Mohon tunggu...
Muhammad AdeArdiansa
Muhammad AdeArdiansa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Surabaya

Adeeee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kemajuan Teknologi Dijadikan Alat Mengemis?

2 Februari 2023   11:14 Diperbarui: 2 Februari 2023   11:21 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan teknologi bukan menjadi hal yang aneh lagi untuk kita. Kemajuan dari tahun ke tahun sampai saat ini sangat pesat. Kemajuannya sudah kita rasakan setiap saat dan memudahkan kehidupan kita. Dengan sangat pesat perkembangan ilmu pengetahuan, sekarang kita tidak sulit untuk mengakses apapun secara online ataupun daring, misal dalam memesan ojek secara online, berbelanja tanpa keluar rumah, hingga memesan makanan pun hanya mengklik saja. Maka dari itu kemajuan ilmu teknologi adalah bagian dari ilmu pengetahuan manusia yang mungkin tidak bisa kita hindari , jadi kita harus selalu siap dengan segala kemajuan yang akan datang dari tahun ke tahun. Dengan kata lain ilmu pengetahuan ini yang mempelajari kemahiran dan menghasilkan alat dalam membantu menyelesaikan segala pekerjaan manusia. 

Efek perkembangan teknologi terasa sekali terutama di masyarakat umum, kita sudah merasakan kemajuan ini seperti  memudahkan kita dalam menyelesaikan segala pekerjaan. Kenyamanan sudah mempengaruhi pola hidup dan pikir semua kalangan dari balita sampai orang tua yang cenderung ingin mendapatkan sesuatu dengan mudah . Akhir - AKhir ini netizen dikejutkan oleh kemunculan pengemis online di live platform sosmed sebagai tempat aksinya. Seperti biasa mereka hanya duduk diam, diberi koin dan melakukan perintah yang diinginkan. Melakukannya setiap saat pun bisa mendapatkan penghasilan yang cukup fantastis ataupun bisa melebihi gaji kantor . 

Banyaknya peristiwa semacam ini mengakibatkan kontroversi di kalangan masyarakat, sudah banyak yang tidak setuju dengan peristiwa ini lantaran sama dengan mempertontonkan orang yang aslinya bukan pengemis tapi seakan dia meminta koin dan melakukan apa yang diperintah pengasih koin itu. Seolah - olah mereka seperti pengemis dan tidak hanya itu, kegiatan atau aksi tersebut tidak mendidik masyarakat, karena juga itu dilakukan di sosial media yang baik nya diisi dengan konten konten yang positif. Beberapa waktu juga sosial media dikejutkan dengan banyaknya orang tua yang sudah berumur melakukan mandi lumpur tersebut, ada juga mereka sekeluarga bergilir dari matahari terbit hingga pagi lagi bergantian untuk melakukan live mandi lumpur dan masih banyak lagi. content seperti ini menjadi kecaman semua kalangan  masyarakat karena merasa kegiatan tersebut hal yang negatif. 

Setelah menggali informasi tentang itu, orang tua tersebut melakukan mandi lumpur ternyata disuruh oleh anaknya. Anaknya merupakan owner dari akun dan menggunakan uang hasil livenya untuk membeli sesuatu untuk kepentingan  pribadinya bukan untuk sang nenek yang disuruh suruh. Kecaman keluar dari berbagai sumber hingga dari public figure, karena juga dinilai mempekerjakan paksa orang tua nya sendiri dengan aksi mandi lumpur dari hari ke hari.

https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2023/01/02/4045791504.jpeg
https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2023/01/02/4045791504.jpeg

Viralnya peristiwa ini menjadikan beberapa pengusahawan melakukan aksi untuk menghentikan mandi lumpur ataupun yang lainnya, apalagi ada yang menawarkan pekerjaan dengan gaji tinggi. Tetapi, dengan hasil yang menjanjikan membuat penawaran itu ditolak bahkan si owner itu meminta uang yang bernominal ratusan juta rupiah agar ia berhenti melakukan live lumpur. Dan kini banyak orang yang tidak tinggal diam dalam mengatasi pengemis online hingga bermunculnya banyak ancaman kepolisian untuk menghentikan mereka. Hingga saat ini sosial media tersebut resmi melakukan pemblokiran pada konten mandi lumpur atau konten yang sifatnya mengemis.

Oleh karena itu kita harus bijak dalam menggunakan teknologi yang ada,jadi kita ini jangan gampang nyaman dengan yang kita dapatkan begitu banyak apalagi secara mudah atau instan. Aksi mandi lumpur ini adalah cara yang tidak benar atau tidak mendidik dalam kita memanfaatkan teknologi yang seharusnya pelaku dapat menyadari apa kesalahannya. Mandi lumpur ini menjadi contoh bahwasannya kita dengan mudah menggunakan sosial media dalam kepentingan tertentu, namun caranya saja yang tidak benar. Dengan demikian kita harus dapat menggunakan teknologi dengan pantas seperti membuat konten yang mendidik untuk masyarakat.

Kini semua kalangan masyarakat dengan mudah menerima perkembangan teknologi yang ada, hal ini memunculkan banyak pendapat tentang kehidupan yang akan ketergantungan dengan teknologi. Jadi untuk teknologi harus di imbangi dengan penerapan yang benar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun