Mohon tunggu...
Ade Irma Mulyati
Ade Irma Mulyati Mohon Tunggu... Guru - SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Mau berbagi itu indah karena menabur kebahagiaan, dengan ikhlas memberi semoga menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Siswa Biasa-biasa Saja Berhak Mendapatkan Perhatian

29 November 2021   06:59 Diperbarui: 30 November 2021   17:36 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru sedang mengajar di kelas.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Saat yang paling mengesankan tercipta tatkala saya melakukan cara menyambung rasa agar terjalin suasana akrab dan nyaman bersama siswa. Saya ingin siswa saya menikmati secara emosional perasaan yang dimiliki. 

Di antara kami ingin berbagi dan mengungkapkan apa yang diinginkan antara siswa dan guru. Seperti yang terjadi pagi itu, di mana suasana di depan kelas tampak riuh. Para siswa sedang bergerombol di depan kelas. Mereka sibuk menempatkan diri ingin berada di barisan urutan pertama. Tak terbayang saling senggol diantara mereka. 

Pemandangan dengan segera akan beralih pada siswa yang berkarakter menonjol diantara teman-temannya. Dia seolah-olah ingin memonopoli situasi dengan berdiri tegap menghalangi siswa lainnya. Hmm, dialah anak paling pandai. 

Siswa itu menjadi favorit. Dengan karakter cerdas, sekali diajari maka akan segera merespon dan hasilnya memang bagus. Pokoknya dia itu serba bisa baik di bidang akademik maupun non akademik cenderung memiliki kemampuan di atas rata-rata. Sehingga kalau ada lomba maka yang pertama dilirik adalah nama dia. Jumlah mereka hanya 10% dari setiap kelas.

Di barisan kedua tampak ada siswa yang berbarisnya hilir mudik berputar-putar, kadang keluar barisan bahkan sesekali berlari ke halaman. Dia tak mau diam. Ada saja aktivitas yang dilakukan. Siswa ini cenderung berkarakter susah diatur. Sekali guru berpaling sedikit saja, maka dia akan melakukan aktivitas lainnya bahkan menghilang. 

Guru akan disibukan mencarinya ke bawah meja atau di balik lemari. Karena biasanya dia ngumpet di dua tempat itu. Belum lagi susahnya minta ampun kalau sedang belajar, mungkin karena tidak fokus pada pelajaran dan kurang mencermati penjelasan serta arahan. 

Siswa ini suka dikeluhkan oleh guru mata pelajaran lainnya. Pengajar PJOK melaporkan dan guru PAI pun sering berkisah hal-hal terkait kondisi anak-anak ketika sedang belajar. 

Mereka akan laporan bahwa siswa tersebut sulit diatur. Siswa ini pun sama mudah diingat namanya oleh semua guru. Jumlah mereka sekitar 10% dari jumlah siswa pada setiap kelas.

Nah, yang terlihat di barisan paling belakang adalah sekumpulan anak-anak yang terlihat seperti tenang. Terkadang saya lupa namanya atau tertukar antara nama yang satu dengan yang lainnya. Tak heran kalau guru keliru memanggil. 

Dari raut wajahnya terpancar perasaan terima apa adanya. Mereka cenderung menurut dan gampang diatur. Mereka adalah anak-anak dengan kemampuan rata-rata. 

Mereka sebenarnya memiliki kemampuan secara umum. Terkadang kemampuan mereka tidak ada yang menonjol. Buka berarti mereka tidak berpotensi. Bisa saja karena kurang motivasi dan perlu lecutan untuk lebih percaya diri agar berani aktualisasi diri diantara teman-temannya. 

Olahan dari Canva/Dokumentasi pribadi
Olahan dari Canva/Dokumentasi pribadi

Mereka perlu perhatian dari kita sebagai gurunya. Karena siswa kita memiliki kemampuan, bakat, dan minat yang beragam. Kita sebagai guru harus yakin, sebenarnya mereka memiliki potensi tersembunyi dan belum tergali. 

Siswa dengan kategori ini sangat banyak jumlahnya di kelas. Jika diterapkan jumlahnya ada 80% dari jumlah seluruh siswa. Dengan persentase jumlah mereka yang besar, menunjukkan sudah waktunya mengubah cara pandang dari guru untuk memberikan perhatian yang sama kepada siswa berkategori biasa-biasa saja. 

Bagaimana cara memberikan layanan bagi siswa yang dikategorikan di kelas siswa biasa-biasa saja? Ada 4 hal yang bisa dilakukan:

  1. Berikan kesempatan dengan dilibatkan pada seluruh aktivitas yang dilakukan. Memberi kesempatan bisa dilakukan dengan mengatur jadwal penugasan menjadi KM kelas. Dengan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh siswa untuk mengalami sendiri kesan saat menjadi KM atau dirijen secara bergiliran. 
  2. Gali kemauan dirinya. Cara menggali dengan memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk mendapatkan peluang menjadi siswa/siswi terpilih sebagai perwakilan sekolah untuk mewakili sekolahnya ikut lomba.
    Dengan melakukan seleksi mulai tingkat kelas, akan dijadikan sebagai wadah penyaringan sesuai bakat, minat, dan potensi yang dimiliki masing-masing siswa. Sehingga proses penjaringan siswa yang mewakili sekolah tidak dilakukan secara menunjuk langsung ke seseorang.
    Proses ini memberikan keadilan kepada seluruh siswa. Dan yang terpilih benar-benar didasarkan pada kemampuan dan kemauan.
  3. Sediakan waktu yang cukup untuk mendapatkan pengajaran sesuai dengan kecepatan masing-masing. Biasanya dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk memilih ekstrakulikuler sesuai bakat dan minatnya masing-masing.
    Pada kegiatan ekstrakulikuler tersebut, mereka mendapat bimbingan dan pelatihan yang sama serta waktu bimbingan yang cukup. Hal ini dikarenakan kecepatan seseorang dalam menguasai suatu keterampilan akan berbeda satu sama lain. Tetapi seiring waktu pelatihan selesai dilaksanakan barulah ditentukan siapa yang berhak mewakili sekolah. 
  4. Lakukan komunikasi interaktif dengan mereka. Adakan waktu luang secara terprogram dari guru kelas sekadar mengobrol dengan mereka. Bertanya tentang kesukaan, hewan peliharaan, bagaimana cara berangkat sekolah, atau tentang pelajaran yang paling mereka sukai. Cara ini akan menggali informasi terkait kebutuhan mereka dengan cara yang humanis.

Cara-cara tersebut di atas sebagai salah satu solusi dalam memenuhi hak anak biasa-biasa saja agar terlayani haknya untuk mendapatkan perhatian dalam pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun