Mohon tunggu...
Ade Irma Mulyati
Ade Irma Mulyati Mohon Tunggu... Guru - SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Mau berbagi itu indah karena menabur kebahagiaan, dengan ikhlas memberi semoga menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sebuah Kejutan di Pesta Pernikahan

13 November 2022   18:05 Diperbarui: 13 November 2022   18:09 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary, Kota Kembang sedang dilanda musim hujan. Walau datangnya tidak dijadwal, kadang pagi, siang bahkan sampai malam akan datang menyapa perlahan tetapi berlangsung cukup lama. Seperti hari ini, cuaca terlihat mendung. Langit berwarna kelabu, sang Surya enggan muncul walau sekejap saja. Situasi ini membuat perasaan tidak karuan padahal tepat hari ini aku punya janji menghadiri pesta pernikahan.

Ya, benar saja sebelum jam 11.00 WIB, gerimis datang mengundang. Awalnya tipis lama kelamaan turunnya semakin tebal, memaksa aku mengurungkan niat untuk menerobos rintikan hujan. Aku sudah punya janji Diary bertemu teman-teman.

Sebenarnya dengan hujan yang tak kunjung reda menumbuhkan rasa malas untuk beranjak. Sepertinya lebih nyaman jika rebahan. Tiba-tiba mati lampu, padahal bajuku belum disetrika. Apa harus mengeluarkan ajian 'serempet bantal? 

Ssst, jangan heboh dulu. Ini sebenarnya rahasia masa lalu. Aku tak tega untuk mengisahkan ya, tapi demi kamu Diary, aku akan ceritakan tentang ajian terjitu tersebut.

Sewaktu aku kecil, jika ingin menyetrika maka aku akan mengambil baju dari jemuran langsung. Selagi masih teraba hangat baju tersebut segera dilipat, lalu disembunyikan di bawah bantal. Kalau sudah melakukan rutinitas Minggu sore tersebut rasanya tenang sekali. Perasaan was-was seragam dekil bin kumal sedikit terselesaikan. 

Ajian serempet bantal akan segera berlangsung. Setelah mata mengantuk, disegerakan untuk tidur. Sedangkan baju seragam yang dilipat akan tertindih beberapa jam. Hasil di pagi hari seragam akan rapi. Ada lipatan di bagian depan kanan dan kiri. Pokoknya tak akan kalah dari yang lainnya. Tampak seperti disetrika saja.

Di zaman sekarang cara itu sudah tidak relevan. Kita sudah dibantu oleh teknologi, tetapi kondisi mati lampu semuanya bubar berantakan. Sudahlah aku pakai baju gedombrangan saja, walaupun akan ribet tatkala mengenakan jas hujan. Tak berselang lama hujan berhenti, hanya terlihat beberapa tetesan saja yang memaksa turun. Terobos saja siapa tahu nanti akan reda sepenuhnya, hingga sampailah di tempat tujuan.

Kami tergopoh-gopoh menyusuri gang kenangan. Dengan kisah yang bisa disambungkan sampailah di tempat pernikahan. Dari jauh sudah terdengar suara biduan melantunkan lagu mendayu nan syahdu. Kami tak sukar untuk bergerak menemukan tempat pijakan yang aman, sehingga akhirnya bisa menikmati kudapan.

Tiba-tiba sebuah kejutan muncul di hadapan. Kehadiran Bu Fasilitator dari luar kota membuat kami terbelalak. Beliau menyempatkan diri mengunjungi kota kami. Hal ini menjadi sebuah momen yang sangat membanggakan sekaligus mengharukan. Bayangkan beliau suka rela menyediakan waktu di sela kesibukan yang bertubi-tubi. Demi kamu beliau datang bertandang.

Diary, luar biasa sekali.

Sebenarnya ada perasaan malu berjumpa dengan Bu Fasilitator. Apalagi teringat masa-masa tatkala kami mengarungi kegiatan elaborasi di modul 1, modul 2 dan modul 3. Bu Fasil mohon maaf ya, kami terkadang melakukan sebuah trik yang masih menjadi rahasia diantara kami. 

Diary, kami senang dan terharu sekali bertemu dengan Bu Fasilitator. Biasanya kami hanya bersua di ruang maya. Pertemuaan Google meet menjadi wadah kami berbincang, sharing, bertanya informasi yang belum dipahami, bahkan ditagih tugas yang belum disetorkan. Yang sering kami alami adalah permohonan agar drive settingannya dirubah ke publik karena fasilitator tidak bisa mengakses. Kami rindu kata-kata, "Bapak dan Ibu tolong settingan link nya dirubah, supaya saya bisa mengakses tugas-tugasnya!"

Diary, setelah modul 3.3 usai dilalui, kami sudah tidak sua lagi  secara virtual. Tetapi sekarang beliau ada di hadapan. Sungguh menjadi pertemuan yang mengesankan. Awalnya kami saling bertatapan, kemudian tersadar dan akhirnya saling berangkulan. 

Diary, aku bahagia hari ini. Ternyata ada hikmah jika kita memenuhi undangan teman.

Bu Fasilitator, selamat datang di kota kami. Mohon maaf tidak bisa mengajak Bu Fasil menikmati indahnya suasana kota kami yang konon kabarnya sangat memesona dengan banyaknya wahana rekreasi yang memanjakan. Mungkin suatu saat nanti kita bisa menjalin silaturahmi kembali, dengan dipertemukan dalam situasi yang memang direncanakan.

Sekarang pertemuan yang tak terduga sebagai kejutan di pesta pernikahan. Karena memang kita bisa bertatap muka di sebuah acara penuh kebahagiaan yang tak direncanakan. 

Sehat selalu ya Bu Fasil, sehingga suatu saat nanti kita akan berjumpa dengan kejutan-kejutan lainnya.

KBB, 13112022

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun