Â
Anak saya waktu itu sedang asyik nonton tv sambil tidur-tiduran. Volume tv dikecilkan, karena neneknya sedang mengaji. Tak lama berselang dengan tiba-tiba dia bangun berdiri sambil melihat neneknya. Ternyata dia mendengar salah satu do'a yang berbunyi: suma illa  arwahi syech abdul kodir jaelani. Dia kaget mendengar bagian do'a itu.  Apa pasal? Karena nama temannya: Jaelani.Â
"Pa, Jaelani itu nama teman Gilang," katanya dengan nada penasaran. Kenapa neneknya menyebut nama Jaelani dalam salah satu bagian do'anya.
Sambil tersenyum saya pun ceritai dia siapa itu Jaelani yang tersebut dalam do'a neneknya.
" Lang, Jaelani yang ada di do'a nenekmu itu bukan Jaelani teman kamu. Jaelani yang ini nama lengkapnya: Abdul Qadir Jaelani.  Beliau adalah seorang ulamafiqih yang sangat dihormati oleh Sunni dan dianggap wali dalam dunia tarekat dan sufisme. Ia lahir 1077 M di Iran. Lima abad setelah  wafatnya Nabi Muhammad . Dan wafat pada 1166 M."Â
Setelah meneguk beberapa tegukan kopi hitam, saya menyalakan Marlboro Ice Burst. Menghisap dua sampai tiga kali hisapan. Mengumpulkan apa-apa yang masih teringat. Kemudian melanjutkan cerita.Â
" Beliau dianggap wali oleh para pengikut Suni. Nah, nenekmu adalah orang NU. Semua dan setiap orang NU adalah Suni. Jadi, tidak berlebihan jika nenekmu mendo'akan beliau. Jika engkau sudah dewasa mungkin engkau akan lebih tahu lagi riwayat beliau. Banyak literatur-literatur yang membahas mengenai beliau."
Demikian saya menerangkan tentang Jaelani terhadap anak saya. Â Walaupun penjelasan saya meraba-raba dalam gelap, paling tidak bisa dijadikan awalan buat anak saya untuk menggali lebih dalam lagi tentang: Jaelani, NU, Suni, dan tentu saja: Islam.Â
Â
Ada salah satu ucapan yang cukup terkenal dari Jaelani. Â Ucapan itu berbunyi: " Aku lebih menghargai orang yang beradab daripada berilmu. Kalau hanya berilmu, iblis-pun lebih tinggi ilmunya daripada manusia."
Di mata Jaelani, kedudukan orang beradab lebih tinggi dibanding orang berilmu. Ada dua pembahasan dari ucapan ini. Yang pertama: beradab. Dan yang kedua: Berilmu.