Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penawaran Paket Pernikahan Sesuai Budget

9 Oktober 2022   21:23 Diperbarui: 9 Oktober 2022   21:39 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kala Pandemi melanda negeri ini banyak perubahan pada semua sistem baik dari segi pendidikan, sosial, dan kemasyarakatan. Pengalaman seorang teman yang di saat Pandemi sedang naik daun harus mengadakan acara resepsi pernikahan anak pertamanya disuatu daerah yang sangat ketat protokoler perihal aturan mengadakan pesta, sempat ketar-ketir. 

Ya, di saat Pandemi protokoler untuk mengadakan acara sangat ketat dan harus izin terlebih dahulu pada pemegang kekuasaan setempat. Teman saya bercerita bagaimana persiapan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari mendadak harus merubah acara resepsi dengan jumlah undangan yang terbatas. 

Pembatasan jumlah undangan membuat teman saya kalut karena pada saat itu anaknya yang akan menikah di gedung dibatalkan dan beralih mengadakan pesta di rumah. Meskipun acara pernikahan di rumah tetap protokoler dijalankan. undangan dikurangi dan hanya keluarga besar yang diutamakan bisa menghadiri momen sakralnya.

Menyelenggarakan suatu acara seperti pernikahan tentunya sudah jauh hari direncanakan apakah acara ingin memakai gedung atau di rumah. Apakah memakai jasa katering atau memasak sendiri. Semua pastinya sudah dipersiapkan dengan sangat rinci. Tetapi apa daya rencana tinggal rencana dan semua harus merubah strategi agar hari pernikahan yang diimpikan tetap terlaksana. 

Pihak gedung yang sudah dibooking beberapa bulan sebelumnya, pihak katering yang sudah dipilih, dan model pelaminan yang dipilih pada akhirnya harus merelakan kehilangan uang muka yang sudah diberikan. Jika menuruti kata hati, tak rela rasanya harus kehilangan beberapa rupiah karena pembatalan sepihak. 

Dengan keikhlasan pada akhirnya teman merelakan kehilangan kesempatan untuk melaksanakan pernikahan anak pertamanya di gedung yang sudah ditentukan sebagai tempat resepsi. Tak mengurangi kesakralan acara resepsi pernikahan putra pertamanya tetap berlangsung meskipun di rumah. 

Pandemi membuat beberapa vendor pernikahan terpaksa juga harus mengurangi karyawannya karena masyarakat yang memakai  jasa pelayanan juga berkurang. Namun, kini pasca Pandemi beberapa vendor pernikahan mulai bergeliat kembali. 

Satu bulan ini banyak menghadiri undangan acara baik acara khitanan, atau pernikahan. Hampir tiap akhir pekan ada undangan yang harus dihadiri. Masa kebebasan untuk menyelenggarakan acara baik di rumah dan di gedung sudah mulai bisa dilaksanakan. 

Kembali teman saya kali ini mengundang untuk kembali akan menikahkan anak keduanya. Bukan karena trauma mengadakan acara resepsi di gedung saat menikahkan anak pertamanya dahulu, kali ini teman lebih memilih rumah sebagai tempat acara resepsi. 

Menurut teman biaya yang dikeluarkan untuk acara resepsi di gedung dan di rumah sama-sama ada kelebihan dan kekurangannya. Jika ingin mengadakan acara di gedung, kita hanya menyiapkan budget yang agak banyak karena ada biaya-biaya yang harus diperhitungkan. 

Budget  untuk acara di gedung tergantung pihak pemakai jasa apakah akan memilih satu vendor yang menyediakan paket lengkap dengan harga standar atau premium. Paket lengkap yang dimaksud terdiri dari pernak-pernik dekorasi pelaminan, MC acara, katering, baju pengantin, hingga jasa fotografer dan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun