Mohon tunggu...
ade rizkiafdhita
ade rizkiafdhita Mohon Tunggu... Jurnalis - Yang muda yang berdaya

yang muda yang berdaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selain Tempat Wisatanya yang Indah, Bali Juga Kaya Akan Tradisi

16 Desember 2019   14:04 Diperbarui: 16 Desember 2019   14:05 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Bali, merupakan pulau yang berada di kawasan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan paling terkenal di hampir penjuru Dunia. Pulau ini menyimpan keindahan alam dan keunikan budaya yang masih melekat hingga saat ini. Selain itu keramah tamahan dari penduduknya juga menjadi ciri khas dari Pulau Bali, dan bisa membuat siapapun yang mengunjungi betah berlama-lama berwisata disana.

Budaya di Bali memang bisa dikatakan terlestarikan dari generasi ke generasi, bukan karena banyaknya wisatawan yang mengunjunginya,melainkan memang komitmen dari warga Bali yang akan terus mempertahankan kebudayaannya sehingga menjadi ciri khas dari Bali sendiri.

Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia,Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.

Lantas, budaya apa saja yang di Pulau Bali? Yuk, cari tahu di sini!

1. Upacara Ngaben

Upacara Ngaben merupakan bagian dari ajakaran agama Hindu. Tradisi ini bertujuan untuk menyucikan arwah orang meninggal. Bentuknya berupa pembakaran jenazah yang diletakkan dalam sebuah wadah. Setelah menjadi abu,pihak keluarga melarungkan ke laut atau sungai sebagai tanda melepaskan jiwa agar bersatu dengan Sang pencipta.

2. Gebug Ende Seraya

Gebug Ende seraya atau juga bisa disebuy perang rotan, merupakan warisan budaya dan tradisi leluhur yang masih dilakoni oleh warga Bali sampai saat ini, tradisi unik ini digelar berkaitan dengan musim kemarau atau bisa dibilang untuk memohon turun hujan pada sasih Kapat (Kalender Hindu Bali) atau pada bulan Oktober-Nopember. Letak geografis desa Seraya pada dataran tinggi cenderung tandus, mengandalkan peran alam terutama musim penghujan sangat diharapkan, dan akan menjadi kendala jika kemarau berkepanjang. Maka untuk itu Gebug Ende selalu digelar pada musim kemarau.

3. Tradisi Trunyan

Ada sebuah tradisi unik di Desa Trunyan, Bali, yang disebut Mepasah. Dalam Mepasah, jenazah tidak dikuburkan, melainkan dibiarkan terbaring di atas tanah. Uniknya, mayat tersebut hanya dibatasi pagar bambu sehingga bisa terlihat jelas.

Meski tempat tersebut penuh mayat, sama sekali tidak tercium aroma busuk. Pasalnya, di sana terdapat pohon taru menyan yang mampu menyerap bau. Usia pohon ini sudah ribuan tahun sehingga akarnya sangat kokoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun