Mohon tunggu...
Ade Irma Mulyati
Ade Irma Mulyati Mohon Tunggu... Guru - SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Mau berbagi itu indah karena menabur kebahagiaan, dengan ikhlas memberi semoga menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kuliner di Atas Kereta

20 November 2022   17:38 Diperbarui: 20 November 2022   17:46 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini aku akan balik ke Bandung naik kereta lagi. Berangkat dari Stasiun Sidareja naik kereta Serayu tujuan Purwokerto-Pasar Senen dengan jadwal keberangkatan jam 08.36 dan tiba di tujuan 14.06 WIB. 

Ternyata suasana mendung menghiasi kepulangan kami, dengan gerimis perlahan menjadikan suasana dingin. Tapi tidak sedingin cuaca Kota Bandung. Aku masih bisa mandi pagi hari jam 04.00 tanpa air hangat. Soalnya air dingin pun terasa suam-suam kuku di badanku.

Rasanya masih ada waktu sekitar satu jam sebelum keberangkatan. Aku manfaatkan untuk mampir ke Pasar Setuan. Tak banyak yang dibeli karena keterbatasan tenaga untuk membawanya. Padahal kebiasaan jika ke kampung pasti akan membeli sayuran yang sepertinya sulit ditemukan. Seperti: pakis, kecombrang, daun katuk, kluih, honje, daun talas, asin, terasi dan emping. 

Tak mau ketinggalan dari sanak keluarga pasti akan dibawakan oleh-oleh seperti: gula, pisang, kelapa muda, beras dan ikan. Pokoknya semua hasil pertanian akan dibawakan. Terkadang suka malu pada diriku sendiri, jika dikasih oleh-oleh sebanyak itu. Anak-anak suka bilang, "Bu, besok-besok bawa truk sekalian."

Hanya setengah jam menyambangi pasar, bergegas aku menuju stasiun. Setelah cetak tiket langsung menuju peron, menunggu kereta yang sebentar lagi tiba. Ku lirikan pandangan ke sekeliling stasiun, ternyata suasana rapi dan tertata bersih. 

Sangat jauh berbeda dengan kondisi terakhir kali aku pulang kampung naik kereta. Tidak ada pedagang asong hilir mudik, bahkan pengantar pun hanya diperbolehkan sampai ruang tunggu saja. Di peron sudah steril hanya diperuntukan bagi calon penumpang.

Sungguh menggelikan seperti didesain dengan pola terbalik. Ketika berangkat saya kebagian tiket di gerbong 1/21 E, tatkala pulang memperoleh tiket di gerbong 6/21 E. Sehingga ketika berangkat gerbong yang aku tumpangi tepat berada di belakang lokomotif, sedangkan pas pulang di gerbong paling belakang. Tetapi tidak merusak suasana hati yang senang bisa naik kereta lagi.

Rasa lapar mulai terasa, terdengar ada pengumuman bagi penumpang yang ingin kuliner di atas kereta disajikan beberapa menu pilihan yang bisa dinikmati di gerbong penumpang atau memilih di kereta makan. Ah, mendingan beranjak ke kereta makan untuk icip-icip sajian, sambil melangkahkan kaki mengusir pegal. 

Ternyata menu yang disajikan harganya terjangkau kantong penumpang. Dengan suasana santai aku bisa melahap kotak makanan. Nasi goreng dengan lauk telur mata sapi, saos tomat, acar, timun dan kerupuk cukup untuk mengusir lapar di kesempatan makan siang. Sepertinya di kereta makan tak pernah sepi, penumpang silih berganti mengisi kursi yang disediakan. Walaupun hanya berkisar untuk 10 pelanggan, tapi cukup menyajikan suasana nyaman. 

Selain itu disediakan juga menu lainnya, ada nasi kuning, ayam geprek, kopi, teh manis, juga air mineral. Tak ketinggalan ada beberapa jenis wedang hangat, pengusir rasa dingin yang pas dinikmati, apalagi kalau perjalanan malam. Pokoknya jika naik kereta kemudian tidak mencoba kuliner di atas kereta seperti ada yang kurang. Bagikan komik tanpa gambar. 

Yuk, kuliner sederhana tapi berkesan sambil menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan di atas kereta api.

KBB, 20112022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun