Mohon tunggu...
Ade Kumalasari
Ade Kumalasari Mohon Tunggu... Editor - Student at Goethe Universität

I-want-to-go-around-the-world-in-80-days Sagittarius | Write from Frankfurt am Main, Germany. http://www.travelingprecils.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tiga Hari Menjajal Brisbane

22 Juli 2011   06:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:29 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13113146711168577662

[caption id="attachment_120862" align="aligncenter" width="645" caption="Story Bridge Brisbane"][/caption]

Big A senang bereksperimen di Science Centre, Little A senang membuat kolase di GoMA, The Emak senang menyusuri sungai Brisbane dan memotret gedung-gedung tua. Semua senang bertemu dan bermain dengan Wena, sepupu The Precils.

Brisbane adalah ibukota negara bagian Queensland, 930 km sebelah utara Sydney, bisa dicapai dengan 1,5 jam naik pesawat, 11 jam mengendarai mobil, atau 14 jam naik kereta api dari Sydney. Ketika saya dan The Precils sampai di Brisbane Transit (Roma St Station), kami disambut udara yang cukup hangat, sekitar 2-5 derajat di atas suhu rata-rata di Sydney. Tidak salah kami ke sini, melarikan diri dari dinginnya Sydney di musim dingin. Di Brisbane kami menginap di tempat saudara yang rumahnya di dekat University of Queensland di St Lucia. Lokasi rumah mereka ini lumayan strategis, dekat sekali dengan dermaga Guyatt Park di pinggir sungai Brisbane, sehingga kami gampang menyusuri sungai dengan CityCat menuju kota. Lokasi St Lucia ini termasuk yang terdampak dengan banjir besar Januari 2011 lalu. Namun, ketika kami berkunjung, semua sudah pulih kembali. Begitu sampai di kota ini, saya dan Big A langsung terkesan dengan sistem tiket terpadu transportasi umumnya.Tidak seperti Sydney yang mempunyai sistem tiket yang rumit antara bis, kereta dan feri-nya, Brisbane cukup mempunyai GoCard, satu kartu sakti yang berlaku untuk segala jenis kendaraan umum. Di Brisbane, tarif naik kendaraan umum juga lebih murah daripada di Sydney, apalagi tarif untuk penumpang yang menggunakan GoCard. Tarif untuk anak-anak di bawah 5 tahun adalah separuh tarif dewasa, dan anak usia 4 tahun gratis. Sebagai contoh, naik Citycat dari Guyatt Park menuju kota (30 menit perjalanan) adalah $2.60 untuk dewasa. Untuk mendapatkan GoCard pertama kali, kita harus membeli kartunya seharga $5. Setelah itu kartu bisa diisi berapa pun kita mau. Kartu sakti ini bisa diperoleh di kios-kios koran, warung/supermarket, stasiun dll. Pengisian bisa dilakukan di mesin otomatis di terminal bis, stasiun, citycat/feri dan beberapa tempat strategis lainnya. Setiap kali kita naik kendaraan umum (bis, kereta, feri), tinggal menyentuhkan kartu GoCard kita ke mesin pembaca yang tersedia. Sebelum turun, sentuhkan sekali lagi. GoCard akan otomatis mengambil saldo sesuai tarif perjalanan kita. Big A yang punya GoCard khusus untuk anak-anak (warna jingga) selalu tersenyum mendengar bunyi "beep" ketika menyentuhkan GoCard ini. Ketika saldo kita di bawah $5, mesin GoCard akan menyala merah dan bersuara "beep beep" untuk mengingatkan saldo kita sudah hampir habis. Kalau tidak mau repot, kita juga bisa memilih isi ulang otomatis dari bank kita setiap kali saldo GoCard menipis. Dengan kartu ini tidak perlu pusing memikirkan membeli tiket setiap akan naik kendaraan. Hari Pertama Hari pertama, kami langsung jalan-jalan ke pusat kota dengan bis. Kami turun di Adelaide St dan berjalan menuju Queen St Mal, pusat kotanya. Yang dimaksud Mal di sini adalah jalan lebar khusus untuk pejalan kaki, artinya bukan gedung pusat perbelanjaan. Belum apa-apa, The Precils sudah tertarik dengan seniman jalanan yang membuat balon beraneka bentuk. Jadilah kami membeli balon gajah, balon biri-biri dan balon sapi :) Setelah The Precils tersenyum, barulah kami melanjutkan jalan-jalan menyusuri Queen St, melihat-lihat keramaian liburan sekolah dan duduk-duduk sambil makan camilan di depan Kios Informasi. Saya masuk sebentar ke kios informasi (yang ada di setiap kota di Australia) untuk mengambil brosur dan peta tentang Brisbane. Rencana kami sih tiga hari ini jalan-jalan di sekitar kota saja dan hanya mengunjungi tempat yang gratis :p Kami menyusuri Queen St ke arah barat daya, menuju South Bank melalui Victoria Bridge. South Bank adalah daerah pinggiran sungai yang ditata apik dengan taman-taman. Daerah ini juga merupakan kompleks gedung-gedung kesenian seperti Queensland Performing Art Centre, Queensland Art Gallery, GoMA, dan juga Museum Queensland. Di sini juga ada Wheel of Brisbane, Bianglala besar di pinggir sungai untuk menikmati pemandangan kota Brisbane dari atas. Tarif sekali naik bianglala ini $15, kami cukup lewat saja :) Saya penasaran sekali dengan Streets Beach yang ada di South Bank. Di brosur, foto-fotonya tampak indah dan asyik. Brisbane bangga menjadi satu-satunya yang mempunyai 'pantai' di tengah kota. Tadinya saya pikir Streets Beach ini pantai beneran. Ternyata ini adalah pantai buatan yang diisi oleh 3000 meter kubik pasir pantai. Setelah kami lihat-lihat, kasihan juga dengan warga Brisbane yang tidak punya pantai sampai harus membuat pantai buatan :p Saya geli melihat 'penjaga pantai' yang berseliweran di antara pengunjung. Mereka ini kerjaannya apa ya? Puas melihat-lihat South Bank, kami kembali ke rumah naik CityCat, menyusuri sungai Brisbane. The Precils memilih bermain-main di Guyatt Park sampai sore. Hari Kedua Pada hari kedua, kami seharian mengunjungi Roma Street Parkland. Ini semacam taman dan hutan di tengah kota. Letaknya persis di sebelah Brisbane Transit (Roma St Station) tempat perhentian terakhir  Countrylink, kereta dari Sydney. Untuk masuk Parkland ini tidak dipungut biaya apapun. Parkland ini bagaikan oase di tengah gurun, tempat rehat yang sejuk dan tenang di tengah hiruk pikuk kota. Di tengah Parkland ada danau dengan bebek-bebek yang bebas berenang. Memasuki kawasan 'hutan', terdapat pohon-pohon besar, suara burung-burung dan gemericik air dari sungai kecil. Karena Big A lumayan takut memasuki 'hutan' yang gelap, kami balik ke area taman bunga-bunga. Di bulan Juli, yang sedang mekar adalah Ornamental Cabbage. Tanaman ini lucu banget, seperti kubis tapi berwarna-warni. Entah bisa dimasak atau tidak :) Little A senang dengan bunga aneka warna dan dengan sukarela berpose di depan tanaman-tanaman ini. Menjelang siang kami main-main di taman bermainnya sambil istirahat memakan bekal yang kami bawa dari rumah. Tak lupa kami mengunjungi Look Out, tempat melihat keseluruhan taman ini dari atas. Sebenarnya di akhir pekan kita bisa naik kereta kecil berkeliling taman luas ini. Sayangnya kami berkunjung ke sana tidak pada akhir pekan. Hari Ketiga Saya bertekad akan habis-habisan menelusuri Brisbane di 'hari terakhir' ini :)Saya masih penasaran sebelum melihat sendiri Story Bridge yang katanya dibangun arsitek yang sama yang mendesain Sydney Harbour Bridge. Karena itu saya mengajak The Precils untuk kembali ke kota menyusuri sungai Brisbane sampai dermaga River Side, agar bisa melihat jembatan khas Brisbane itu. Sampai di dermaga saya tertegun, ternyata tidak ada turis/pengunjung yang ramai berfoto dengan latar belakang Story Bridge. Tidak seperti di Sydney. Jangan-jangan saya yang salah sasaran? Perburuan selanjutnya adalah memotret gedung-gedung tua dan bersejarah di Brisbane. Gedung tua pertama yang kami lewati adalah Custom House. Sayangnya saya tidak bisa memotret gedung ini karena kami tepat di depannya. Kami kembali menyusuri Queen St melewati Post Office Square, tempat orang-orang berpakaian hitam-hitam keluar kantor untuk mencari makan siang. Di seberang Post Office Sq ini adalah Anzac Square, mungkin semacam Hyde Park di Sydney, lapangan rumput tempat orang-orang kantor melepas lelah. Menyusuri Queen St ke Barat, kami kembali melalui jalan yang kami lalui di hari pertama. Dan... bertemu dengan artis jalanan pembuat balon lagi. Tidak bisa dihindari, saya harus membelikan Little A balon, kali ini pink unicorn. Setelah Little A tersenyum, perjalanan semakin lancar :) Di ujung Queen St, kami melewati pasar kaget yang ternyata adalah Jan Powers Farmers Market yang digelar tiap Rabu. Pasar di pinggir jalan ini menjual macam-macam bahan makanan segar, kacang-kacangan, buah organik, coklat, roti, daging asap, dan lain-lain. Saya suka pasar tradisional semacam ini karena barang yang dijual lumayan unik, produksi rumahan, tidak seragam seperti yang dijual di toko-toko. Kami membeli roti snail dan Moroccan Roasted Macadamia. Tujuan utama hari ketiga ini sebenarnya mengantar The Precils mengunjungi Science Centre yang letaknya di samping Queensland Museum di South Bank. Big A senang sekali dengan Science Centre (taman pintar) ini. Karena keluarga kami adalah anggota Powerhouse Museum di Sydney, tiket masuk ke Science Centre bisa gratis. Ada banyak percobaan yang bisa dipelajari di sini, semua dengan display yang menggugah keingintahuan anak. Yang mengejutkan, ada display Shadow Puppet (wayang kulit) di pojok Science Centre ini. Di pojok ini anak-anak diajak bermain 'wayang' dengan membentuk bayangan warna-warni dari 'wayang hewan' mereka. Little A cukup lama bermain di sini. Dari Science Centre, kami mampir ke Queensland Museum (gratis) sebentar untuk menengok Dinosaurus dan ke Museum Zoo. Dari museum, kami lanjutkan ke Gallery of Modern Art (GoMA) di gedung sebelah. Masuk galeri seni ini juga gratis. Kami langsung menuju bagian anak-anak yang sedang membahas tema Surrealism, sesuai tema galeri musim ini. Di Children Art Centre, anak-anak tidak cuma disuruh melihat koleksi seni, tapi juga aktif membuat karya seni. Little A memilih mengerjakan kolase, sementara Big A memilih menggarap patung Surealis. Senja sudah datang ketika kami keluar dari GoMA. Dengan citycat, kami kembali menyusuri sungai Brisbane dan mengagumi sekali lagi kota Brisbane yang bermandikan cahaya. ~ The Emak Originally posted at http://thetravelingprecils.blogspot.com Foto-foto lain bisa dilihat di sini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun