Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melawan Seorang Penyihir

3 Agustus 2021   08:04 Diperbarui: 3 Agustus 2021   08:13 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bukan permasalahan suka atau tidak suka, sudah menjadi kewajibanku untuk menuntun manusia ke jalan yang benar. Tidak pernah ada satu pun agama di bumi ini yang mengajarkan pemeluknya untuk melukai diri. Entah apapun kepercayaannya, semua agama akan menjunjung tinggi keselamatan jiwa, bukan malah mengancam nyawa."

Sofia marah bukan kepalang, dia mengajak Ariyon bertaruh dalam sebuah eksekusi  mati berupa hukuman pancung. Siapa yang mati, dia sungguh tersesat. Terang saja Sofia berani bertaruh karena dia adalah seorang penyihir hebat yang bisa memanipulasi berbagai macam hal, termasuk penglihatan manusia. 

Bagi Ariyon yang hanya manusia biasa, sangat tidak mungkin menolak tawaran dari Sofia karena bagaimana pun, menerima atau menolak akan sama-sama dibunuh Sofia.

"Baik, aku terima tawaranmu."

Sudah terlanjur basah, lebih baik mandi. Sudah terlanjur mengungkap kebenaran,  ungkap pula kesesatan.

Tiba saatnya eksekusi pemenggalan kepala, Sofia terlebih dahulu maju. Seorang algojo mengayunkan sebuah pedang ke lehernya, namun berkat kekuatan sihir ia selamat dari eksekusi itu.

"Inilah salah satu mukjizat yang diberikan dewa Norus dan Sorus apabila kalian mau bersujud kepadanya."

Kini tiba saatnya eksekusi bagi Ariyon. Sang algojo mengayunkan pedang ke leher Ariyon dan... seketika darah segar keluar dari leher dan kepalanya terjatuh ke tanah. Ariyon mati seketika.

"Inilah akibatnya jika kalian ragu akan keagungan dewa Norus dan Sorus. Sedikit saja keimanan kalian berkurang, maka tak akan ada mukjizat yang datang kepada kalian."

Dengan sombong Sofia berkata di depan orang-orang Badui. Mereka mengangguk-angguk, seakan keimanan mereka bertambah kuat. Belum selesai mereka kagum dengan sihir Sofia, tiba-tiba terjadi gempa yang membelah bumi. Orang-orang di sana seketika jatuh ke dalam bumi, semua orang di sana mati tanpa terkecuali. Sesaat sebelum mati, sempat terpikir terpikir oleh mereka.

"Kami semua telah menyembah dewa Norus dan Sorus, mengapa kami tak mendapatkan mukjizat tatkala bencana alam datang melanda? Apakah ajaran Sofia benar-benar sesat sebagaimana yang dikatakan Ariyon?"

Pikiran semacam itu terlintas dalam benak mereka, sayang itu tak berarti apa-apa karena maut akan menjumpai mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun