Mohon tunggu...
Ade Irma Mulyati
Ade Irma Mulyati Mohon Tunggu... Guru - SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Mau berbagi itu indah karena menabur kebahagiaan, dengan ikhlas memberi semoga menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berkereta Menelisik Nostalgia Lama

9 November 2022   19:38 Diperbarui: 9 November 2022   19:46 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkereta selalu menjadi favoritku, entah mengapa perasaan akan nyaman dengan menggunakan moda transportasi ini. Mungkin berbiaya terjangkau tetapi penumpang akan mendapatkan suasana tenang sehingga sepanjang perjalanan bisa menyempatkan untuk melakukan hal yang disukai. Bisa menulis, membaca buku, mengerjakan tugas yang sedikit lagi perlu diselesaikan bahkan bisa merenung refleksi diri. Mungkin selama perjalanan berkereta ada yang memiliki kenangan.

Apalagi kalau berkereta sendirian, daripada melamun tak karuan saya biasanya mencurahkan perasaan lewat tulisan. Di samping menghalau gundah gelisah juga bisa menajamkan kemampuan dalam membuat tulisan. Walau tulisan yang saya buat tidak sebagus karya pujangga yang memesona, tetapi saya memiliki kebahagiaan pribadi yang tak bisa dilukiskan. Ada nilai tersendiri yang membuat hati riang, keluh kesah musnah diganti dengan suasana menenangkan. Mungkin itulah manfaat pengiring dari kesenangan berkeluh kesah dalam tulisan.

Ah, seperti hari ini saya pun ingin menikmati berkereta dengan seseorang yang selalu menemani, memotivasi dan memberikan segalanya untuk kemajuan saya. Yuk, naik kereta saya merajuk agar suami menyetujui.

Sepertinya keinginan saya yang dengan sengaja melakukan perjalanan menggunakan kereta api sepulang dari wisuda, menjadi hal tak biasa. Padahal anak-anak menawarkan untuk menjemput kembali. Tetapi dengan halus saya tolak dengan alasan ingin menikmati berkereta sepeti dulu, dulu sebelum kalian terlahir di dunia. 

Sengaja saya mengajak suami untuk untuk bersama menikmatinya. Supaya tahu bahwa dia dulu menjadi salah satu penumpang yang sering saya soraki ketika sedang menikmati suasana senja hari di Mungkin dulu dia salah satu dari penumpang yang suka bercanda menertawakan saya sambil menunjukkan jempol ke bawah. Bahkan bisa jadi salah satu dari penumpang yang suka melemparkan bungkusan berisi kudapan kecil yang bisa kami nikmati sambil berterimakasih dan melambaikan tangan.

Lamunanku buyar tatkala pluit panjang di stasiun memaksa kereta segera bergerak meninggalkan stasiun. Pluit telah berbunyi sebagai pertanda walau diawali dari gerakan lambat tapi pasti perjalanan berkereta api akan dimulai.  

Tanpa sadar terbayang kenangan saat-saat pertama saya mengenal orang yang ada di sampingku. Dulu dia orang lain, yang tanpa sengaja saya kenal di angkutan antar kota tatkala ada keluarga yang bertandang di pernikahan kakak saya. Semua tidak disangka-sangka kisah akan berlanjut dengan untaian penuh tebakan. Memang jodoh kita ada yang mengatur. Dengan siapa dan kapan akan dipertemukan hanya Sang Pencipta yang sudah merencanakan. Sampai akhirnya saya sering menyusuri menuju kotanya menggunakan kereta. 

Berkereta kini dalam suasana yang berbeda. Semuanya menjadi kenangan yang tak akan terulang. Setiap titik perjalanan yang dilalui selalu menemani pada saat kembali melewatinya.  Kisah-kisah tersebut tidak akan terlupakan dan selalu menghiasi di sepanjang perjalanan. Saat mengalami perjalanan masa lalu yang penuh dengan liku-liku mengesankan dan mendebarkan. Tetapi ada senyuman yang menemani semua terasa indah.

Saat inipun saya nikmatinya lagi. Di suasana temaram senja hari ditemani gerimis yang luluh tipis tetapi menjadikan aroma udara segar dan menenangkan. Biarlah kereta menyimpan sejuta kenangan yang didalamnya telah terukir beribu harapan. Sebagian sudah dilalui, sebagian besar lagi menjadi rencana besar yang sudah disiapkan untuk dilakoni bersama. 

Berkereta memang asyik, mengiringi perjalanan sampai di stasiun tujuan. Esok saya akan berkereta lagi dan lagi menyusuri kisah lainnya yang belum tersampaikan. Dinikmati kisah perjalanannya bersama orang terkasih yang selalu setia menemani.

Yuk, menelisik nostalgia yang pernah kita lalui bersama. Terimakasih sudah menemani sampai sejauh ini.

KBB, 09112022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun