Mohon tunggu...
Ade Hidayat
Ade Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar - Pembaca

Membaca - Mengajar - Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tiga Nabi dalam Diri Pelajar

4 Desember 2022   22:21 Diperbarui: 5 Desember 2022   01:10 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pelajar | Sumber: BLOG GURU

Menuntut ilmu merupakan kewajiban. Kadar kewajibannya berlaku bagi setiap individu (fardhu 'ayn). Maka, belajar itu berpahala, dan yang meninggalkannya akan berdosa.

Namun, meski belajar merupakan kewajiban, rupanya menjalankannya tidaklah sederhana.

Ada beberapa prasyarat yang mesti dipenuhi oleh seseorang untuk dapat melaksanakan kewajiban belajar itu dengan maksimal.

Prasyarat itu, saya sebut--secara filosofis--sebagai karakteristik tiga Nabi, yang meliputi: (1) berumur panjang layaknya Nabi Nuh; (2) memiliki harta layaknya Nabi Sulaiman; dan (3) memiliki kesabaran bagai Nabi Ayyub.

Berumur Panjang Layaknya Nabi Nuh a.s.

Ada ungkapan jika belajar itu dimulai dari buaian sampai liang lahat. Ungkapan itu bisa kita maknai secara simbolik. Maksudnya, belajar membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Saking lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari dan memahami sesuatu, seakan-akan kita membutuhkan waktu seumur hidup. Dalam istilah bekennya disebut sebagai "long life education".

Jadi, secara filosofis, seorang pelajar membutuhkan waktu yang panjang: seakan-akan berusia panjang layaknya Nabi Nuh a.s.

Berharta Layaknya Nabi Sulaiman a.s.

Selain waktu yang tak sebentar, belajar juga membutuhkan harta.

Seperti kita tahu, biaya pendidikan tidaklah murah. Apalagi jika yang menjadi pertimbangan kita adalah kualitas mutidimensional seperti kurikulum terbaik, tenaga pendidik terbaik, fasilitas yang mendukung, dll.

Jadi, secara filosofis, seorang pelajar mesti memiliki harta. Bahkan, seakan-akan layaknya Nabi Sulaiman a.s.

Sabar bagai Nabi Ayyub a.s.

Belajar itu aktivitas yang tidak mudah. Butuh ketekunan dan kesabaran tingkat tinggi bagai Nabi Ayyub.

Saya sering menemukan, misalnya teman-teman mahasiswa yang mengeluhkan banyaknya tugas, sulitnya bekerja sama dengan dosen pembimbing dalam penulisan skripsi, dll.

Belum lagi, seringkali materi pelajaran membikin kening kita berkerut karena tingkat kesulitannya yang cukup tinggi. Kalau tidak sabar dan mudah menyerah, niscaya kita akan gagal dalam belajar.

Itulah sebabnya, belajar amat membutuhkan kesabaran, layaknya Nabi Ayyub a.s. yang dikenal amat sabar dalam menerima ujian dalam hidupnya.

Itulah karakteristik tiga Nabi yang mesti ada di dalam diri pelajar.

Semoga para pelajar di seluruh dunia diberikan umur panjang, kekayaan, dan kesabaran. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun