Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banjir Sekelebatan

1 Maret 2023   22:04 Diperbarui: 1 Maret 2023   22:06 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Cus...ah..." Si biru pun mulai bergerak meninggalkan parkiran dan baru saja belokan pertama..

"Oh.... laa..laa.."

Dari jalan di sisi masjid genangan air berwarna coklat susu mulai terlihat beriak karena ulah beberapa kendaraan yang berlalu lalang. 

Oh ya..Di perumahan kami biasanya hanya terjadi genangan air sekelebatan dan jika curah hujan mereda maka aliran air genangan itu akan terbawa hilang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Tidak seperti beberapa perumahan lainnya yang mengalami banjir dari ketinggian 1 meter hingga hampir menenggelamkan rumah. 

Posisi lembaga kami tepat di belakang masjid besar blok D tempat domisili lembaga. Dahulu sebelum masjid besar itu dibangun warga di atas tanah fasilitas umum, lembaga kami jelas terlihat dari jalan raya perumahan. Memang lokasi lembaga sedikit menjorok ke dalam dari sisi jalan raya karena geografis tata letak perumahan. 

Beruntungnya lembaga kami yang letak masjid besar blok D tepatnya berada di depan sekolah. Sehingga kami dapat menggunakan fasilitas masjid untuk sesekali praktik salat berjemaah sesuai agenda sekolah. 

Sempat ingin kembali ke sekolah melihat genangan air berwarna kecoklatan itu menari-nari oleh ulah para pengendara yang melewatinya. Pada akhirnya genangan air sekelebatan efek hujan turun itu berhasil dilewati dan kondisi si biru baik-baik saja. 

Belokan kedua selepas gerbang akses keluar-masuk menuju blok D, si biru melaju tanpa gangguan. Hingga menuju jalan utama perumahan terdapat kali kecil tempat saluran warga menuju kali besar di belakang perumahan. Kali kecil yang membelah di tengah-tengah jalan utama perumahan penampakan keseharian sebelum intensitas debit air yang turun dari langit dalam kondisi aliran airnya lancar jaya dengan ketinggian air semata kaki. 

Kali kecil itu ditumbuhi tanaman liar di bagian sisi-sisinya. Ada juga warga yang memanfaatkan lahan di sepanjang kali kecil itu dengan tanaman produktif seperti tanaman singkong, aneka bunga untuk keindahan manakala mata memandang, atau pun pohon pelindung dari panas matahari.

Di saat demam Pandemi yang lalu, lahan-lahan di sepanjang kali kecil dimanfaatkan warga untuk sekadar mengisi waktu dengan menanam tanaman yang bisa menghasilkan seperti menanam tanaman obat keluarga, aneka tanaman hias dan lainnya. Begitu antusias warga memanfaatkan lahan kosong untuk menyalurkan hobi dan mengusir kejenuhan dari kondisi selama Pandemi yang lalu. Bekas-bekas nya masih ada tersisa tumbuh tak beraturan ditinggalkan karena kini sedang asyik dengan kegiatan bangkit dari Pandemi. 

Curah air hujan yang turun pada akhirnya tidak bisa ditampung oleh kali kecil yang banyak manfaatnya bagi warga perumahan. Debit air melebihi kekuasaan kali kecil ditambah pula ada penampakan onggokan sampah-sampah yang berkerumun terbawa arus menuju bundaran perumahan. Jalan raya utama pun tak nampak jelas tersamarkan oleh air kali yang meluap. Dengan perlahan si biru pun melintasi jalan menyusuri kali kecil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun