Mohon tunggu...
Ade Ira Cahyanti
Ade Ira Cahyanti Mohon Tunggu... Perawat - A nurse

life is about how useful you are

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Terhalang Restu karena Primbon Jawa

4 Juli 2020   00:05 Diperbarui: 4 Juli 2020   18:57 3267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pernikahan (sumber: pixabay.com)

Rasanya kalau bicara soal restu ketika kita membangun suatu hubungan memang sangat penting ya. Terlebih lagi restu dari orangtua, baik ayah maupun ibu.

Apa jadinya kalau suatu hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan tak kunjung memperoleh restu. Padahal rencana untuk melangkah ke jenjang lebih serius sudah berada di depan mata. Tak terbayang deh, konflik sini-sana, hati yang patah dan remuk, perasaan tak karuan, apalagi makan jadi tak enak, tidur pun tak nyenyak . 

Ide menulis artikel ini bermula saat kawan lamaku tiba-tiba mengirimi foto hasil tangkap layar dari seorang perempuan yang menulis status di akun Twitternya seperti ini "Gagal nikah perkara primbon, hiks. Sebelum pacaran sama orang Jawa jangan lupa hitung dulu wetonnya".

Di foto itupun tak lupa pula disisipkan kalimat "Tuh de, masih ada juga tuh di tahun 2020", begitu kata kawanku.  

Puk Puk Puk yang sabar yah. Kamu ga sendiri kok, maksudnya aku juga pernah mengalami hal yang sama seperti ini. Tapi kok, ku malah jadi pingin curhat ya, hehe... yasudahlah.

Berbagi pengalaman tak ada salahnya bukan? Siapa tahu ada hal yang bisa dipetik dari apa yang sudah terjadi

Jangan melow-melow ya, aku cuma sekadar mengulas kisah lama. Gagal nikah perkara weton tak cocok memang memilukan. Lebih sedih dari sekadar kisah bawang merah dan bawang putih. 

Jadi, begini ceritanya 

Dua tahun yang lalu, aku menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang bersuku Jawa. Sebut saja Mas N. Aku tidak akan menyebut nama sesungguhnya di sini supaya privasinya tetap terjaga.

Ayahku sendiri bersuku Jawa, namun aku tercampur dengan budaya Minang karena Ibuku bersuku Padang. Tapi aku lahir dan besar di Lampung dan saat ini tinggal di Jakarta. Ribet sekali ya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun