Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membunuh Kebahagiaan

21 Januari 2022   09:10 Diperbarui: 21 Januari 2022   09:13 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi 

Aku si manusia lemah tanpa daya...
Tak memiliki kekuatan untuk melawan semua kebijakan
Jangan kau tanyakan tentang imbalan
Pagi buta aku tak pernah makan
Rasa lapar dan dahaga telah menjadi sahabatku dari hari ke hari

Aku bekerja keras membanting tulang hanya untuk menghindari sindiran sana-sini
Bersusah payah menahan mulut-mulut yang tak terkendali
Agar tak semakin menjadi-jadi

Di sini kerja keras adalah kunci mati
Untuk bisa menaikkan harga diri
Juga menghadirkan puja-puji yang kelak akan menjadi saksi
Bahwa gaji hanyalah isapan jempol belaka dari sebuah pengabdian
Kebijakan salah adalah asupan kami...
Tatkala bos-bos besar banjir uang
Mereka berpesta pora
Juga berdansa di atas penderitaan kami

Ketahuilah bahwa uang yang mereka simpan di perut
Adalah hak kami yang tersumbat
Mereka beralasan bahwa pengabdian lebih utama dari sekadar imbalan duniawi
Maka tak ada harapan bagi kami untuk sekadar menghirup napas
Menikmati hasil jerih payah yang telah kami raih bertahun-tahun lamanya
Dan kami telah berhasil membunuh kebahagiaan pada diri-diri ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun