Pagi tadi saya iseng buka youtube. Di bar addres saya ketik: Menulis buku. Muncul sebuah video tentang cara menulis buku. Ada sebuah nama disana. Tere Liye. Ya, video di Youtube itu tentang cara menulis dari Tere Liye.
Saya punya novel Tere Liye yang berjudul Pulang. Novel itu saya beli di Gramedia Matraman bulan lalu. Dulu saya menduga Tere Liye adalah seorang perempuan. Dugaan itu muncul karena namanya memang seperti nama perempuan. Tere Liye. Siapa sangka ternyata nama itu adalah seorang Lelaki.
Keisengan saya berlanjut. Saya coba tonton video itu. Di tengah video, ada kata-kata menarik dari Tere Liye. Di bagian itu Tere Liye mengatakan: Menulislah selama 180 hari tanpa henti setiap hari. Dan pada hari ke 181 engkau akan menjadi penulis. Misalkan engkau berhenti di hari ke 20, maka engkau harus mengulang dari awal. Mengulang dari pertama lagi.
Menulis setiap hari selama 180 hari, maka engkau akan menjadi penulis. Luar biasa kekuatan kata-kata ini bagi aktivitas kepenulisan saya. Kebetulan saya juga sedang menjalankan program menulis setiap hari. Dan ini sudah berlangsung selama 60 hari. Berarti kalau merujuk ke pernyataan Tere Liye, tinggal 120 hari lagi program ini akan berakhir.
Pada mulanya, sebelum menonton video Tere Liye itu, saya mempunyai target menulis selama 21 hari. Dan itu sudah lewat. Ternyata saya masih kurang begitu puas dengan hasil tulisan yang saya hasilkan. Â Seperti masih ada sesuatu yang kurang. Saya rasakan tulisan saya masih jauh dari kata-kata: menarik dan bagus.
Kalau saya baca-baca kembali karya-karya penulisan favorit saya seperti: Pramoedya Ananta Toer, Goenawan Mohammad, dan lain-lain, sepertinya masih sangat jauh untuk seperti itu. Jauh panggang dari api.
Saya coba menjadwal ulang program saya dengan mengikuti saran dari Tere Liye. Saya akan tambah dan genapi program menulis saya menjadi 180 hari menulis setiap hari.
Masih banyak kekurangan yang diidap tulisan-tulisan yang sudah saya hasilkan. Dan itu saya sadari benar. Kesadaran itu untung saja  muncul. Sehingga saya tidak terjebak pada gejala puas diri. Gejala dimana diri merasa seolah-olah sudah merasa bisa dan hebat. Gejala puas diri akan menggerogoti kemampuan dan keahlian kita. Karena ia akan membuat pikiran kita tidak open minded. Akan terkungkung dalam pemikiran lama. Pemikiran yang, bisa jadi, sudah tidak sesuai lagi dengan masa-nya.
Ya, hari ini saya mendapat sebuah pelajaran baru tentang menulis dari Tere Liye. Memang benar seperti kata orang-orang bijak pernah katakan: Inspirasi bisa muncul dimana saja dan kapan saja. Dia bisa muncul dari Youtube dan Tere Liye.
Salam Dari Benteng Betawi