Mohon tunggu...
Adela DyahNovianti
Adela DyahNovianti Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswi

Mahasiswi Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Permainan Kreatif untuk Anak Down Syndrome

26 Juli 2021   00:36 Diperbarui: 26 Juli 2021   01:31 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Saat ini anak dengan disabilitas intelektual seperti down syndrome seringkali mendapatkan diskriminasi dari masyarakat. Down syndrome sendiri merupakan sebuah kelainan bawaan sejak lahir dimana kondisi perkembangan fisik dan mental anak mengalami keterbelakangan akibat kelainan pada perkembangan kromosom yang gagal untuk memisahkan diri pada saat proses pembelahan. Perkembangan fisik dan mental yang mengalami keterbelakangan berdampak pada penilaian negatif  masyarakat terhadap anak down syndrome yang dapat menyebabkan terjadinya perawatan yang kurang optimal dari orang tua. Orang tua seringkali berpura-pura menganggap bahwa anaknya tidak ada masalah, padahal anak dengan down syndrome terutama di Indonesia memiliki masalah pada minimnya sarana dan prasarana sekolah khusus dan sekolah inklusi. Perlakuan masyarakat yang cenderung membatasi interaksinya dengan anak down syndrome memberikan dampak terhadap kemampuan sosialnya, keberhasilan dan kualitas hidup mereka. Masyarakat seringkali membatasi interaksi dengan anak down syndrome karena kurangnya edukasi dan informasi yang kurang tepat yang mengakibatkan kesalahpahaman presepsi kemudian memberikan penilaian yang negatif terhadap anak down syndrome. Anak dengan down syndrome memang memiliki retardasi yang berat namun sebenarnya mereka memiliki sifat yang baik, gembira, penuh kasih sayang dan dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam masyarakat. Pada dasarnya, anak dengan down syndrome memiliki tujuan yang sama dalam tugas perkembangan, yaitu mencapai kemandirian. Namun, karena anak down syndrome memiliki perkembangan yang lebih lambat dari anak normal lainnya maka dibutuhkan peran orang tua untuk membantu anak down syndrome dalam mencapai tugas perkembangannya. Orang tua dapat memfasilitasi anak yang menderita down syndrome dengan memasukan mereka kedalam kegiatan akademik khususnya dalam sekolah inklusi. interaksi sosial terjadi lebih sering selama bermain daripada kegiatan akademik berlangsung. Pendekatan inklusi dilakukan untuk meningkatkan perilaku bermain anak di lingkungan sosialnya. Dalam sekolah inklusi diharapkan anak normal dapat berinteraksi dengan anak down syndrome, namun hal ini tidak menjamin anak yang memiliki down syndrome akan diterima oleh teman sebayanya karna kurangnya keterampilan sosial. Anak down syndrome mengalami berbagai kekurangan dalam belajar dan perkembangan fisik. Tubuh mereka kurang memiliki tekanan otot yang cukup sehingga sulit untuk mereka melakukan tugas-tugas fisik seperti permainan fisik bersama teman sebayanya. Selain hambatan pada perkembangan fisik, anak dengan down syndrome juga mengalami kesulitan dalam belajar disekolah, mereka juga kesulitan dalam mengungkapkan apa yang menjadi kebutuhan mereka secara verbal. Kesulitan dalam penerimaan memasuki kelompok bermain bukan hanya dirasakan oleh anak dengan down syndrome, anak normal juga seringkali mengalami kesulitan dalam memasuki kelompok bermainnya. untuk itu anak dengan down syndrome sulit terlibat dalam jumlah kelompok yang lebih besar.

Tips Bermain Agar Anak down syndrome Mampu Berinteraksi Pada Lingkungan Sosial

Perlu Adanya Arahan

Anak dengan down syndrome agar terlibat dalam keterampilan sosial, orang tua atau guru hendaknya terlibat dalam pelatihan keterampilan seperti berbagi, meminta bantuan dan bertahan.

Bermain Peran Menggunakan Boneka

Dengan bermain peran guru atau orang tua dapat mengajarkan perilaku sosial mengenai perilaku yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan terhadap orang lain. contohnya tidak boleh merebut mainan milik orang lain, meminta izin untuk meminjam permainan temannya. peningkatan respon anak dengan down syndrome terjadi ketika adanya respon positif yang anak down syndrome dapatkan dari teman sebayanya.

Pendekatan yang Terstruktur 

Untuk memfasilitasi permainan sosial dan mendorong pemainan imajinatif, guru atau orang tua dapat melakukan permainan imajinatif menggunakan script yang diberikan oleh guru untuk dapat melihat perilaku sosial dengan tema yang diberikan.

Jenis-Jenis Variasi Permainan yang dapat digunakan orang tua untuk anak Down Syndrome 

Permainan untuk meningkatkan Motorik Kasar

Permainan tradisional engklek dapat dijadikan opsi permainan bagi anak dengan down syndrome. Penelitian menunjukan adanya pengaruh positif permainan tradisional angklek bagi keterampilan motoric kasar pada anak down syndrome. Permainan engklek dilakukan dengan cara melompat dengan satu kaki pada kotak-kotak yang sudah disediakan. Peraturan dalam permainan ini adalah anak tidak boleh melewati garis yang sudah dibuat kemudian ketika anak sudah berada di dalam sebuah kotak, anak diharuskan mengganti posisi tubuh kemudian melempar batu pada kotak yang lainnya. Dalam permainan engklek terdapat 3 aspek keterampilan motoric kasar yang terbagi menjadi tiga aspek pertama lokomotor terdiri dari melompat satu kaki dan dua kaki, aspek kedua yaitu nonlokomotor dengan berdiri tegak, berputar dan mengubah posisi tubuh dan yang ketiga ada aspek manipulative yaitu melempar batu ke kotak yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun