2022   19:12 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Setiap orang memiliki trauma akan masalah atau kejadian-kejadian yang berhubungan dengan dirinya di masa lampau. Sebelum membahas trauma masa lalu lebih jauh, kita perlu mengetahui apa itu trauma dan bagaimana trauma dapat memengaruhi perilaku seseorang di masa kini dan masa yang akan datang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, trauma adalah keadaan jiwa atau tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat dari tekanan jiwa atau cedera jasmani. Trauma yang terjadi di masa lalu bisa berupa peristiwa menyedihkan, kecelakaan, serta luka secara fisik dan mental. Dalam proses pendewasaan, trauma sangat berpengaruh penting karena dari kejadian atau perasaan di masa lalu, kita bisa menjadi diri kita yang sekarang ini. 

Pengalaman-pengalaman buruk yang terjadi di masa lalu bisa menghambat kita dalam bertindak dan berpikir di setiap aspek kehidupan yang sedang kita jalani. Kita sebagai manusia, pasti selalu ingin berjalan dan berkembang menuju masa depan yang lebih baik, namun apakah bisa kita mempersiapkan diri untuk masa depan sedangkan apa yang ada di masa lalu belum kita selesaikan? Apalagi ketika virus Covid-19 mulai menyebar ke Indonesia, kita pasti pernah benar-benar berada di posisi trauma terhadap berita-berita buruk dan keadaan yang mendukakan hati. Namun sebagai mahasiswa, kita perlu menyikapi trauma masa lalu dengan bijak, kita harus bisa senantiasa beradaptasi, apalagi dengan keadaan new normal saat ini. 

Mahasiswa harus sadar akan apa yang menjadi trauma di masa lalu dan berusaha untuk memperbaikinya, sehingga mahasiswa bisa menerima kejadian tersebut dan mencegah agar perasaan trauma tidak terjadi lagi. Maka itu, diperlukan kemampuan dalam membereskan apa yang selama ini menjadi trauma. Dalam menyelesaikan trauma masa lalunya, mahasiswa harus memiliki kemampuan communication, collaboration dan problem solving. 

Komunikasi menjadi sangat penting dilakukan supaya orang lain dapat memahami apa yang dirasakan selama ini. Sahabat, orang tua, bahkan para pemuka agama atau orang-orang yang terdekat dengan kita bisa menjadi media untuk mencurahkan tentang apa yang menjadi permasalahan masa lalu . Kita juga bisa memilih untuk mengkomunikasikan trauma masa lalu kepada pihak yang lebih ahli dalam bidang psikologi, seperti psikiater atau psikolog. Tidak perlu malu atau merasa gengsi ketika bercerita mengenai peristiwa masa lalu, walaupun menyakitkan, tapi komunikasi secara jujur harus dilakukan agar orang lain dapat mengetahui kemudian membantu menyelesaikan masalah tersebut. Maka itu, diperlukan komunikasi dengan orang-orang yang bisa dipercaya serta bijak dalam menanggapi masalah. 

Kemampuan selanjutnya adalah kolaborasi dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan trauma tersebut. Setelah kita ajak pihak-pihak tersebut untuk berkomunikasi, maka setelahnya perlu ada kolaborasi bersama. Trauma yang pernah dialami tidak bisa diselesaikan sendirian, perlu adanya bimbingan atau kolaborasi dari orang lain yang pernah mengalami masalah yang sama, atau lebih pastinya dengan orang-orang yang ahli dalam bidang permasalahan tersebut. 

Kemudian setelah mencoba komunikasi dan kolaborasi, maka metode atau penyelesaian masalah menjadi bagian yang paling penting. Tidak semua trauma dapat diselesaikan dengan waktu yang singkat, ada juga trauma masa lalu yang sangat besar hingga berdampak lama terhadap penderitanya. Maka salah satu penyelesaian masalah yang perlu dilakukan juga adalah belajar menerima dan memaafkan trauma tersebut. Sulit rasanya bila kita disuruh melupakan trauma, namun dengan menerima fakta bahwa peristiwa itu pernah terjadi dalam kehidupan kita, kita akan lebih bisa memaafkan dan berdamai minimal dengan diri kita terlebih dahulu. 

Masalah dari trauma masa lalu tidak bisa diselesaikam dalam waktu dan proses yang singkat. Namun ketika kita berusaha untuk berdamai dan membereskan trauma, maka pasti pelan-pelan akan ada perkembangan terhadap bagaimana kita berproses menjadi manusia yang lebih ikhlas. Trauma tidak bisa dihindarkan, trauma pernah terjadi dan tidak bisa diubah lagi, namun kita bisa mengubah pribadi kita menjadi lebih baik dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan ketika segala sesuatu di masa lampau dapat dimaafkan dan diselesaikan. Ketika kita sudah bisa melewati proses pendewasaan tersebut, maka kita pasti bisa menjadi diri sendiri dalam versi yang baru dan siap melangkah menuju masa depan. 

Romli, M. E. (2017). Upaya konselor untuk mengatasi trauma di kalangan mahasiswa. PROCEEDING IAIN Batusangkar, 1(1), 171-175.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun