Mohon tunggu...
Ade Irma Mulyati
Ade Irma Mulyati Mohon Tunggu... Guru - SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Mau berbagi itu indah karena menabur kebahagiaan, dengan ikhlas memberi semoga menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Kepincut Pesan Mantan

19 September 2020   08:26 Diperbarui: 19 September 2020   08:30 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hidup sudah ada yang mengatur. Manusia menjalani hidup dengan beragam kisah yang dilakoni. Tidak ada yang sama, mungkin mirip itu ada. Semua kemilau dengan skenario yang dirasa mendayu, pilu, menghayutkan, membuat bersemangat, bahkan bikin patah hati. Itu wajar dan biasa terjadi.

Tuhan memberikan kebaikan, ujian maupun cobaan sesuai dengan kemampuan. Manusia sebagai hamba-Nya akan selalu diuji. Bagaikan anak sekolah yang sedang menempuh pendidikan tidak selamanya diberi materi pelajaran. Setelah berakhir suatu penyampaian pembelajaran pasti akan mendapatkan ujian untuk dijadikan penilaian apakah sudah menguasai materi atau perlu dilakukan pengayaan bahkan perbaikan.

Pengayaan akan diberikan kepada yang sudah melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari yang sudah satuan pendidikan tetapkan. Sedangkan perbaikan akan dilakukan kepada siswa yang belum memenuhi KKM. 

Cara yang ditempuh berbeda untuk setiap materi pelajaran tetapi kegiatan yang dilakukan untuk upaya perbaikan dan pengembangan yang berkelanjutan. Hal itu biasa dialami oleh siswa yang ingin mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman yang lebih. Semakin berat ujian membuktikan bahwa tingkatan penguasaan awal yang dimiliki sudah sepadan dengan ujian yang diberikan. 

Ada pepatah mengatakan bahwa tidak ada badai yang merontokan rumput. Tetapi badai itu akan menyasar pohon yang menjulang. Dari kata bijak tersebut semakin menegaskan bahkan semakin tinggi eksistensi yang dijalani maka akan semakin berat tantangan yang dihadapi. 

Tetapi jangan sampai patah arang semua pasti bisa dilalui kalau kita punya niat untuk melampauinya.

"Aku sih, niatnya cuma iseng saja."

"Iseng bagaimana? Kau telah memainkan perasaan orang lain. Kau sengaja memancing di air keruh."

"Enggak lah. Dengar nih penjelasanku. Siapa yang pertama kali mancing-mancing. Aku gak respon apa-apa. Terus dia terus-terusan kirim pesan. Ya, aku sebel juga. Seandainya dia tahu bahwa yang dialakukan itu menggangguku."

"Lantas, kenapa kau meresponnya?"

"Ah, kau. Seperti yang baru kenal aku saja. Bukankah aku ini tipikal orang yang kadang jail. Ya, sudah. Aku jadikan sasaran kejahilanku. Siapa tahu jadi cerita asyik. Hanya lucu-lucuan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun